Salin Artikel

Ini Alasan Bupati dan Ketua DPRD Banyumas Kabur Saat Debat dengan Mahasiswa dalam Demonstrasi

BANYUMAS, KOMPAS.com - Bupati dan Ketua DPRD Banyumas kabur saat berdebat dengan mahasiswa dalam aksi penolakan kenaikan harga BBM bersubsidi di depan Pendapa Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Senin (5/92/2022) sore.

Bupati Banyumas Achmad Husein mengatakan, ia memilih meninggalkan lokasi aksi karena situasi saat itu sudah tidak kondusif.

"Sudah tidak kondusif untuk diskusi," kata Husein ketika dikonfirmasi melalui pesan singkat, Selasa (6/9/2022).

Husein mengatakan, tuntutan mahasiswa agar Bupati dan Ketua DPRD menandatangani surat penolakan kenaikan harga BBM bersubsidi telah terpenuhi.

"Yang BBM sudah kami penuhi. UMR juga pasti naik tiap tahun, tapi tetap harus melewati mekanisme dan yang menyetujui juga gubernur, sampai di sini buntu," ujar Husein.

Saat itu perwakilan mahasiswa ngotot meminta komitmen bupati untuk menaikkan UMR apabila pemerintah tidak menurunkan harga BBM bersubsidi.

Terkait ancaman aksi selanjutnya dengan massa yang lebih besar, Husein mengatakan, tidak mempersoalkannya.

"Ya ndak papa," kata Husein.

Namun Husein belum dapat memastikan akan kembali menemui massa atau tidak.

"Akan dirapatkan dengan Forkompimda, lihat sikon," ujar Husein.

Sementara itu, Ketua DPRD Banyumas Budhi Setiawan menganggap, pernyataan yang disampaikan sudah menjawab tuntutan mahasiswa.

"Sudah cukup sekali, emangnya mau apa lagi?" kata Budhi melalui pesan singkat.

Diberitakan sebelumnya, sekitar 1.000 mahasiswa menggelar aksi menolak kenaikan harga BBM bersubsidi di depan Pendapa Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Senin (5/9/2022) sore.

Aksi tersebut sempat memanas, karena Bupati dan Ketua DPRD Banyumas meninggalkan lokasi aksi.

Mahasiswa melempari polisi dengan botol air mineral. Aksi saling dorong antara mahasiswa dan polisi juga tak terhindarkan.

Peristiwa itu bermula saat Bupati Banyumas Achmad Husein dan Ketua DPRD Budhi Setiawan menemui para demonstran di atas mobil komando.

Koordinator aksi Bagus Hadi Kusuma kemudian meminta Bupati dan Ketua DPRD untuk memandatangani surat pernyataan menolak kenaikan harga BBM bersubsidi.

Bupati dan Ketua DPRD menyanggupi permintaan tersebut. Namun keduanya menyatakan bukan pengambil kebijakan, sehingga hanya akan menyampaikan aspirasi tersebut ke pusat.

"Saya akan sampaikan aspirasi kalian, kalau perlu kita bersama-sama ke DPR atau ke kantor presiden," kata bupati.

Debat antara koordinator aksi dengan Bupati dan Ketua DPRD pun tak terhindarkan, karena mahasiswa tak puas dengan jawaban tersebut.

Namun Ketua DPRD tiba-tiba turun dari mobil komando meninggalkan demonstran melalui kerumunan mahasiswa.

Tidak berhenti di situ, koordinator aksi meminta jaminan kepada bupati untuk menaikan UMR apabila pemerintah tidak menurunkan harga BBM bersubsidi.

Bupati menyatakan, untuk menentukan UMR membutuhkan kajian yang mendalam. Ia tidak bisa memutuskannya sendiri.

Setelah hampir satu jam terlibat debat dengan mahasiswa, bupati kemudian menyusul ketua DPRD meninggalkan demonstran.

Karena tuntutan belum terpenuhi, mahasiswa mengancam akan melakukan aksi dengan massa yang jauh lebih banyak.

https://regional.kompas.com/read/2022/09/06/103740978/ini-alasan-bupati-dan-ketua-dprd-banyumas-kabur-saat-debat-dengan-mahasiswa

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke