Salin Artikel

Fenomena Hari Tanpa Bayangan Terjadi di Kota Semarang, Warga Penasaran

Hari tanpa bayangan merupakan fenomena matahari yang berada tepat di atas Pulau Jawa.

Pantauan Kompas.com, matahari sempat bersinar cukup terik siang ini.

Kebanyakan warga tidak menyadari terjadinya fenomena hari tanpa bayangan karena hanya terjadi beberapa menit.

Salah satu warga Kota Semarang, Dino (27) yang mengetahui ada fenomena hari tanpa bayangan, mencoba membuktikan dengan berdiri di bawah teriknya matahari.

Lantaran penasaran, ia pun mengabadikan bayangannya sendiri dengan menggunakan ponsel saat momen tersebut berlangsung.

Ia tampak menunduk untuk memastikan bayangannya tidak terlihat.

"Saya penasaran, makanya ini coba motret bayangan sendiri pukul 11.25 WIB. Memang kelihatan samar karena bayangannya tegak lurus tertutup badan. Cuma terjadi sebentar habis itu muncul lagi bayangannya," jelasnya saat ditemui di Taman Budaya Raden Saleh, Semarang, Senin (11/10/2021).

Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Stasiun Klimatologi Semarang Iis Widya Harmoko mengatakan, fenomena itu juga terjadi karena ada gerak semu matahari.

"Pergerakan itu karena bidang ekuator Bumi atau bidang rotasi Bumi tidak tepat berimpit dengan bidang ekliptika atau bidang revolusi Bumi, sehingga posisi matahari dari Bumi akan terlihat terus berubah sepanjang tahun antara 23,5°LU sampai 23,5°LS," kata Iis saat dikonfirmasi.


Ia menjelaskan, pada tahun ini, matahari tepat berada di khatulistiwa pada 20 Maret 2021 pukul 16.37 WIB dan 23 September 2021 pukul 02.21 WIB.

Pada 21 Juni 2021 pukul 10.32 WIB matahari berada di titik balik Utara dan pada 21 Desember 2021 pukul 22.59 WIB matahari berada di titik balik Selatan.

"Ketika pergerakan semua matahari terjadi, ada masa di mana matahari tepat berada di posisi paling tinggi atau kulminasi. Ketika deklinasi matahari sama dengan lintang pengamat, fenomenanya disebut sebagai kulminasi utama, saat itulah hari tanpa bayangan terjadi," ungkap Iis.

Ia menambahkan, mengingat posisi Indonesia yang berada di sekitar ekuator, kulminasi utama di wilayah Indonesia akan terjadi dua kali dalam setahun dan waktunya tidak jauh dari saat matahari berada di khatulistiwa.

"Di kota-kota lain, kulminasi utama terjadi saat deklinasi matahari sama dengan lintang kota tersebut," jelas Iis.

Ia menyebutkan, khusus untuk Kota Jakarta, fenomena ini terjadi pada 4 Maret 2021, yang kulminasi utamanya terjadi pada pukul 12.04 WIB, dan pada 9 Oktober 2021, yang kulminasi utamanya terjadi pada pukul 11.40 WIB.

"Secara umum, kulminasi utama tahun 2021 di Indonesia terjadi terjadi antara 20 Februari 2021 di Baa, Nusa Tenggara Timur, hingga 4 April 2021 di Sabang, Aceh; dan 7 September 2021 di Sabang, Aceh sampai dengan 21 Oktober 2021 di Baa, Nusa Tenggara Timur," imbuhnya.

Iis menuturkan, ketika fenomena itu terjadi di Semarang pada Oktober, suhu udara juga terasa lebih panas dari bulan-bulan sebelumnya.

Tercatat rata-rata suhu terpanas bulan Oktober hingga mencapai 35-36 derajat celsius.

"Kulminasi kedua ini bertepatan pada bulan Oktober yang merupakan kondisi di mana suhu lebih panas dibandingkan bulan-bulan lainnya. Suhu pada Oktober 2021 bisa berkisar di angka 35-36 derajat celsius," pungkasnya.

https://regional.kompas.com/read/2021/10/11/133216878/fenomena-hari-tanpa-bayangan-terjadi-di-kota-semarang-warga-penasaran

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke