BrandzView
Konten ini merupakan kerjasama Kompas.com dengan Rinso
Salin Artikel

SD di Cianjur Ini Terapkan Konsep Ecobrick, Lingkungannya Jadi Asri dan Artistik

Selain barang bawaan wajib seperti tas dan alat tulis, murid SDN Sukatani, Desa Mayak, Kecamatan Cibeber ini juga diharuskan membawa sampah plastik.

Guru akan memberikan nilai tambahan bagi siswa yang rajin dan banyak membawa limbah anorganik tersebut.

Selain itu, bungkus plastik bekas jajanan juga wajib diserahkan siswa ke bank sampah yang dikelola sekolah.

Seluruh proses pengerjaannya melibatkan siswa.

Mereka memilah dan memasukkan sampah bekas jajanan, seperti bungkus permen dan snack ke dalam botol-botol plastik.

“Jadi, sampah plastik yang biasanya dibuang ke tempat sampah dimasukkan ke dalam botol, dan dipadatkan hingga beratnya mencapai 200 gram,” kata Kepala SDN Sukatani Nurhayati saat dihubungi Kompas.com via telepon seluler, Rabu (22/9/2021).

Daur ulang sampah plastik digagas Kepsek sejak 2019

Konsep ecobrick dipilih karena selain bisa mengurangi volume sampah dan menciptakan lingkungan yang bersih, pemanfaatannya juga sangat berguna sebagai penghias lingkungan sekolah.

"Hasilnya dijadikan penghias taman, gapura sekolah, dan bahan membuat furnitur, seperti rak buku, meja, dan kursi sofa," ujar Nurhayati.


Kegiatan daur ulang sampah diintegrasikan ke mata pelajaran

Siswa yang berkontribusi akan mendapatkan poin berupa nilai tambahan pada tiga mata pelajaran tersebut.

"Kepedulian terhadap lingkungan ini harus ditanamkan sedari dini, dan jenjang sekolah dasar adalah pondasi untuk menanamkan sikap, moral, karakter dan spiritualitas tersebut," ujar dia.

Menurut Nurhayati, salah satu wujud kecintaan terhadap lingkungan adalah dengan mengurangi penggunaan plastik.

Pasalnya, sampah plastik merupakan jenis limbah yang membutuhkan waktu cukup lama untuk dapat terurai.

Untuk sampah botol plastik misalnya, butuh 450 tahun untuk bisa terurai, limbah kaleng 200 tahun, bungkus mie instan perlu 100 tahun, dan kantong kresek 20 tahun.

“Apalagi styrofoam, itu sampah abadi yang tidak bisa terurai sama sekali,“ kata Nurhayati.

Oleh karena itu, siswa diharapkan bisa menjadi duta lingkungan bagi dirinya sendiri, bagi lingkungan sekitar dan bagi siapapun.

Sehingga kepedulian terhadap lingkungan, dan menjaganya tetap bersih dan sehat menjadi gaya hidup mereka sehari-hari.

“Tentu saja manfaatnya tak hanya dirasakan oleh siswa sendiri, melainkan juga oleh generasi di masa yang akan datang,“ ucap Nurhayati.

https://regional.kompas.com/read/2021/09/23/113556478/sd-di-cianjur-ini-terapkan-konsep-ecobrick-lingkungannya-jadi-asri-dan

Bagikan artikel ini melalui
Oke