Salin Artikel

Ibu-ibu Bertelanjang Dada Adang Aparat di Lokasi Waduk Lambo, Polda NTT: Mereka Tak Izinkan Petugas Masuk

Kabid Humas Polda NTT Kombes Rishian Krisna mengatakan, di lokasi, masyarakat menutup akses jalan masuk pada saat petugas akan melakukan aktivitas pengukuran di titik as/poros Bendungan Lambo oleh PT Brantas Abhipraya.

Pengukuran itu, lanjut dia, guna mencocokkan titik koordinat dan titik elevasi di poros Bendungan Lambo.

"Tim yang dipimpin oleh Kasat Intelkam Polres Nagekeo melakukan negosiasi dengan masyarakat forum penolakan dari Dusun Malapoma yang didominasi oleh ibu-ibu, namun gagal karena masyarakat tetap bersikukuh tidak mengizinkan petugas masuk dan melakukan aktivitas," jelas Krisna kepada Kompas.com, Kamis malam.

PT Brantas Abipraya, kontraktor pelaksana paket II pembangunan Waduk Lambo, dikawal oleh 25 orang anggota Polres Nagekeo yang tergabung dalam sprin Kapolres Nagekeo Nomor : Sprin/ 604/XII/PAM. 3/2021, 6 Desember 2021.

Anggota Polres mendapat back up 10 personel dari Sat Brimoda NTT dan 5 personel Polwan Bko Polres Ngada serta Sat Pol PP Kabupaten Nagekeo.

Para personel masuk ke lokasi poros bendungan melalui jalan tani yang telah diblokade oleh masyarakat dengan memagar dan membuat pondok.

Lantaran tidak ada titik temu, kata dia, anggota membongkar pagar dan mendapatkan perlawanan dari masyarakat, termasuk aksi bertelanjang dada dari ibu-ibu.

Salah seorang personel dari lima polwan yang telah disiapkan untuk mengantisipasi aksi tersebut, Aipda Velitas Suri, mencoba untuk menutup tubuh ibu-ibu dengan kain yang telah disiapkan.

"Setelah melewati barikade masyarakat, tim berhasil masuk ke lokasi untuk melakukan pengukuran," kata dia.

"Tidak ada kekerasan di lokasi itu," imbuhnya. 

Namun, Ralan Lambo, tokoh muda Desa Rendubutowe, mengungkapkan, ketegangan aparat dan warga berawal dari Kasat Intel Polres Nagekeo yang masuk lokasi Rendubutowe untuk membongkar paksa rumah jaga.

Kedatangan Kasat Intel pun ditentang keras oleh warga Rendu yang di antaranya adalah ibu-ibu. Mereka menolak keras pembangunan Waduk Lambo di wilayah adat Rendu.

Aksi petugas dan tim dari kontraktor yang memaksa masuk ke lokasi disertai dengan kekerasan.

"Tindakan tersebut disertai dengan kekerasan dengan mencekik leher dan mendorong tubuh warga yang dilakukan oleh beberapa anggota polisi dan brimob," lanjut Ralan kepada Kompas.com, Kamis sore.

Diberitakan sebelumnya, sejumlah ibu-ibu melakukan aksi membuka pakaian sebagai bentuk protes penolakan lokasi pembangunan Waduk Lambo di Kabupaten Nagakeo, NTT, Kamis (9/12/2021).

Selain aksi tersebut, aparat dan masyarakat adat Dusun Roga-roga, Desa Rendu Butowe, terlibat saling dorong.

Warga juga kukuh mengadang aparat polisi agar tak masuk ke lokasi.

https://regional.kompas.com/read/2021/12/10/114217278/ibu-ibu-bertelanjang-dada-adang-aparat-di-lokasi-waduk-lambo-polda-ntt

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke