Salin Artikel

Kasus Covid-19 di Semarang Turun, tapi Angka Kematian Masih Tinggi

SEMARANG, KOMPAS.com - Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi (Hendi) menyebut angka kasus Covid-19 dan tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) mengalami penurunan selama pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat 3-20 Juli 2021.

"Penderita Covid-19 di Semarang 3 Juli ada 2.349 (kasus). Hari kemarin sudah turun jadi 1.892. BOR-nya pada 3 Juli kita tahu rumah sakit penuh dimana-mana. RS BOR-nya 94 persen, ICU 96 persen. Hari ini tingkat rumah sakit BOR-nya 57 persen. ICU masih cukup tinggi di angka 84 persen tapi isolasi terpusat yang kita buat hari ini BOR tinggal 24 persen," jelas Hendi di Balai Kota Semarang, Rabu (21/7/2021).

Hendi mengatakan, saat ini dari 21 rumah sakit untuk pasien Covid-19, terdapat tiga rumah sakit yang kondisinya penuh.

Namun, menurutnya, kondisi tersebut sudah lebih baik dibandingkan pada kondisi tiga minggu lalu yang terdapat antrean di IGD rumah sakit.

"Tadi saya cek ke 21 RS di Kota Semarang ada 3 yang posisinya penuh yaitu. RS Permata Medika, Telogorejo, dan Pantiwilasa. Lainnya alhamdulillah mulai punya cadangan kamar walau ICU penuh. Artinya ini sebuah kemajuan. Kita tahu 2-3 minggu kemarin posisi RS antrian sampai di IGD sekitar 20-40 pasien. Hari ini rata-rata IGD clear ngga ada tumpukan pasien," ungkapnya.

Meskipun kasus Covid-19 dan BOR menurun, namun tingkat kematian di Kota Semarang masih terbilang tinggi yakni 6,2 persen.

Tingkat kematian tersebut masih di atas rata-rata nasional 5 persen, sehingga PPKM Kota Semarang masuk level 4.

"Tanggal 3 Juli atau pada minggu 26 yang meninggal 340. Mendekati tanggal 20 atau minggu ke 28 dalam seminggu 271. Turun, tapi meski begitu secara persentase angka kematian 6,2 persen turun dari 6,4 persen pada tanggal 3 Juli. Jadi ini menurut catatan temen-temen dipusat, terutama pak Menkes masih di atas rata-rata nasional. Karena maksimalnya 5 persen, kita 6,2 persen. Mungkin ini yang sebabkan Semarang masuk level 4," jelasnya.

Untuk itu, Pemerintah Kota Semarang masih akan melakukan pembatasan aktivitas masyarakat selama PPKM Darurat diberlakukan sampai lima hari ke depan.

Namun, jika tren kasus Covid-19 menurun tidak menutup kemungkinan akan diberikan pelonggaran setelah masa PPKM berakhir pada 25 Juli mendatang.

"Setelah 25 Juli apabila ada hal-hal hasil kedisiplinan dan prokes yang baik, vaksinasi yang cepat, angka menurun, maka tiap daerah dimungkinkan untuk melakukan modifikasi terkait peraturan-peraturan yang selama ini dianggap masyarakat cukup ketat, Misalnya untuk restoran, PKL, pedagang, pasar dan lainnya setelah tanggal 25 daerah dimungkinan mengatur sendiri namun rambunya adalah hasil daripada data-data yang dikumpulkan oleh pemerintah pusat," ujarnya.

Sementara dari data siagacorona.semarangkota.go.id, total jumlah warga yang terpapar Covid-19 ada sebanyak 2.052 orang.

Rinciannya, 1.408 warga Semarang dan 644 warga luar kota.

https://regional.kompas.com/read/2021/07/21/220827178/kasus-covid-19-di-semarang-turun-tapi-angka-kematian-masih-tinggi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke