Salin Artikel

Kisah Pemburu Kapok Tembak Seekor Ayam Hutan, Tekor Harus Ganti Jadi 6 Ekor, Senapan Barunya Pun Dipotong Jadi 3

Jalan aspal halus membelah hutan. Saat berada pada tepi jalan itu, Susanto (33) bersama dua temannya, yakni Rochmat (27) dan Irfan (24), menangkap seekor ayam hutan dan membawanya pulang untuk disantap.

Warga asal Kabupaten Bantul itu mengingat lagi peristiwa pada awal November 2021 lalu. Saat itu, ia menenteng senapan angin kaliber 4,5 mm. Senapan yang baru dibeli seharga Rp 800.000 empat bulan lalu.

Ketika itulah Susanto dkk melihat ada ayam hutan di tepi jalan Kaliwilut, lantas ditembak. Ayam dibawa pulang untuk dimakan.

Tak lama kemudian, ia dan dua temannya berurusan dengan polisi akibat menembak ayam di sana. Berawal dari warga yang keberatan dengan perburuan ayam itu memfoto lalu mengunggahnya ke Facebook.

Susanto mengaku tidak tahu kalau itu daerah dilarang berburu oleh warga.

“Saya pas lewat sini, pas ada ayam. Saya cuma muter-muter mau santai-santai. Tidak niat berburu. Ada sesuatu saya tembak, saya bawa pulang, dimasak,” kata Susanto, Jumat (10/12/2021).

Ia mengaku tidak tahu kalau kawasan itu dijaga warga dari kegiatan berburu.

“Saya tidak mau lagi berburu. Apalagi di tempat ini,” kata Susanto. Ia mengaku menyesal sekali.

Polisi minta Susanto dkk ganti satu ekor ayam hutan jadi 6 ekor

Foto Susanto dan teman-temannya telanjur terpampang di FB. Aksi mereka dihujat netizen hingga polisi turun tangan dan memeriksa ketiganya.

Kasusnya berselang satu bulan, polisi lalu menerapkan restorative justice pada kasus ini. Namun, Susanto dkk harus mengganti ayam hutan itu dalam bentuk menyediakan enam ayam hutan lain. Lalu, mereka melepaskannya kembali ke Perbukitan Jering ini.

Selain itu, senapan yang dipakai berburu disita dan dimusnahkan.

“Saya mengganti ayam alas dengan membeli tiga pasang ayam alas lain di Pacitan. Total lebih dari dua juta Rupiah, tapi mati satu. Kemudian saya beli satu lagi harga Rp 500.000. Pencariannya dibantu teman,” kata Susanto.


Cerita dukuh: tak ada warga buru dan makan ayam hutan, dibiarkan berkembang

Sementara itu, Dukuh Kaliwilut, Gunawan mengungkap, warga menghargai keberadaan hutan di Perbukitan Jering ini.

Terutama karena hutan menjadi tempat berkembang ayam hutan sejak lama. Tidak diketahui populasinya, namun dinilai jumlahnya banyak.

Mereka hidup di sekitar enam hektar hutan jati, sebagian besar masuk wilayah Kaliwilut sebagian lagi di Pedukuhan Tegowanu.

Menurut Gunawan, warga menjaga keberlangsungan ayam hutan ini sejak lama. Bahkan warga sering mendapatkan telur-telur ayam hutan itu di sana dan dibiarkan agar berkembang.

“Tidak ada yang diburu apalagi dimakan,” kata Gunawan.

Itulah mengapa, warga tentu keberatan bila ada yang berburu di Perbukitan Jering.

Mencegah perburuan liar di Kulon Progo

Kapolres Kulon Progo, AKBP Muharomah Fajarini mengungkapkan, kepolisian berupaya menekan aksi perburuan liar di Kulon Progo, terlebih pada sasaran satwa dilindungi. Hal ini dilakukan untuk mendukung upaya bersama menjaga kelestarian SDA dan habitat satwa.

Karena itu polisi menyambut postingan seorang warga yang mengunggah foto penangkapan ayam hutan di kawasan warga Kaliwilut ini di awal November 2021 lalu. Ketiganya diproses meski hanya dihukum menyediakan enam ayam sebagai ganti dan ayam hutan itu dilepaskan ke hutan.

Ia mengharapkan bahwa kejadian ini menjadi pengingat bahwa perlu menjaga kelestarian SDA satwa dilindungi.

“Sehingga tidak ada lagi perburuan satwa (langka) di mana pun dan jangan juga dipelihara,” kata Fajarini usai simbolisasi melepas ayam hutan dan sepasang elang tikus di perbukitan Jering.

Pada kesempatan sama, Kepala BKSDA Yogyakarta, Muhammad Wahyudi mengungkapkan, ayam hutan memang bukan dalam status jenis dilindungi. Namun, perburuan yang tinggi terhadap ayam hutan berpotensi membuat populasi ayam tersebut mengalami penurunan.

Wahyudi pun mengapresiasi langkah Polri ini karena hal ini mengedukasi. “Ini pesan yang harus terus disampaikan ke masyarakat bahwa perlindungan bagi satwa liar itu sangat penting,” kata Wahyudi usai ikut melepas ayam hutan dan elang tikus di sana.

https://regional.kompas.com/read/2021/12/11/085509678/kisah-pemburu-kapok-tembak-seekor-ayam-hutan-tekor-harus-ganti-jadi-6-ekor

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke