Salin Artikel

Tinggal di Rumah Tak Layak, Keluarga Balita di Tegal yang Gemar Makan Tanah Dapat Bantuan Rehab

TEGAL, KOMPAS.com - Wali Kota Tegal Dedy Yon Supriyono menyalurkan bantuan rehab rumah untuk keluarga VF (3) balita yang gemar memakan tanah dan puing tembok, Rabu (15/9/2021).

Bantuan dari Baznas Kota Tegal secara simbolis diserahkan Dedy kepada Carmo (51) dan Umrotun (40) orangtua VF di kediamannya di Kelurahan Debong Lor, Kecamatan Tegal Barat.

Seperti diketahui, VF ramai diberitakan setelah ia gemar memakan tanah diduga karena orangtua tak bisa membelikan jajanan karena keterbatasan ekonomi. VF bersama orangtua dan dua kakaknya tinggal di rumah tak layak huni.

“Kami bersama dengan Baznas memberikan bantuan senilai Rp 25 juta untuk merehab rumah, tadi saya tinjau rumahnya memang sangat kumuh. Rumah ini tentunya akan kita perbaiki agar menjadi lebih layak,” kata Dedy.

Di sisi lain, Dedy juga meminta Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) untuk membantu keluarga VF mendapatkan dokumen kependudukan.

Sebab selama ini keluarga VF tidak memiliki dokumen Kartu Keluarga (KK) sehingga tidak tercatat sebagai warga penerima bantuan pemerintah.

"Termasuk status nikah dan dokumen kependudukan anak-anak dari keluarga yang belum diurus," kata Dedy.

Kepala Disdukcapil Basuki menyampaikan pihaknya akan memfasilitasi beberapa administrasi kependudukan keluarga VF.

"Pertama, status pernikahan dari orangtua. Jika status mereka sudah disahkan secara negara baru kita menerbitkan KK baru. Selanjutnya dokumen akta kelahiran untuk VF dan dua kakaknya," pungkas Basuki.

Sebelumnya diberitakan, balita berusia tiga tahun berinisial VF ‎di Kota Tegal, Jawa Tengah memiliki kebiasaan tak layak ditiru yakni gemar memakan tanah.

Diduga, kebiasaan itu muncul setelah orangtua hampir tidak pernah membelikan jajan karena tak mampu secara ekonomi.

"Sejak bisa jalan atau usia dua tahun dia gemar makan tanah sama pecahan-pecahan tembok," kata Umrotun Khasanah (40), Sabtu (11/9/2021).

Umrotun bercerita, awal pertama kali melihat anaknya memakan tanah dari reruntuhan tembok di dalam rumahnya setahun lalu.

"Saat itu main sendiri di dalam rumah dan saya tinggal memasak. Saat saya lihat dia sedang makan tanah dari pecahan tembok," kata Umrotun.

Umrotun sendiri mengaku sudah menegur agar anaknya tak melakukan hal tersebut. Namun saat tidak dalam pengawasan, kegiatan itu kembali dilakukan hingga akhirnya menjadi kebiasaan sampai sekarang.

"Katanya enak. Kalau main di luar, juga tanah yang dimakan. Dan kalau dilarang dia nangis. Akhirnya keterusan sampai sekarang," kata Umrotun.

Umrotun sendiri mengaku belum pernah membawa anaknya ke dokter. Baik untuk sekadar berkonsultasi, maupun mengobati sakit perut yang kerap dialami anaknya usai memakan tanah.

"Kalau anak saya ngeluh sakit perut paling saya beri obat puyer," kata Umrotun.

Meski demikian, ‎Umrotun tak mengetahui penyebab pasti mengapa anaknya gemar memakan tanah.

Namun, Umrotun mengakui jika jarang membelikan anak ketiganya itu jajan karena tak memiliki cukup uang.

"Ya mungkin karena tidak pernah jajan. Makan saja sehari kami mampunya hanya dua kali," kata Umrotun.

Diungkapkan Umrotun, suaminya Carmo hanya bekerja sebagai teknisi yang memperbaiki barang-barang elektronik di rumah. Sementara ia hanya ibu rumah tangga.

https://regional.kompas.com/read/2021/09/16/053000878/tinggal-di-rumah-tak-layak-keluarga-balita-di-tegal-yang-gemar-makan-tanah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke