Salin Artikel

Mengenal Daniel Sihite, Lulusan Doktor Temuda Universitas Cenderawasih, Sukses berkat Motivasi Nenek

JAYAPURA, KOMPAS.com - Di balik senyum seseorang selalu ada perjuangan panjang yang telah dilaluinya. Seperti yang tersirat dalam perjalanan Daniel Tri Sihite. Peraih gelar doktor termuda di Universitas Cenderawasih Jayapura, Papua, ini harus melalui lika-liku kehidupan.

Pemuda yang akrab disapa Danny ini kehilangan kasih sayang orangtua sejak duduk di bangku kelas 4 Sekolah Dasar (SD). Sebab, orangtuanya memutuskan untuk berpisah. Danny kecil mungkin belum mengerti arti dari perpisahan kedua orangtuannya, tetapi ia merasakan bagaimana kehilangan kasih sayang seorang ibu dan bapaknya. Ia dibesarkan oleh neneknya.

Lahir dari keluarga broken home tidak menyurutkan semangat Danny untuk melanjutkan pendidikannya. Hal ini tidak lepas dari motivasi dan semangat seorang nenek yang mengasuhnya sejak kecil.

“Waktu mama dan bapak memutuskan berpisah saya masih kelas 4 SD. Kami akhirnya tinggal bersama nenek untuk sekolah,” katanya kepada Kompas.com di Jayapura, Jumat (12/8/2022).

Danny lahir pada 26 Oktober 1993 di Kampung Prafi, Kabupaten Manokwari, Papua Barat. Ia merupakan mahasiswa termuda yang meraih gelar doktor di universitas tertua dan pertama di tanah Papua ini.

Pemuda berusia 28 tahun ini merupakan anak ketiga dari empat bersaudara. Ia menghabiskan masa kecil hingga menyelesaikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kampung Prafi Kabupaten Manokwari.

“Saya lahir dan menghabiskan masa kecil, SD dan SMP di Prafi Manokwari. Kemudian melanjutkan Sekolah Menengah Atas (SMA) di Wosi Dalam Kabupaten Manokwari,” ucapnya.

Pegawai honorer

Danny menyelesaikan kuliah strata satu (S1) pada tahun 2011-2015 di Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga, Jawa Tengah, dengan mengambil Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi.

Setelah itu, Danny melanjutkan kuliah S2 di kampus yang sama dengan mengambil kosentrasi Sosiologi Agama pada 2016 dan berhasil menyelesaikan studi magisternya pada tahun 2017.

“Saya kerja sebagai pegawai honorer di Kanwil Kemenag Papua sambil saya kuliah doktor. Baru kurang lebih dua tahun ini bekerja di Kemenag,” ungkapnya.

Menjadi pegawai honorer di Kemenag Provinsi Papua tak menghalangi semangat Danny untuk meraih gelar doktor. Ia berhasil meraih gelar doktor dengan waktu tempuh 2 tahun delapan bulan.

“Saya memang hanya honorer di Kemenag, tetapi saya buktikan bahwa bisa lulus doktor dengan waktu yang tergolong cepat di Universitas Cenderawasih,” jelasnya.

Jual puding

Gelar doktor yang disandang oleh Danny saat ini tidak terlepas dari pengorbanan yang telah ia lakukan, terutama dalam mencari biaya studi setiap semester yang kurang lebih sekitar Rp 20 juta.

Biaya semester ini tentu tidaklah mudah, apalagi Danny hanya merupakan pegawai honorer. Untuk membiayai studi doktornya, Danny harus mencari berbagai cara guna mendapatkan uang, salah satu dengan membuat dan menjual puding.

“Saya belajar buat puding dan saya jual kepada teman kerja, warga jemaat di gereja dan warga masyarakat di tempat saya tinggal. Hasil dari jualan puding ini saya simpan untuk menambah biaya studi doktor saya,” ungkapnya.

Bagi Danny, tidak ada alasan untuk malu untuk berjualan puding dalam membiayai pendidikannya. Sebab, berjualan merupakan pekerjaan yang halal.

“Kita berjualan sambil pendidikan. Apalagi hasil berjualan kita untuk biaya pendidikan tentu tidak perlu malu, sebab berjualan di pasar ataupun berjualan apa saja merupakan pekerjaan yang halal dan pekerjaan yang mulia,” ujarnya.

Pada 27 April 2022, Danny resmi mengikuti sidang doktor secara tertutup untuk mempertanggungjawabkan penulisan disertasi yang ditulisnya untuk meraih gelar doktor Sosiologi Pembangunan Program Ilmu Sosial di Universitas Cenderawasih.

Disertasi yang ditulis oleh Danny berjudul “Peningkatan Modal Sosial Masyarakat Kampung Tobati dalam Pengembangan Pariwisata (Studi Kasus Pantai Wisata Hamadi) Kota Jayapura”.

Kemudian, pada 8 Agustus 2022, Danny mengikuti ujian promosi doktor terbuka di Auditorium Universitas Cenderawasih hingga dinyatakan lulus dan berhak menyandang gelar doktor.

Danny berpesan kepada anak-anak muda Papua agar fokus untuk meraih masa depannya.

“Kita harus bedakan mana hobi dan mana cita-cita. Saya pesan untuk anak-anak muda di Papua agar fokus untuk meraih cita-cita dan masa depan dengan bersekolah dan meraih pendidikan yang lebih tinggi. Karena semakin tinggi pendidikan kita, maka kita akan dihargai,” ucapnya.

Kop Promotor, Ave Lefaan menyebut, Danny lulus doktor dengan predikat cumlaude. Lefaan mengungkapkan bahwa gelar doktor yang diraih oleh Danny tidak terlepas dari kerja keras dan semangat untuk meraih cita-cita.

“Ini hasil yang sangat baik, sebab Daniel (Danny) bisa lulus doktor dengan predikat cumlaude. Ini menunjukkan bahwa dosen-dosen pembimbing juga cukup berkualitas untuk membimbing Daniel dan lulusan doktor dari Universitas Cenderawasih yang patut diperhitungkan,” ungkapnya.

https://regional.kompas.com/read/2022/08/15/151801878/mengenal-daniel-sihite-lulusan-doktor-temuda-universitas-cenderawasih

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke