Salin Artikel

Kendala Polisi Ungkap Kasus Vandalisme Baliho Puan Maharani di Blitar

Namun upaya menemukan pelaku pencoretan baliho yang memajang foto Ketua DPR RI itu menemui kendala.

Tak ada kamera CCTV

Polisi mengungkapkan, tidak ada kamera pengawas CCTV di sekitar lokasi baliho.

Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polres Blitar AKP Ardyan Yudo Setyantono membenarkan minimnya petunjuk yang bisa digunakan polisi untuk memburu pelaku.

Meski demikian, ujar Yudo, polisi sudah mengamankan sejumlah kamera pengawas CCTV yang ada di radius satu kilometer dari titik lokasi baliho.

"Sedang kita dalami beberapa rekaman CCTV yang ada di radius satu kilometer dari Kantor DPC PDI Perjuangan," ujar Yudo kepada Kompas.com, Rabu (28/7/2021).

Minta keterangan 6 saksi.

Menurutnya, polisi telah meminta keterangan dari enam orang saksi yang terdiri dari saksi pelapor dari DPC PDI Perjuangan Kabupaten Blitar, dan warga yang tinggal di sekitar lokasi baliho.

Yudo juga mengatakan bahwa personel Polda Jatim yang sempat diperbantukan dalam upaya pengungkapan kasus kini sudah ditarik kembali ke Surabaya.

Diberitakan sebelumnya, pada Jumat (16/7/2021), pengurus DPC PDI Perjuangan Kabupaten Blitar melaporkan adanya coretan bertuliskan "Open BO" pada baliho Puan Maharani yang ada di depan kantor mereka di Jalan Irian Jaya, Desa Sawentar, Kecamatan Kanigoro.

Baliho tersebut dipasang menjelang pelaksanaan rapat kerja daerah DPD PDI Perjuangan Jawa Timur yang berlangsung pada 21 Juni di Kota Blitar di mana seluruhnya dari 38 DPC PDI Perjuangan Jawa Timur mengusung Puan Maharani sebagai calon presiden untuk suksesi 2024.

Polisi menduga aksi vandalisme itu terjadi antara Rabu malam (14/7/2021) dan Kamis dini hari (15/7/2021).

Sekretaris DPC PDI Perjuangan Kabupaten Blitar Suwito Saren Satoto mengatakan, penjaga kantor mengetahui pertama kali adanya coretan pada baliho Puan Maharani itu pada Kamis pagi (15/7/2021).

Suwito juga meyakini bahwa aksi vandalisme tersebut bermuatan politis.

Menurutnya, butuh upaya keras bagi pelaku untuk menjangkau posisi baliho di ketinggian lebih dari tiga meter itu sehingga kecil kemungkinan aksi itu dilakukan remaja yang biasa melakukan aksi vandalisme pada properti publik.

"Itu kalau dua orang saling 'panggul' juga tidak akan bisa (menggapai). Harus pakai tangga atau alat," ujar Suwito saat dihubungi Kompas.com, Senin (26/7/2021).

Anggota DPR Daerah Provinsi Jawa Timur dari Fraksi PDI Perjuangan Guntur Wahono menilai aksi vandalisme dilakukan oleh pihak eksternal PDI Perjuangan yang berniat mengadu domba kubu pendukung Puan Maharani dan kubu kontra.

https://regional.kompas.com/read/2021/07/28/144928078/kendala-polisi-ungkap-kasus-vandalisme-baliho-puan-maharani-di-blitar

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke