Salin Artikel

Menengok Kerajinan Lidi Nipah, Tumbuh di Tengah Pandemi Berkat Pelatihan UMKM dan Penjualan Online

Produksi dilakukan dengan didukung sistem pemasaran secara online.

"Awalnya coba-coba dari pelatihan. Karena bahan baku lidi nipah ini sangat banyak," kata Pengelola Sentra Kerajinan Deshandra Craft, Eva, di tempat usahanya di Kace, Bangka, Senin (19/4/2021).

Eva mengaku telah mengikuti sebanyak lima kali pelatihan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

Dari pelatihan itu, Ia bisa mengenal sistem produksi, pemasaran dan manajemen usaha.

Pelatihan yang telah dilewati juga memungkinkan usaha ini menerima bantuan peralatan dan keuangan dari pemerintah.

"Pertama kali kerajinan kami menggunakan lidi kelapa. Kemudian beralih ke lidi nipah. Hasilnya tetap bagus dan kokoh," ujar Eva.

Produk yang dihasilkan seperti laundry basket, cermin, hingga tempat parcel dan souvenir.

Saat ini Deshandra Craft menampung sebanyak 25 perajin yang sebagian besar merupakan siswa sekolah.

Pusat kerajinan ini memang lebih menonjolkan ruang untuk belajar dan berkreatifitas. Sehingga jauh dari kesan eksploitasi.

"Memang diberikan upah kepada mereka sebagai bentuk apresiasi. Anak-anak sangat senang karena dapat mengisi waktu dan bersemangat berkreasi di sini," ungkap Eva.

Produk Deshandra Craft juga sudah dijual di Galeri Dekranasda Babel di Transmart Pangkalpinang.

Harga untuk setiap kerajinan bervariasi. Mulai dari puluhan ribu, hingga ratusan ribu rupiah.


Sementara itu, Ketua Dewan Kerajinan Daerah (Dekranasda) Kepulauan Bangka Belitung, Melati Erzaldi mencanangkan Deshandra Craft menjadi sentra kerajinan lidi nipah.

"Saya senang melihat perkembangan yang begitu pesat pada Deshandra Craft. Segera galeri ini akan dijadikan sentra kerajinan," ungkap Melati saat berkunjung ke lokasi.

Selain lidi nipah, Deshandra Craft juga memiliki kerajinan batik. Batik yang dikembangkan adalah batik Cap dengan mal yang dibuat manual dari kardus. Motifnya mengangkat tema tentang keunggulan-keunggulan Bangka Belitung.

Sebelumnya, pemerintah provinsi memberikan bantuan berupa mesin pemilin tali rafia sebagai bentuk dukungan terhadap perkembangan Industri Kecil Menengah (IKM).

Mesin pemilin diberikan untuk mempermudah dan mempercepat proses produksi.

Kerajinan berbahan dasar tali rafia menjadi produk yang memiliki nilai jual tinggi. Seperti karpet, alas piring/gelas dan sebagainya. Bahkan dalam kunjungan, Melati memesan produk ini secara khusus dengan ukuran khusus pula untuk digunakan di kediamannya.

"Nanti Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) akan diberikan untuk mendukung penjualan produk lidi nipah Ibu Eva. Pendaftaran nantinya diurus teman-teman dari Disperindag," ucap Melati.

Pada kesempatan itu, tim Dekranasda menyalurkan  25 paket sembako pada para pengrajin yang merupakan warga setempat Desa Kace Timur.

Paket sembako berisi beras 5 kg, minyak 1 liter, gula 1 kg, mie instan 10 bungkus dan terigu 1 kg.

https://regional.kompas.com/read/2021/04/20/160000778/menengok-kerajinan-lidi-nipah-tumbuh-di-tengah-pandemi-berkat-pelatihan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke