Salin Artikel

Puting Beliung di Bandar Lampung, Atap Seng dan Baliho Beterbangan

Atap sejumlah warung dan rumah warga, serta beberapa baliho beterbangan terbawa angin kencang.

Nofianti (22), warga setempat mengatakan, angin puting beliung itu datang sekitar pukul 22.30 WIB.

Sebelum angin puting beliung menerjang, menurut Nofianti, cuaca sebenarnya cerah dan tidak sedang hujan.

"Tiba-tiba angin kencang banget, ini di depan rumah saya banyak atap seng yang berhamburan, Mas," kata Nofianti saat dihubungi, Kamis (5/8/2021).

Kerusakan cukup parah juga terjadi di wilayah Panjang Selatan.

Sejumlah baliho dan beberapa pohon tumbang ke badan jalan.

Daffi (19), warga Panjang Selatan mengatakan, hempasan angin puting beliung terjadi sekitar 10 menit.

Namun, hempasan angin sangat kencang.

"Tadi malam saya sama teman-teman lagi di depan Kantor Kelurahan (Panjang Selatan), tiba-tiba angin kencang, lalu seng pada terbang," kata Daffi.

Daffi pun sempat berkeliling di sekitar lokasi dan melihat ada satu rumah yang mengalami kerusakan cukup parah di bagian atap.

Shelvy (24), warga setempat juga mengatakan hal serupa.

Pada saat kejadian, dia sedang berada di dalam rumah.

Tiba-tiba, terdengar suara seperti deburan yang sangat kencang.

"Baru kali ini merasakan angin kencang lewat. Rumah saya sih enggak apa-apa. Tapi rumah tetangga, atapnya asbes, pada beterbangan," kata Shelvy.


Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bandar Lampung Sutarno mengatakan, berdasarkan pendataan sementara, ada 5 rumah yang terdampak akibat angin puting beliung tersebut.

Sutarno mengatakan, kerusakan yang terjadi tidak terlalu berat.

"Tidak ada (rumah) yang rusak berat, hanya ada satu pohon yang tumbang mengenai pagar rumah warga," kata Sutarno.

Sementara itu, prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Maritim Panjang, Agustinus mengatakan, bencana angin puting beliung yang terjadi di Kecamatan Panjang disebut fenomena waterspout.

Menurut Agustinus, fenomena waterspout ini terjadi di tepi laut.

Namun, ketika tiba di daratan menjadi angin puting beliung.

“Jadi puting beliung yang terjadi di pinggir laut dan berakhir di daratan. Kalau di laut, dia namanya waterspout, tapi kalau di daratan dia jadi puting beliung,” kata Agustinus.

Agustinus menambahkan, kecepatan angin di wilayah Kecamatan Panjang pada saat terjadi bencana itu mencapai 10 - 15 knot, dengan arah angin darat Selatan menuju Barat Daya.

“Diimbau kepada masyarakat, terutama warga di wilayah Panjang agar selalu waspada," kata Agustinus.

https://regional.kompas.com/read/2021/08/05/090818378/puting-beliung-di-bandar-lampung-atap-seng-dan-baliho-beterbangan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke