Salin Artikel

Surabaya Boleh Gelar Pembelajaran Tatap Muka, Eri Cahyadi Minta Masukan Pakar Epidemiolog

Hal tersebut berdasarkan Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 35 Tahun 2021 tentang pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Level 4, Level 3, dan Level 2 Corona Virus Disease 2019 di wilayah Jawa dan Bali.

Minta masukan pakar epidemiolog

Terkait pembelajaran tatap muka (PTM) untuk sekolah-sekolah di Surabaya, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, akan meminta masukan terlebih dulu dari pakar epidemiolog.

"(PTM sebenarnya) sudah disiapkan, tapi waktu itu Covid-19 naik. Hari ini Surabaya sudah PPKM level 3, dan saya masih bicara dulu dengan pakar epidemiolog. Akan rapat pentahelix (soal PTM di Surabaya)," kata Eri di Balai Kota Surabaya, Rabu (25/8/2021).

Menurutnya, PTM bisa digelar atau tidak di Surabaya, hal itu akan bergantung pada usulan dan rekomendasi dari sejumlah pihak, salah satunya pakar epidemiolog.

Seluruh pihak terkait akan diundang dan diminta untuk menyampaikan rekomendasi perihal  pembelajaran tatap muka di Surabaya.

"PTM bisa atau tidaknya dari situ. Harapannya kalau buka berapa persen. Kebersamaan. Pemerintah akan lihat kemampuannya, (PTM) buka atau tutup," ujar Eri.

Karena itu, saat ini pihaknya masih mengumpulkan masukan, terutama dari pelaksana pendidikan, baik dari SD dan SMP se-Surabaya.

"Nah, kalau SMP ini kayaknya lebih mudah. Kalau SD susah, karena nanti yang antar siapa. Kalau SMA kan sudah gampang karena sudah besar," tutur Eri.

Eri menyebutkan, pekan depan Pemkot akan membahas tentang persiapan pembelajaran tatap muka di Surabaya dengan seluruh pihak.

Dengan kebersamaan itu, dia berharap ada titik temu dan kesepakatan dari semua pihak yang terlibat.

"Karena ini andil semua orang dalam pemerintahan," ucap Eri.

Adapun terkait vaksinasi kepada guru, Eri memastikan bahwa guru SD dan SMP di Surabaya mendapatkan dosis vaksin.

Namun, vaksinasi untuk siswa belum rampung 100 persen.

Menurut kalkulasi Eri, di Surabaya baru ada 70 sekolah, baik SD dan SMP, yang sudah mendapatkan vaksinasi.

"(Vaksinasi murid) masih jauh jumlah siswa total ya. Kalau murid belum banyak yang divaksin. Makanya, butuh pendapat dari epidemiolog. Pakar epidemiolog bilang nggak boleh buka tanpa vaksin, ya berhenti. Nurut. Karena itu, sekarang waktunya untuk bahu-membahu," kata Eri.

Saat ditanya kapan Pemkot Surabaya akan memasifkan vaksinasi untuk siswa, Eri menyebut, hal itu bergantung distribusi vaksinasi yang diberikan Kementerian Kesehatan untuk Kota Surabaya.

"Kalau ditanya kapan pemkot mau vaksin, ya kita tanya ke Menkes, dikasih kapan. Kami berharap Surabaya bisa dikasih perhatian lebih, sehingga vaksinasi harus lebih cepat," tutur Eri.

Sebelumnya diberitakan, sebanyak 20 daerah di Jawa Timur diperbolehkan menggelar pembelajaran tatap muka secara terbatas untuk jenjang SMA, SMK dan SLB.

Adapun dari 20 daerah tersebut, 18 di antaranya masuk kategori daerah level 3.

Sedangkan dua daerah masuk kategori level 2 Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Daerah yang masuk kategori level 2 yaitu Sampang dan Pamekasan. Sementara 18 daerah yang masuk kategori level 3 yakni Pasuruan, Pacitan, Sumenep, Probolinggo, dan Tuban.

Selanjutnya, Jember, Bojonegoro, Situbondo, Bondowoso, Nganjuk, Kota Pasuruan, Sidoarjo, Kota Surabaya, Kota Mojokerto, Mojokerto, Lamongan, Gresik dan Bangkalan.

https://regional.kompas.com/read/2021/08/25/194154278/surabaya-boleh-gelar-pembelajaran-tatap-muka-eri-cahyadi-minta-masukan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke