Salin Artikel

Sekda Tasikmalaya Yakin Tembok 3 Meter yang Tutupi Jalan Masuk SD Segera Dibuka Pemilik Lahan

Dirinya meyakini warga Kota Tasikmalaya sejatinya sangat mendukung pemerintahan selama ini terutama kepentingan pendidikan dan kesehatan bagi penerus generasi bangsa.

"Saya yakin, kalau pemilik lahan akan terbuka dan relakan akses jalan sekolah itu dibuka lagi. Asalkan, proses komunikasi yang baik dan tak ada kesalahpahaman. Jangankan ini cuma satu atau dua meter lebarnya. Kemarin saja warga Kota Tasikmalaya ada yang berikan 2 hektar pemakaman Covid-19 buat warga Kota Tasikmalaya," jelas Ivan kepada Kompas.com di kantornya, Selasa (1/9/2021).

Ivan menjamin secepatnya akan mendapatkan jalan keluar supaya akses jalan sekolah itu akan bisa dipakai lagi seperti sedia kala.

Apalagi, sesuai informasi bahwa pembangunan benteng beton itu dilakukan awal Tahun 2021 saat tak ada aktifitas pembelajaran tatap muka (PTM) akibat pandemi Covid-19 sedang meningkat.

"Nanti komunikasinya seperti apa, akan dilakukan secepatnya dengan cara terbaik. Tak merugikan berbagai pihak, tapi sekolah akan miliki akses jalan kembali," tambah Ivan.

Namun, lebar jalan itu tak bisa dipakai karena terlalu sempit dan masih terhalang bangunan non permanen pemilik tanah sebelahnya di depan sekolah itu.

Sehingga, Pemkot Tasikmalaya masih akan melakukan komunikasi lanjutan lagi berupaya meminta kebesaran hati pemilik lahan untuk memberikan akses jalan tambahan supaya lebarnya sesuai jalan masuk sekolah lainnya.

"Tapi, kalau pun harus dilakukan pembelian oleh Pemkot Tasikmalaya, akan dianggarkan tahun depan," ujar dia.

Hal sama dikatakan, Kepala Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya, Budiaman Sanusi, yang mengaku pihaknya bersama instansi terkait lainnya akan secepatnya menemui pemilik lahan supaya bisa memberikan solusi terbaik bagi keberlangsungan proses pendidikan di sekolah itu.

Budiaman pun meyakini dengan komunikasi yang baik, pihaknya akan mendapatkan kembali akses jalan bagi sekolah tersebut tanpa harus membahayakan pelajar di sekolah itu.

"Kami akan secepatnya menemui pemilik lahan, disamping ada upaya lainnya. Soalnya, kasihan anak-anak sudah mulai sekolah, tapi kesulitan menjangkau sekolahnya," tambah dia.


Sebelumnya, sebuah bangunan Sekolah Dasar Negeri (SDN) Tugu 2 Kelurahan Tugujaya, Kecamatan Cihideung, Kota Tasikmalaya, tak memiliki akses jalan lagi usai ditutup bangunan benteng setinggi 3 meter oleh pemilik lahan pribadi di depannya.

Semula sebanyak 167 siswa dan guru di sekolah tersebut memiliki akses jalan utama dengan lebar sekitar 2 meter ke pinggir Jalan SL Tobing, Kota Tasikmalaya.

Namun, sejak awal tahun 2021 saat tak ada aktivitas pembelajaran tatap muka akibat pandemi akses jalan utama itu ditutup oleh seseorang yang mengaku pemilik lahan sah dengan benteng setinggi 3 meter.

Pihak sekolah pun sempat kebingungan akses jalan bagi murid untuk belajar saat dimulai kembali pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas saat penerapan PPKM Level 3 sejak dua pekan lalu.

"Awalnya, kita punya jalan utama ke depan jalan, karena sekolah kami di pinggir jalan SL Tobing, Kota Tasikmalaya. Namun, gak tahu kenapa ada keputusan sertifikat katanya dari BPN bahwa akses jalan sekolah tersebut milik seseorang. Nah, oleh pemilik lahan itu dibenteng 3 meter ditutup seluruhnya sehingga sekolah tak punya jalan masuk," jelas Kepala Sekolah SDN Tugu 2 Sri Mulyani, kepada wartawan di kantornya, Selasa (31/8/2021).

Sri pun mendapatkan informasi dari perwakilan orangtua dan komite sekolah bahwa awalnya pemilik lahan tak masalah membiarkan sebagian tanahnya dijadikan akses jalan utama sekolah.

Namun, ada informasi bahwa pemilik tanah khawatir bahwa tanahnya diklaim oleh sekolah lalu membentengnya setinggi 3 meter.

Permasalahan ini pun telah diketahui Pemerintah Kota Tasikmalaya melalui Kepala Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya.

Bahkan, sempat ada pertemuan antara pemilik lahan, masyarakat sekitar, pihak sekolah dan dinas terkait setempat membahas berkaitan akses jalan sekolah ini.

Seusai ditutup benteng, lanjut Sri, pihak sekolah sama sekali tak memiliki akses jalan masuk.

Sehingga, ratusan murid sekolah tersebut terpaksa harus melewati jalan belakang menyusuri jalan persawahan dan lewat kuburan untuk bisa bersekolah saat PTM terbatas dibuka lagi.

"Kalau sekarang, murid jalan kaki ke belakang, itu juga ada beberapa orang warga pemilik tanah yang baik hati dan memberikan akses jalan darurat. Jadi, murid sekarang sementara lewat sana dulu untuk bisa bersekolah," ungkap Sri. 

https://regional.kompas.com/read/2021/09/01/174331878/sekda-tasikmalaya-yakin-tembok-3-meter-yang-tutupi-jalan-masuk-sd-segera

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke