Salin Artikel

Cerita Andik Santoso, Belasan Tahun Tempuh Jalan Terjal Berlumpur untuk Mengajar di Sekolah Terpencil

Rutinitas itu sudah berlangsung selama belasan tahun. Tepatnya, sejak Andik memutuskan menjadi guru di SDN Jipurapah 2 pada 2006.

Sekolah yang menjadi tempat Andik mengajar itu berada di Dusun Kedung Dendeng, Desa Jipurapah, Kecamatan Plandaan.

Daerah tersebut merupakan salah satu wilayah di pedalaman dan cukup terpencil di Kabupaten Jombang, Jawa Timur.

Dusun Kedung Dendeng berada di sisi barat laut wilayah Kabupaten Jombang, berbatasan langsung dengan wilayah Sukorame, Kabupaten Lamongan.

Selain dikelilingi hutan, akses jalan menuju Dusun Kedung Dendeng juga cukup sulit, terutama saat musim hujan.

Andik mengungkapkan, hanya jenis kendaraan tertentu yang bisa melintasi akses jalan menuju Dusun Kedung Dendeng.

Jalan terjal, licin, dan penuh lumpur merupakan kondisi jalan yang harus dilalui Andik menuju ke SDN Jipurapah 2. Belum lagi, ada tiga aliran sungai yang harus diseberangi.

Akibat beratnya medan, Andik sudah berganti motor yang digunakan untuk berangkat mengajar lebih dari 10 kali.

"Itu rute dari rumah saya ke sekolah, jaraknya sekitar 11 kilometer," kata Andik Santoso kepada Kompas.com, Jumat (16/4/2021).

Rumah Andik berada di Desa Kedungkumpul, Kecamatan Sukorame, Kabupaten Lamongan.

Sedangkan SDN Jipurapah 2 yang memiliki 37 siswa itu berada di Dusun Kedung Dendeng, Desa Jipurapah, Kabupaten Jombang.


Menurut Andik, ada dua akses jalan menuju Dusun Kedung Dendeng hingga ke SDN Jipurapah 2.

Kedua akses jalan yang tersedia memiliki rintangan berbeda namun sama-sama berat.

Rute pertama, dari rumah langsung menuju ke arah Dusun Kedung Dendeng, melintasi hutan, menjelajahi jalan terjal, ditambah dengan jalan licin dan berlumpur saat musim hujan.

Jika melintasi rute tersebut untuk ke sekolah, Andik memerlukan waktu sekitar 90 menit, dengan jarak tempuh yang lebih pendek.

Sedangkan rute kedua, terdapat akses jalan yang lebih ringan, yakni dari Desa Jipurapah menuju ke arah Dusun Kedung Dendeng.

Jarak dari Desa Jipurapah menuju Dusun Kedung Dendeng sekitar 10 kilometer, melintasi hutan namun kondisi medan lebih ringan dibandingkan dengan rute pertama.

Namun, kata Andik, memilih rute kedua juga tidak bisa serta merta dilakukan. Untuk rute kedua, jarak tempuhnya lebih panjang.

Selain jarak yang semakin jauh, dia juga harus melewati hutan meski kondisi medan lebih ringan daripada jalur sebelumnya.

"Kalau lewat jalur yang satunya, malah semakin berat. Jaraknya tiga kali lipat karena harus memutar lewat Kabuh, Ploso, lalu Plandaan. Terus, jalur masuknya juga tetap harus lewat hutan," ungkap Andik

Tak ada yang mau

Pengabdian Andik Santoso menjadi guru di SDN Jipurapah 2 dimulai pada 2006. Kala itu ia baru menamatkan pendidikan SMA.

Awalnya, Andik tak punya keinginan menjadi juru. Keputusan itu diambil setelah prihatin melihat kondisi SDN Jipurapah 2.


Saat itu, terdapat 27 siswa dari kelas satu hingga enam di SDN Jipurapah 2. Namun, karena lokasi sekolah yang terpencil, hampir tak ada yang mau ditugaskan mengajar di sana.

Pada 2006, kata Andik, guru yang bertugas di sekolah itu hanya tiga orang, termasuk kepala sekolah.

Andik kemudian bergabung sebagai orang keempat yang ikut mengajar di SDN Jipurapah 2, sebagai guru honorer.

Dia pun rela menjalani tugas berat setiap hari agar proses pendidikan anak-anak Dusun Kedung Dendeng berjalan lancar.

"Saya waktu itu mikirnya ya kasihan kalau anak-anak gak ada yang mau ngajar. Dulu, guru-guru PNS gak ada yang mau ditugaskan ke Kedung Dendeng," kata Andik.

Sebagai guru dengan status honorer, Andik mengaku menerima honor sebesar Rp 300.000 per bulan.

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, termasuk biaya transportasi pulang pergi menuju SDN Jipurapah 2, Andik mencari kayu bakar sepulang mengajar.

https://regional.kompas.com/read/2021/04/16/122528078/cerita-andik-santoso-belasan-tahun-tempuh-jalan-terjal-berlumpur-untuk

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke