Salin Artikel

Jurus Wali Kota Banjarmasin Menata Pemukiman dan Transportasi Sungai

JAKARTA, KOMPAS.com - Kota Banjarmasin dikenal sebagai The City of a Thousand Rivers atau kota seribu sungai. 

Ini sebenarnya hanya julukan semata lantaran ke kota yang berada di Kalimantan Selatan itu memiliki banyak sungai.

Jumlah pasti dalam inventarisir Pemerintah Kota Banjarmasin, ada sekitar 290 sungai maupun anak sungai di wilayah itu.

Banjarmasin dilintasi dua sungai besar yakni Barito dan Martapura.

Bukan perkara mudah untuk menjaga sungai maupun anak sungai di wilayah ini tetap terjaga bersih.

Wali Kota Banjarmasin Ibnu Sina sejak tahun 2016 di periode pertama dirinya menjabat sudah menaruh perhatian terhadap sungai. 

Dia memulai kebijakan merubah mindset masyarakat yang selama ini menjadikan sungai sebagai halaman belakang rumah. 

Sungai, lanjut Ibnu, harus dianggap sebagai beranda depan rumah. 

"Selama 2 periode kami mengedukasi masyarakat, membalikan mindset masyarakat bahwa sungai adalah beranda depan rumah, jangan jadi beranda belakang. Karena kalau beranda belakang, apa saja dibuang ke belakang. Tapi, kalau sudah jadi halaman rumah, tidak mungkin dibuang sampah ke pelataran rumah sendiri," kata Ibnu, saat berkunjung ke kantor Kompas.com dalam program Nusaraya, Kamis (22/9/2022).

Di bawah kepemimpinannya, Ibnu menjalankan program normalisasi dan revitalisasi sungai. 

Pada 2018 hingga 2019, dia mendadani rumah-rumah kumuh sepanjang 2 kilometer yang berada di bantaran Sungai Martapura agar menjadi lebih rapi. 

Kawasan yang ditata itu yakni Kampung Hijau, Kampung Biru dan Kampung Sasirangan.

"Dengan konsep 100 rumah diberi subsidi Rp 20 juta, kemudian perbaiki halaman belakang rumahnya, jadikan tampak depan," ujar Ibnu.

Saat ini, jika melakukan wisata susur sungai ke Lok Baintan untuk melihat pasar terapung, masyarakat bisa melihat rumah-rumah di kampung-kampung tadi sudah bagus.

Warga setempat tidak lagi menjadikan sungai bak toilet umum.

"Jadi kita bangun titiannya, punya dua fungsi, pertama sebagai halaman depan rumah mereka, kedua titian ini adalah pembatas, tidak boleh membuat rumah, melebarkan rumah, melebihi. Ada yang menjorok (ke sungai) itu kita robohkan," ujar dia.

Saat ini, Kampung Hijau dan Biru terlihat indah. Kini makin banyak orang berwisata ke sana. 

Para pehobi sepeda atau goweser juga kerap bersepeda menyusuri sungai melalui jalur di pinggirannya. 

Ibnu juga membentuk pemangku di setiap sungai yang bertanggung jawab mengajak warga memelihara dan menjaga sungai.

"Jadi setiap sungai itu ada pemangkunya di Banjarmasin. Ada 52 pemangku sungai yang bertanggung jawab menjaga. Mereka ini yang setiap akhir pekan mengajak masyarakat ayo gotong royong, ayo bersih sungai dan lingkungan, mereka yang mengerakan sudah aktif 5 tahun," ujar dia.


Transportasi sungai

Sungai yang ada di Banjarmasin merupakan urat nadi bagi masyarakat. Tidak hanya sebagai tempat wisata, tapi juga menjadi jalur transportasi.

Ibnu menuturkan, tahun ini pihaknya membangun sejumlah dermaga di sungai. Tujuannya untuk menghubungkan transportasi sungai dan darat.

"Tahun ini kami selesaikan Dermaga Nol Kilometer Banjarmasin, sebagai interchange antara transportasi sungai baik itu antarperahu klotok dengan Bus Trans Banjarmasin," ujar Ibnu.

Pihaknya merintis transportasi sungai agar mobilitas penduduk bisa bergerak lancar.

Banjarmasin, merupakan kota terpadat di Pulau Kalimantan. Populasi penduduknya 700.000 di luas wilayah yang hanya 98,46 kilometer persegi. 

Banjarmasin masuk ke dalam daerah Banjarbakula, sebuah wilayah metropolitan seperti Jabodetabek.

Ada lima kabupaten dan kota di dalam Banjarbakula yakni Banjarmasin, Banjarbaru, Kabupaten Banjar, Tanah Laut dan Barito Kuala.

Sebagai episentrum pertumbuhan ekonomi, perdagangan dan jasa, dalam sehari ada pergerakan hampir 200.000-300.000 jiwa ke Banjarmasin. 

Karenanya, dibuatlah kesatuan dan manajemen transportasi. Setelah Trans Banjarbakula dan Trans Banjarmasin beroperasi, mobilitas penduduk terayomi dengan baik.

Namun, kemacetan masih kerap terjadi di tiga pintu Kota Banjarmasin karena mobilitas penduduk yang demikian besar. 

"Itu menghajatkan ada moda transportasi yang masif, sehingga kemudian kami berharap Trans Banjarmasin kemudian Trans Banjarbakula dan transportasi sungai ini bisa sinkron. Sungai kan bebas macet, kalau kami bisa siapkan fasilitas semacam feri atau yang memadai, bisa mencegah terjadinya kemacetan di pagi dan sore hari," ujar dia. 

https://regional.kompas.com/read/2022/09/23/183513478/jurus-wali-kota-banjarmasin-menata-pemukiman-dan-transportasi-sungai

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke