Salin Artikel

Tari Hudoq Asal Dayak, Tarian Pengusir Hama Bernuansa Mistis

KOMPAS.com - Tari Hudoq merupakan salah satu hasil budaya dari Provinsi Kalimantan Timur.

Tari Hudoq merupakan tarian Suku Dayak yang tidak hanya bernilai estetis namun juga memiliki filosofi.

Tarian ini pernah mendapat Rekor MURI dengan pertunjukkan tarian selama 25 jam yang berlangsung di Desa Ujoh Bilang, Mahakam Ulu, Kalimantan Timur pada 25 Oktober 2019.

Karena keistimewaannya, tari Hudoq juga telah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda oleh Kemendikbud.

Kehidupan orang Dayak, seperti Dayak Modang, Dayak Bahau, Dayak Kayan, dan Dayak Kenyah masih memegang budaya dengan nuansa mistisnya.

Hal ini juga dapat diamati dari kesenian tari tradisional Hudoq dan juga asal-usulnya.

Melansir laman warisanbudaya.kemdikbud.go.id, asal-usul tari Hudoq berasal dari kisah seorang anak raja bernama Halaeng Heboung di Kampung Laham Kejin, Epa Kejin, Apo Kayan.

Sang anak raja diketahui menikah dengan Selo Sen Yaeng yang merupakan makhluk gaib dari sungai.

Awalnya Tarian Hudoq dipercaya dilakukan untuk menjaga hubungan yang terjalin antara Halaeng Heboung dengan Selo Sen Yaeng.

Sementara melansir laman intisari.grid.id, Tarian ini kemudian dibuat Halaeng Heboung untuk mengusir roh halus dan juga hama yang mengganggu pertanian rakyatnya.

Unsur mistis berasal dari topeng-topeng yang dibuat para dukun dari bentuk makhluk halus dalam air dengan rupa menyeramkan yang pernah mereka lihat.

Tari Hudoq merupakan tari berkelompok yang ditarikan enam hingga delapan orang dengan menggunakan beberapa properti.

Tari tradisional ini identik dengan topeng berbagai bentuk yang digunakan para penari.

Melihat asal namanya, Hudoq memiliki makna penjelmaan binatang, leluhur, dan para dewa.

Topeng binatang digambarkan dengan bentuk- bentuk khas seperti roh guntur (delay), roh harimau (lejie), roh penolong manusia ke alam baka (pen leih), roh buaya (wah jaeg), roh ikan belut (telea), roh burung elang (nyehae), roh babi (ewoa), jelmaan roh manusia (sehuen), roh kera (yoq), dan jelmaan roh pengganggu (hedoq menlieu).

Topeng-topeng ini terbuat dari kayu khusus, seperti Jelutung, Pelay, atau Kemiri yang ringan dan tahan lama.

Selain topeng, digunakan pula kostum yang terbuat dari daun pisang, daun kelapa, atau daun pinang.

Selain itu, sebagai ciri khas digunakan pula hiasan dari bulu burung enggang di mahkota atau kepala para penari.

Sementara pemimpin tarian akan membawa tongkat yang akan dihentak-hentakkan sesuai iringan.

Erat dengan mata pencaharian masyarakat yang berhubungan dengan pertanian, tari tradisional ini dilakukan untuk mengawali musim bercocok tanam.

Tari Hudoq ditarikan dengan diawali dengan Sakaeng Ngaweit yang berisi berbagai permohonan.

Fungsi tarian ini dipercaya dapat menghalau hama tanaman yang akan mengganggu hasil pertanian.

Selain itu doa-doa yang dipanjatkan juga mengharapkan kesuburan dan hasil panen yang melimpah.

Sehingga tarian ini tak hanya berfungsi sebagai tradisi saja namun melambangkan keharmonisan antara manusia dengan alam.

Sumber:
warisanbudaya.kemdikbud.go.id 
dispar.kaltimprov.go.id 
rri.co.id 
muri.org 
intisari.grid.id 

https://regional.kompas.com/read/2022/02/06/173207278/tari-hudoq-asal-dayak-tarian-pengusir-hama-bernuansa-mistis

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke