Salin Artikel

FKUB Deli Serdang Berkunjung ke NTT, Pelajari Kerukunan Umat Beragama

FKUB Kabupaten Deli Serdang dipimpin ketua Waluyo bertemu pengurus FKUB Provinsi NTT di kantor FKUB NTT, Senin (7/11/2022).

Ketua FKUB Deli Serdang Sumut Waluyo mengatakan, pihaknya melakukan studi banding di NTT, karena mengagumi kerukunan umat beragama di wilayah yang berbatasan dengan Timor Leste dan Australia ini.

Dia menyebutkan, kerukunan di Provinsi NTT tinggi dan juga telah terbukti dengan indeks toleransi atau kerukunan umat beragama tertinggi di Indonesia.

"Kami kagum dengan kerukunan di NTT. Baru sedikit informasi yang kami dapatkan tetapi sudah kagum kami dengan NTT maka kami ingin informasi lebih tentang kerukunan NTT,"ujar Waluyo.

Waluyo mengatakan, FKUB Deli Serdang sangat antusias dengan kondisi fundamental perawatan umat beragama di Provinsi NTT, sehingga harus dipelajari.

"Kami tidak salah memilih NTT untuk belajar lebih banyak di sini tentang ini karena provinsi ini memiliki indeks kerukunan umat beragama terbaik di Indonesia," ujarnya.

Waluyo bertekad mewujudkan kerukunan di Deli Serdang seperti di Kupang dan NTT.

Pengurus FKUB NTT, Sisilia Sona, dalam kesempatan tersebut bersama Ketua FKUB NTT Yuliana Salosso turut memberikan wawasan kerukunan agama di NTT.

Wilayah NTT kata Sisilia, terdiri dari kepulauan tetapi antisipasi atau mencegah terkait adanya konflik sangat diperhatikan untuk meredam adanya hal-hal tidak diinginkan.

"Sejak tahun 2000-an tidak ada konflik serius mengenai konflik agama," Sisilia yang juga mantan kepala Kesbangpol NTT. Menurut dia, NTT sebagai Indonesia mini dengan berbagai suku dan agama.

Toleransi yang tinggi, lanjut Sisilia, telah menjadi bagian dari kultur masyarakat yang saling menghargai dan melengkapi juga melekat dari antara warga masyarakat NTT.

"Ini menjadi hal wajar bagi kami, hidup berdampingan dan berbeda-beda dengan saling menghargai. Kita bersebelahan dalam keseharian dan saling mengadakan acara atau silaturahmi satu sama lain," kata Sisilia.

Dia menjelaskan, kultur masyarakat NTT yang toleran sudah sangat mengakar dalam kehidupan sehari-hari, sehingga tidak ada pembedaan seperti misalnya untuk mencari tempat tinggal, tempat kerja maupun sekolah berdasarkan latar belakang agama.

Untuk Kota Kupang sendiri, lanjut Sisilia, pembangunan rumah ibadah juga melibatkan umat maupun pemimpin dari agama lainnya dan tidak ada pembatasan atau larangan seperti yang terjadi belakangan di provinsi lainnya.

"Karena kita punya kesadaran lokal bahwa kita semua saudara," ujar dia.

Masih menurut Sisilia, pemerintah di NTT sendiri sering berkomunikasi dengan semua pemimpin agama maupun melibatkan semua pemimpin agama dalam berbagai kegiatan di masyarakat.

"Ada kearifan lokal dan masalah agama tidak menjadi persoalan serius. Pemerintah membangun komunikasi dengan pemimpin agama, dan ada kerjasama pemerintah dan pemimpin agama untuk pelaksanaan program, pemimpin agama bisa menyampaikan tentang kerukunan di wilayah masing-masing," jelasnya.

Pendekatan penyelesaian juga dilakukan dengan memegang simpul-simpul masyarakat yakni tokoh kunci di tiap agama, membangun komunikasi dengan tokoh pemuda inter dan antar agama karena menjadi sumber informasi bagi pemerintah dan FKUB.

https://regional.kompas.com/read/2022/11/08/081215578/fkub-deli-serdang-berkunjung-ke-ntt-pelajari-kerukunan-umat-beragama

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke