Salin Artikel

Legenda Danau Ranau, Kisah Pertarungan Rakian Sukat dengan Sepasang Naga

KOMPAS.com - Danau Ranau yang merupakan danau terbesar kedua di Pulau Sumatera setelah Danau Toba.

Danau ini terletak di perbatasan antara Provinsi Sumatera Selatan dan Provinsi Lampung.

Air Danau Ranau berasal dari Sungai Warkuk yang kemudian mengalir ke menuju Sungai Selabung yang merupakan salah satu dari anak Sungai Komering.

Konon Danau Ranau hingga kini dijaga oleh ular naga jantan yang jika muncul maka akan timbul malapetaka.

Dikutip dari buku Naga Emas Danau Ranau (2016) karya Yulfi Zawarnis, berikut adalah cerita singkat tentang Legenda Danau Ranau.

Legenda Danau Ranau

Alkisah di kaki Gunung Seminung, masyarakat di sebuah Kampung Sukau hidup dengan sebuah pantangan. Mereka tidak boleh mencuri kayu dan berburu di Hutan Seminung.

Hal ini karena di dalam hutan ada pohon Haru atau Aru yang dipenuhi ular. Orang-orang yang tersesat di dalam Hutan Seminung karena mendekati pohon itu pun konon takkan pernah bisa kembali.

Suatu ketika Kampung Sukau kedatangan sosok pria yang gagah dan tampan. Ia dikenal dengan nama Rakian Sukat, yang memiliki maksud mencari tempat bertapa.

Rakian Sukat singgah sejenak di Kampung Sukau sebelum masuk ke Hutan Seminung. Di kampung itu, ia juga bercengkrama dengan warga setempat.

Rakian Sukat pun mendengar kisah warga setempat tentang Pohon Haru yang penuh ular. Dalam benaknya muncul niat untuk menebang pohon yang telah membuat warga begitu resah.

Perjalanan Rakian Sukat di Hutan Seminung pun dimulai. Menjelang matahari terbit ia pun sampai di pohon yang berbahaya tersebut.

Kekuatan Pohon Haru berusaha menghipnotis Rakian Sukat dengan rasa kesedihan, dan seolah-olah Pohon Haru tersebut bisa mengatasi kesedihannya tersebut.

Namun ia cepat tersadar dari tipu daya Pohon Haru dan segera mengeluarkan pedang sakti yang diberikan sang guru. Ia merasa akan ada bahaya yang segera datang.

Benar saja, muncul sepasang naga bersisik emas yang menyerangnya bertubi-tubi. Sisik mereka yang berkilauan membuat Rakian Sukat sempat terkejut dengan penampakan tersebut.

Pertempuran terjadi begitu lama dari matahari terbit hingga matahari hampir tenggelam. Pada akhirnya naga betina terlihat kelelahan.

Rakian Sukat memanfaatkan kesempatan itu untuk melumpuhkan naga betina. Naga betina jatuh terkulai dan berubah menjadi pedang sakti yang panjang.

Hal ini membuat naga jantan begitu marah, namun ia terlalu lemah untuk terus melawan Rakian Sukat. Naga jantan itu kemudian pergi menghilang ke dalam tanah yang meninggalkan sebuah lubang yang mengeluarkan air.

Sementara Rakian Sukat menggunakan pedang jelmaan naga betina untuk menebang Pohon Haru. Dengan susah payah ia mengeluarkan tenaga hingga pohon besar itu akhirnya tumbang.

Serpihan Pohon Haru yang berjatuhan ke air dengan ajaib berubah menjadi ikan. Sementara batang dan cabangnya yang begitu besar menjelma menjadi sungai-sungai kecil yang mulai dipenuhi air yang keluar dari dalam lubang.

Air terus menggenang dan meluas hingga membentuk danau. Danau tersebut konon dijaga oleh seekor naga jantan yang akan menebar wabah penyakit jika terjadi kemaksiatan di sekitar danau.

Danau tersebut kini dikenal dengan nama Danau Ranau yang berarti indah dan nyaman.

Sumber: disdik.purwakartakab.go.id 

https://regional.kompas.com/read/2022/06/08/194022578/legenda-danau-ranau-kisah-pertarungan-rakian-sukat-dengan-sepasang-naga

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke