Salin Artikel

Jejak Sejarah Bangunan Kantor Pos di Gresik, Dahulu adalah Loji VOC

Tidak jauh dari lokasi Pelabuhan Gresik, terdapat kantor pos yang berada di Jalan Basuki Rakhmat, Gresik.

Bangunan bernomor 23 itu berada di kawasan Kelurahan Bedilan.

Gedung kantor pos tersebut, rupanya menyimpan cerita sebagai bekas loji VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) kongsi dagang Hindia Timur Belanda.

Loji sendiri berarti tempat tinggal, kantor atau gudang tempat bangsa tersebut melakukan kegiatan perdagangan di kota-kota seberang laut.

Dahulu, VOC dibentuk oleh pengusaha Belanda untuk menjalankan kegiatan monopoli perdagangan rempah-rempah di wilayah Indonesia, yang dulu dikenal sebagai Hindia Timur.

Rempah-rempah tersebut seperti pala, lada, cengkeh, kayu manis, dan juga komoditas lain yang memiliki harga tinggi di pasaran Eropa kala itu.

Cerita seputar loji VOC di Jalan Basuki Rakhmat ini, sempat disinggung oleh Budayawan Gresik Kriswanto Adji Wahono atau yang biasa dikenal dengan Krisadji AW, dalam karyanya yang dimuat dalam situs karyakarsa.com bertajuk 'Pabrik Bedil di Bawah Pohon Wunut'.

Dalam tulisan Krisadji disebutkan, sejarawan Belanda H.J. De Graaf pernah menulis jika pada 27 April 1602 Laksamana Jacob van Heemskerck berlabuh di Pelabuhan Gresik, yang kemudian mendirikan sebuah kantor dagang Belanda pertama di kawasan Jawa Timur kala itu.

Tetapi karena kurang berhasil, maka tahun berikutnya didirikan lagi sebuah kantor di Gresik oleh Laksamana Wijbrand van Warwijck, pada 25 November 1608.

Pada saat itu, wilayah Bedilan Gresik dalam kekuasaan Raja Surabaya yang berkedudukan di Sidokare (Sidoarjo).

Bangunan yang saat ini digunakan sebagai kantor pos di Jalan Basuki Rakhmat, saat itu berdiri atas izin dari raja Portugis dengan janji tidak akan menarik bea cukai dan pajak, dengan syarat Belanda dilarang untuk mengganggu orang Portugis.

"Dulu itu selain loji, juga ada benteng yang dibangun. Namun benteng itu kini tidak bersisa dan sudah menjadi wilayah pemukiman warga," ujar Krisadji saat ditemui, Rabu (29/9/2021).

Keberadaan loji sangat menunjang aktivitas di Pelabuhan Gresik pada saat itu, yang menjadikan kapal-kapal kompeni sering berlabuh di Pelabuhan Gresik.

"Setelah benteng di Jalan Basuki Rakhmat hancur, Belanda kemudian membangun Benteng Lodewijk di Mengare (Kecamatan Bungah)," ucap Krisadji.

Sementara loji yang sekarang ditempati sebagai kantor pos di Jalan Basuki Rakhmat, diduga terkoneksi dengan beberapa bangunan lain dalam menunjang aktivitas bongkar muat di Pelabuhan.

Termasuk, Desa Bedilan yang sebelumnya terdapat pabrik senjata api. Nama Bedilan diambil dari kata bedil yang dalam Bahasa Jawa berarti senjata api.

Pandangan disparbud

Senada, Kepala Seksi Sejarah dan Purbakala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Gresik Khairil Anwar mengamini, bila kantor pos Jalan Basuki Rakhmat tersebut dulunya merupakan loji VOC.

Khairil mengaku, sudah melihat secara langsung bangunan tersebut bersama staf Disparbud Gresik.

"Dasar saya di antaranya, ada tatanan ruang layanan, juga brankas tanam yang saya lihat masih orisinil. Sebagai bangunan pada zaman VOC, itu sudah memenuhi syarat. Difungsikan sebagai gudang penyimpanan dan kantor pos juga waktu itu," tutur Khairil.

Selain itu, keberadaan loji VOC tersebut sebenarnya terkoneksi dengan bangunan serta area lain yang letaknya tidak berjauhan.

Koneksi tersebut dihubungkan dengan akses, yang saat ini menjadi Jalan Kyai Ageng Pinatih.

Di mana sekitar loji, juga masih terdapat bangunan maupun rumah kuno khas zaman VOC.

"Nah, kalau bentengnya sudah tidak ada dan sekarang menjadi pemukiman warga. Sementara di markas Polsek Gresik kota, itu merupakan asrama pasukannya, tapi sama juga sudah tidak ada," kata dia.

Khairil mengatakan, kendati dirinya percaya bangunan tersebut merupakan peninggalan zaman VOC, namun memang tidak ditemukan tahun pembuatan bangunan tercantum, seperti layaknya yang biasa dijumpai di bagian depan atau ruang tamu bangunan.

Sepanjang jalan nantinya akan dijadikan sebagai wisata sejarah dengan beberapa sentuhan tanpa menghilangkan unsur cagar budaya.

"Keinginan Pak Bupati itu ingin mengembalikan kota tua di kawasan itu. Kami (Disbudpar Gresik) sudah ada konsep, yang disepakati sebagai Kota Bandar lantaran dekat dengan Pelabuhan Gresik," ucap Khairil.

Sebagai langkah awal menciptakan kawasan kota tua di sepanjang Jalan Basuki Rahmat, Disparbud bersama Dinas PUPR Gresik bakal mengembalikan kondisi jalan menjadi double track.

Karena sesuai informasi yang diperoleh oleh Disparbud Gresik, dulunya kawasan Jalan Basuki Rahmat merupakan lalu lintas dua jalur.

"Selokan itu sudah ada sejak dulu, meski dulunya tidak sempit seperti sekarang. Sebab dulu akses perahu atau kapal ukuran kecil itu bisa melaju di sana," ujar Khairil.

Khairil menjelaskan, untuk jalan yang hilang di Jalan Basuki Rahmat itu berada di sisi selatan. Sementara akses menuju Pelabuhan Gresik, ruas jalan yang hilang berada di utara.

Kedua jalan tersebut mengapit aliran kali, yang kini telah berubah menjadi selokan.

Pemkab Gresik berkeinginan, menjadikan sepanjang Jalan Basuki Rahmat dan beberapa sekitarnya menjadi tempat pariwisata sejarah.

Setelah tempat wisata tersebut berdiri, diharapkan akan mampu memberikan kesejahteraan dalam menunjang penghidupan warga yang bermukim di sana.

https://regional.kompas.com/read/2021/10/01/085623878/jejak-sejarah-bangunan-kantor-pos-di-gresik-dahulu-adalah-loji-voc

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke