Salin Artikel

Kasus Kekerasan Seksual di Surabaya Meningkat Selama Pandemi, Rata-rata Menimpa Anak di Bawah Umur

Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polrestabes Surabaya mencatat jumlah kasus selama tiga tahun terakhir, yakni sejak 2019 hinggga Okrober 2021.

Rata-rata menimpa anak di bawah umur

Kanit PPA Satreskrim Polrestabes Surabaya Ipda Tri Wulandari membenarkan hal tersebut.

Sejak tahun 2019, kata Wulan, kasus kekerasan seksual semakin meningkat. Jumlah itu bertambah signifikan ketika pandemi terjadi.

Bahkan korban kekerasan seksual ini rata-rata berusia masih di bawah umur.

"Tahun 2019 itu ada sekitar 65-70 kasus. Kemudian,  tahun 2020 itu ada sekitar 100 sekian kasus. Nah, di tahun 2021 sampai bulan Oktober ini sudah 100 lebih, dan itu yang jadi korban rata-rata anak di bawah umur," kata Wulan kepada Kompas.com, Jumat (19/11/2021).

Siapkan terobosan

Saat ini, kata Wulan, Satreskrim Polrestabes Surabaya menyiapkan terobosan untuk menekan jumlah kasus kekerasan seksual, terutama terhadap anak di bawah umur.

Selain itu, pihaknya juga bekerja sama dengan Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP5A), Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan Kota Surabaya untuk memberikan sosialisasi kepada masyarakat.

"Karena menurut kami, semenjak pandemi dan semua kegiatan dilakukan secara daring, kejahatan seksual ini meningkat. Pak Kasatreskrim sedang menyiapkan terobosan ke arah sana (pencegahan)," tutur Wulan.


Menurut Wulan, kerja sama dengan organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkup Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya sudah direncanakan.

Saat ini dirinya sedang membuat konsep dan menyusun langkah preventif dan pencegahan agar kasus kejahatan seksual di Surabaya bisa ditekan.

"Sekarang saya masih membuat konsepnya, ini sedang disusun," kata Wulan.

Menurut Wulan, ada banyak faktor yang mempengaruhi tingginya angka kasus kekerasan seksual di Surabaya.

Namun, yang paling menonjol adalah faktor lingkungan, baik di rumah, lingkungan pertemanan, lingkungan sekolah, dan sebagainya.

"Mungkin juga anak-anak ini tidak memiliki aktivitas produktif selama pandemi. Di masa pandemi ini kan, mereka juga terbatas untuk bisa beraktivitas," ucap dia.

Karena itu, dia juga merencanakan untuk membuat hotline khusus pengaduan kasus kekerasan seksual.

Hal itu nantinya juga dilakukan secara bersama-sama dengan OPD terkait di Pemkot Surabaya.

Ia juga meminta apabila masyarakat menjadi korban kekerasan seksual bersedia dan berani melaporkannya kepada pihak berwajib. Ia menjamin akan melindungi identitas para korban.

"Makanya, ini sedang kami siapkan karena mengingat tingginya angka kasus kekerasan seksual di Surabaya. Akhir-akhir ini kasusnya meningkat. Hotline ini juga penting karena kadang-kadang korban takut dan malu untuk melapor," ujar Wulan.

https://regional.kompas.com/read/2021/11/19/150741278/kasus-kekerasan-seksual-di-surabaya-meningkat-selama-pandemi-rata-rata

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke