Salin Artikel

Seorang Mahasiswi Hendak Bunuh Diri di Sungai Brantas Kediri, Sempat Jadi Korban Pencopetan

Saat diketahui pengguna jalan, perempuan itu sudah berada di atas pagar pembatas jembatan. Perempuan itu terlihat linglung.

Beberapa pengguna jalan khawatir dengan kondisi perempuan itu. Sehingga, mereka berhenti dan menolongnya. Sebagian lain juga menghubungi polisi.

Berkat kerja sama warga dan polisi, perempuan itu akhirnya ditarik dari pagar jembatan. 

Kepala Seksi Humas Polres Kediri Kota Iptu Henry Mudi Yuwono mengatakan, usai penyelamatan, perempuan itu langsung tak sadarkan diri.

Petugas juga tak menemukan identitas dalam barang bawaan korban.

"Korban lalu dibawa ke RS Muhammadiyah untuk perawatan lebih lanjut," ujar Iptu Henry pada Kompas.com, Selasa (11/1/2022).

Setelah kondisi korban membaik, diketahui perempuan itu merupakan AS (22), warga Bandung, Jawa Barat, yang kuliah di Fakultas Ekonomi sebuah universitas di Malang.

Berdasarkan pemeriksaan awal, kata Henry, korban melakukan tindakan itu karena diduga depresi setelah ditinggal sang ibu.

Henry menambahkan, AS menolak saat diminta keterangan lebih lanjut. Ia memaksa untuk pulang.

Sehingga, polisi berkoordinasi dengan Dinas Sosial Pemkot Kediri untuk menangani kasus tersebut.

"Lalu kami serahkan kepada Satpol PP dan Dinsos," jelas Henri.

Korban pencopetan

Kepala Dinas Sosial Kota Kediri Triyono Kutut mengatakan, AS menjadi korban pencopetan saat dalam perjalan dari Bandung ke Malang.

"Saat turun di Bra'an ( wilayah Kertosono untuk berganti kendaraan) dompetnya hilang," ujar Triyono kepada Kompas.com, Selasa.


Akibat kehilangan dompetnya, AS tak tentu arah. Sampai akhirnya AS tiba di Kota Kediri dan mencoba bunuh diri.

Triyono menambahkan, dinas sosial telah berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan untuk memfasilitasi AS melanjutkan perjalanan ke Malang.

"Jadi kemarin sudah diantar ke terminal untuk berangkat ke Malang," jelas Triyono.

Kontak bantuan

Psikolog RS Gambiran Kota Kediri Kristika Sadya mengatakan, bunuh diri bukan solusi atas suatu masalah. Setiap masalah, kata dia, pasti ada jalan keluarnya.

Oleh sebab itu, kata dia, hal yang perlu dilakukan saat dalam pikiran kalut adalah membicarakannya dengan orang terdekat.

"Speak up kepada orang terdekat yang dianggap nyaman dan dipercaya. Agar beban batin dapat terkurangi," ujar Sadya.

Ia juga mengimbau masyarakat untuk bersikap terbuka, menghargai, berempati, dan tidak mudah menghakimi kondisi yang dihadapi orang lain.

Masyarakat, dia menambahkan, juga bisa memanfaatkan layanan pendampingan psikologis dari Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI) di nomor 119 Ext 8.

Bunuh diri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu. Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup. Anda tidak sendiri.

Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada. Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling, Anda bisa simak website Into the Light Indonesia di bawah ini:
https://www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri/hotline-dan-konseling/

https://regional.kompas.com/read/2022/01/11/180112878/seorang-mahasiswi-hendak-bunuh-diri-di-sungai-brantas-kediri-sempat-jadi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke