Salin Artikel

Tembok 2,5 Meter yang Dibangun Sayuti Akhirnya Dibongkar, Ketua RW: Tanah Dia atau Bukan, Biar BPN yang Menentukan

Pantauan Kompas.com, tembok batu bata setinggi lebih kurang 2,5 meter itu sudah dirobohkan.

Pembongkaran dilakukan oleh sejumlah warga setempat dan dibantu oleh petugas Bhabinkamtibmas dan Babinsa.

Ketua RW 01 Rahmat saat diwawancarai Kompas.com di lokasi mengatakan, tembok tersebut dibongkar setelah dilakukan pertemuan bersama Sayuti.

"Setelah kami adakan pertemuan dengan pihak Lurah, Camat, Kapolsek dan melihat surat tanah yang bersangkutan (Sayuti), maka tembok itu harus dibongkar. Karena masyarakat sudah banyak mengeluh. Aktivitas warga terganggu. Terlepas jalan itu di atas tanah dia atau tidak. Biarlah BPN (Badan Pertanahan Nasional) Pekanbaru yang menentukan nanti masalah batas tanahnya," kata Rahmat, Jumat.

Awalnya, tembok dibongkar oleh tukang Sayuti sendiri

Dia mengatakan, pembongkaran tembok penutup jalan itu mulai dibongkar usai shalat Jumat.

Awalnya, tembok dibongkar oleh beberapa orang tukang pembuat tembok yang dipekerjakan oleh Sayuti.

Karena merasa lama, kata Rahmat, warga datang membantu untuk membongkarnya. Termasuk dibantu polisi dan TNI.

"Kalau cuma tukang yang merobohkan tentu lama, sementara banyak warga yang mau melintas di sini. Akhirnya dibantu sama warga. Sekarang, alhamdulillah sudah dibongkar dan warga bisa kembali melintas," ujar Rahmat.

Bikin warga kesal

Diberitakan sebelumnya, jalan umum di perumahan warga RT 01 RW 01 Kelurahan Penghentian Marpoyan, Kecamatan Marpoyan Damai, Kota Pekanbaru, Riau, ditutup tembok, Kamis (15/4/2021).

Pantauan Kompas.com, jalan aspal selebar tiga meter itu ditutup dengan batu bata setinggi lebih kurang 2,5 meter.

Padahal, jalan tanpa nama ini salah satu akses warga menuju jalan Kaharuddin Nasution, yang juga jalan lintas sumatera.

Sudah sangat banyak pengendara sepeda motor dan mobil yang terlanjur masuk ke jalan itu, karena tidak tahu sudah dipasang tembok.

Wawan(40), salah seorang pengendara sepeda motor terpaksa putar balik.

"Saya kaget kok jalannya ditutup. Saya terpaksa balik lagi," ujar Wawan saat diwawancarai Kompas.com, ujar Wawan saat diwawancarai Kompas.com, Kamis.

Ia mengaku tidak tahu siapa yang menutup jalan itu. Namun, Wawan kesal melihat jalan umum tersebut ditutup.

"Ya, kesal lah. Ini kan jalan umum kenapa ditutup," kata Wawan.

Seorang pengendara ojek online, Rian (24) juga kesal terlanjur melintas di jalan tersebut.

Padahal, dia sedang buru-buru untuk menjemput orderan.

"Menurut saya orang yang menutup jalan ini namanya pembodohan. Ini kan jalan umum, saya biasanya lewat di sini. Sekarang tahunya sudah dipasang tembok," kata Rian dengan nada kesal.


Penembok mengklaim jalan umum tanah milik istri

Sementara itu, Ketua RW 01 Rahmat menyampaikan bahwa jalan tersebut ditutup oleh seorang pria bernama Nur Sayuti.

Pria yang berusia sekitar 60 tahun itu, sebut Rahmat, mengklaim jalan tersebut adalah tanahnya.

"Kata dia itu tanah milik istrinya bernama Dian Sukma bertugas di Sekwan DPRD Kota Pekanbaru. Bapak Sayuti itu pensiunan Bea Cukai. Jalan ditutup sudah tiga hari dengan dipasang batu bata," kata Rahmat saat diwawancarai Kompas.com, Kamis.

Gara-gara lampu merah

Lebih lanjut, dia mengatakan, jalan itu sudah di aspal sejak 13 tahun yang lalu. Selama itu, tidak ada masalah yang terjadi.

Namun, sejak beberapa hari terakhir, timbul masalah setelah Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Pekanbaru memasang lampu merah di perempatan jalan tersebut.

"Dia (Sayuti) marah kenapa orang Dishub tidak izin pasang lampu merah. Setelah itu lah dipasangnya batu bata untuk menutup jalan," ujar Rahmat.

Masalah ini, tambah dia, sudah menjadi perhatian pemerintah kelurahan. Lurah Penghentian Marpoyan bersama kepolisian akan memanggil Sayuti untuk menyelesaikan persoalan tersebut.

https://regional.kompas.com/read/2021/04/16/152755778/tembok-25-meter-yang-dibangun-sayuti-akhirnya-dibongkar-ketua-rw-tanah-dia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke