Salin Artikel

Tari Piring dari Sumatera Barat, Ini Sejarah dan Makna Gerakan

KOMPAS.com - Tari Piring yang berasal dari Solok, Sumatera Barat, dikenal sebagai
tari penyambutan tamu terhormat atau pembukaan upacara adat.

Dalam bahasa Minangkabau, Tari Piring disebut sebagai Tari Piriang, adalah tari tradisional
Minangkabau yang menampilkan atraksi mengggunakan piring.

Para penari akan mengayunkan piring di tangan mengikuti gerakan-gerakan cepat yang teratur. Bagi mata awam, gerakannya terlihat ruwet namun di akhir tarian tidak ada satu piringpun yang jatuh. Gerankan ini mengambil dari gerakan silat Minangkabau atau dikenal silek.

Gerakan Tari Piring

Gerakan Tari Piring meletakkan dua piring di atas dua telapak tangan. Penari mengayunkan
piring dalam gerakan-gerakan yang cepat, diselingi dengan mendentingkan piring atau dua cincin di jari penari dengan piring yang dibawanya.

Di akhir tarian, biasanya, penari akan melemparkan piring ke lantai dan penari akan menari di atas pecahan-pecahan piring.

Dikutip dari laman kemlu.go.id, Tari Piring dipopulerkan Huriah Adam. Jumlah penari biasanya ganjil, mulai tiga sampai tujuh orang. Penari akan menggunakan pakaian berwarna cerah bernuansa merah dan kuning yang dilengkapi dengan penutup kepala.

Musik pengiring Tari Piring merupakan kombinasi alat musik talempong dan saluang. Pada awal tarian, tempo musik mengalun lembut dan teratur namun lama kelamaan berubah menjadi cepat.

Sejarah Tari Piring

Sejarah Tari Piring berasal dari Solok, Sumatera Barat. Menurut legenda, awalnya tari ini
merupakan ritual ucapan rasa syukur masyarakat setempat kepada dewa-dewa yang telah memberi hasil panen yang melimpah ruah.

Ritualnya dilakukan dengan membawa makanan yang terletak di dalam piring sembari melangkah dengan gerakan-gerakan dinamis.

Setelah masuknya agama Islam, Tari Piring tidak lagi digunakan untuk ritual upacara rasa syukur. Tari Piring digunakan sebagai sarana hiburan bagi masyarakat banyak yang ditampilkan pada acara-acara keramaian.

Di daerah lain, ada juga tarian tradisional untuk menyambut tamu, seperti Tari Saman (Aceh),
Tari Pendet (Bali), dan Tari Jaipong (Jawa Barat).

https://regional.kompas.com/read/2021/12/21/183503078/tari-piring-dari-sumatera-barat-ini-sejarah-dan-makna-gerakan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke