Salin Artikel

Dari Ketupat Sumpil hingga Endog-endogan, Ini 7 Kuliner Khas Maulid Nabi di Indonesia

Tradsi Maulid Nabi tak bisa dilepaskan dari makanan khas. Seperti ketupat sumpil berbahan dasar beras yang dimasak oleh masyarakat Kaliwungu, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah.

Sementara di Banyuwangi, Jawa Timur, masyarakat memiliki tradisi endog-endogan yakni telur rebus yang dihias lalu diarak keliling kampung.

Setelah acara, telur rebus tersebut akan dibagikan ke masyarakat.

Berikut 7 kuliner khas Maulid di beberapa wilayah di Tanah Air:

Yang membedakannya adalah sumpil dibungkus dengan daun bambu dan berbentul limas segitiga.

Saat disajikan, sumpil biasanya dimakan dengan sambal kelapa.

Ketupat sumpil adalah bagian dari tradisi weh-wehan yang dilakukan masyarakat Kaliwungu, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah.

Saat Maulid Nabi, masyarakat akan saling mengirim makanan dan salah satunya adal ketupat sumpil.

Menurut Traveling Chef Wira Hardiyansyah, sumpil sebenarnya diadopsi dari kepercayaan sebelum Islam datang ke Pulau Jawa.

“Bentuknya yang segitiga itu konsep yang mirip dengan Islam. Konsep Tuhan dan alam sekitar," jelas Wira ketika dihubungi Kompas.com, Rabu (28/10/2020). "Kemudian diadopsi menjadi Habluminannas (hubungan sesama manusia) dan Habluminallah (hubungan manusia dengan Tuhan,” kata dia.

Tradisi ini dipercaya masyarakat sudah ada sejak zaman dahulu. Kala itu tradisi ini diperkenalkan oleh Sunan Kalijaga.

Dalam bahasa Indonesia, endog berarti telur. Saat tradisi tersebut digelar, masyarakat akan mengarak telur rebus yang dihias dan kemudian dibagikan ke masyarakat sekitar.

Sejarawan lokal Banyuwangi Suhailik mengatakan bahwa tradisi endog-endogan ini telah ada sejak akhir abad ke-18.

“Endog-endogan ini masuk setelah Islam masuk ke wilayah Kerajaan Blambangan. Kenapa harus telur? Karena telur merupakan simbol dari sebuah kelahiran,” kata Suhailik kepada Kompas.com, Rabu (15/1/2014).

Tradisi ini tak hanya dilaksanakan serentak sekali saja pada tanggal 12 Rabiul Awal. Namun menurut Suhailik, tradisi ini biasanya dilaksanakan bertahap selama satu bulan penuh.

“Hari ini bisa di kampung A, besok di kampung B. Pokoknya selama satu bulan penuh di Banyuwangi akan banyak pawai endog-endogan,” tutur dia.

Namun, Ampyang Maulid ini berbeda karena berasa dari Kudus, Jawa Tengah. Kuliner khas Maulid Nabi ini justru terbuar dari nasi kepal.

Dinamakan Ampyang Maulid karena nasi kepal tersebut dilengkapi dengan lauk yang dibungkus daun jati dan kerupuk ampyang atau kerupuk warna-warni.

Ampyang akan ditata dalam gunungan dan diarak lalu didoakan oleh tokoh pemuka dan sesepuh agam Islam.

Tradisi kirab Ampyang Maulid dipusatkan di halaman Masjid Wali At-Taqwa, Desa Loram Kulon. Desa ini berjarak sekitar tiga kilometer sebelah selatan kota Kudus.

Tradisi yang digelar sejak abad ke-16 tersebut akan berakhir saat ampyang dibagikan ke masyarakat yang dayang.

Makanan khas Aceh ini terdiri dari daging kambing yang dicampur dengan nangka muda.

Dinamakan Kuah Beulangong karena dimasak di belanga berukuran besar atau biasa disebut beulangong.

Tak hanya dimasak saat Maulid Nabi. Kuah Beulangong juga disajikan saat petani mengatakan kenduri panen.

"Mereka memasak, memotong kambing, kemudian masak kuah beulangong ini di tengah sawah,” kata Ketua Yayasan Argadia Citra Indoensia Provinsi Aceh Elvirawati ketika dihubungi Kompas.com, Rabu (28/10/2020).

Kuah beulangong ini berasal dari daerah Aceh Besar. Para petani kala itu menyebut sajian ini sebagai kuah blang. Blang merupakan bahasa dari Aceh yang berarti sawah.

Makanan tersebut dimasak sebagai bentuk harapan masyarakat Pacitan supaya diberkahi oleh Allah SWT dan dihindarkan dari mara bahaya.

Kuliner ini terdiri dari nasi uduk berbentuk tumpeng dan diberi lauk berupa ayam utuh yang direbus dan lauk lainnya.

Nasi uduk yang berwarna putih dan berbau harum dianggap sebagai nasi yang suci. Warnanya yang putih dan aroma yang wangi jadi simbol menyerupai bayi yang terlahir kembali.

Sementara ayam tukung yang direbus biasanya disajikan utuh di atas nasi suci ulam sari.

Kata tukung sendiri berartinya mengayomi. Sementara nasi suci dalam makna Jawa jadi simbol permohonan masyarakat. Mereka memohon agar dijaga dan dijauhkan dari mara bahaya serta diberkahi oleh Allah SWT.

Setiap kepala keluarga yang mampu biasanya membuat tolangga yang dibawa ke masjid terdekat.

Kue kolombengi dan wapili dijadikan hiasan tolangga atau usungan untuk menyambut perayaan walima atau Maulid Nabi Muhammad SAW.

Tolangga ini terbuat dari kayu atau rotan yang berbentuk menara atau perahu. Dari pucuk tolangga hingga ke bagian bawah dipenuhi dua jenis kue khas ini.

Kolombengi atau plemben dan wapili atau wafel merupakan kue yang harus ada dalam setiap perayaan walima.

Kue ini membentuk menara atau perahu karena jumlahnya yang banyak dan rapat.

Perayaan walima bagi warga Gorontalo sudah diwarisi sejak lama, diperkirakan ada sejak masuknya Agama Islam sekitar abad XVI.

Bahkan Pemkab Sidoarjo akan menggelar pasar murah ikan bandeng. Pada tahun 2018, dalam waktu 3 jam sebanyak 6 ton ikan bandeng ludes terjual.

"Menu Bandeng juga menjadi tradisi saat perayaan Maulid Nabi Muhammad bagi sebagian warga Sidoarjo," jelas Sekretaris Dinas Perikanan Kabupaten Sidoarjo Bachruni Aryawan, Senin (19/11/2018)

Sebagai maskot, sajian bandeng banyak ditemukan di sepanjang jalan di Sidoarjo. Salah satu sajian yang khas di Sidoajo adalah bandeng asap. Atau bandeng presto dan otak-otak bandeng.

https://regional.kompas.com/read/2021/10/20/090900178/dari-ketupat-sumpil-hingga-endog-endogan-ini-7-kuliner-khas-maulid-nabi-di

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke