Salin Artikel

Jabar Gandeng Octopus untuk Pengelolaan Sampah, Begini Cara Kerjanya

Postingan itu menceritakan kerja sama Pemerintah Provinsi Jabar dengan Octopus, aplikasi digital pengumpulan sampah.

Uniknya, penghasilan pelestari atau pengumpul sampah daur ulang bisa mencapai Rp 10 juta per bulan.

Lalu bagaimana sebenarnya cara kerja Octopus?

Koneksikan semua pihak yang ingin terlibat ekonomi sirkular

Ridwan Kamil mengatakan, aplikasi digital ini intinya menghubungkan rumah tangga pemilah sampah dengan pelestari yang berujung ke pabrik canggih yang mengolah plastik kembali menjadi produk.

General Partnership Octopus Indonesia, Zulkhaidir Purwanto mengatakan, Octopus sudah beroperasi 1 tahun. Octopus saat ini telah beroperasi di Makassar, Bali, dan Bandung.

"Dalam operasionalnya ada beberapa entitas. Yakni user, yakni siapa saja yang ingin berdaur ulang. User ini bisa datang dari kalangan, rumah tangga, sekolah, kantor, dan lain-lain," tutur Zul.

Kemudian pelestari. Yaitu petugas yang akan menjemput sampah plastik dari user. Ada berbagai jenis sampah yang bisa diambil.

Seperti sampah plastik berupa botol air, gelas air mineral, kemasan shampoo, kaleng alumunium, sampah elektronik, kardus, LDPE (plastik lebih elastis seperti odol), hingga popok.

Nantinya, sampah dari user ini akan disimpan di checkpoint. Di sini, pihaknya menggaet orang yang ingin terlibat dalam konsep ekonomi sirkular.

Siapapun bisa terlibat dalam checkpoint ini. Baik itu pelapak, pengepul, bahkan ibu rumah tangga bisa terlibat.

"Misal, ibu rumah tangga enggak punya kendaraan tapi di rumahnya ada halaman. Bisa menjadi cek point (bukan pelestari)," tutur dia.


Checkpoint sama halnya bisnis rongsokan, tapi dihubungkan ke manufaktur

Checkpoint, sambung Zul, merupakan usaha mikro. Prinsipnya sama dengan bisnis rongsokan yang biasa dilakukan pengepul.

"Bagi ibu rumah tangga yang tidak punya pengalaman, kami akan membantu rekomendasi harga, arus barang, bahkan sampai pembeli," tambah dia.

Dari checkpoint, Octopus sudah bekerja sama dengan beberapa Industri. Bahkan bisa dibilang, salah satu kelebihan Octopus adalah menyambungkan pengelolaan sampah ke perusahaan manufaktur besar.

Nantinya, sampah plastik ini akan kembali menjadi produk baru siap pakai.

Keuntungan dengan Octopus, pelestari bisa dapat Rp 10 juta per bulan

Zul mengungkapkan, hingga kini jumlah pelestari Octopus di tiga daerah ini lebih dari 8.000 orang dengan lebih dari 1.500 checkpoint.

"Sedangkan kemasan bekas yang direcover oleh Octopus lebih dari 7 juta pcs," tutur dia.

Jumlah ini kemungkinan terus bertambah seiring dengan bertumbuhnya Octopus dan benefit yang diperoleh.

Misal, ada pelestari yang pendapatannya mencapai Rp 10 juta sebulan. Jumlah ini bergantung dari berapa banyak sampah yang dijemput.

"Namun rata-rata di atas UMR, Rp 4 jutaan. Karena pelestari ini banyaknya part time," ucap dia.

Seperti Satgas Kebersihan (tukang sapu), ibu rumah tangga, korban PHK akibat pandemi Covid-19, hingga mahasiswa.

https://regional.kompas.com/read/2021/11/06/214500078/jabar-gandeng-octopus-untuk-pengelolaan-sampah-begini-cara-kerjanya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke