Salin Artikel

Hari Pertama Buka, Pasar Takjil di Kota Blitar Ramai Diserbu Warga

Pasar takjil itu menempati satu ruas jalan sepanjang sekitar 500 meter di Jalan A Yani, tepatnya di depan SMPN 1 Kota Blitar hingga Kantor BRI.

Para pedagang terlihat mempersiapkan lapak masing-masing mulai pukul 14.00 WIB. Mereka menempati separuh dari lebar jalan protokol Kota Blitar itu.

Beragam jenis makanan dijual di pasar takjil itu, mulai makanan ringan hingga nasi. Namun, beragam jenis minuman seperti kolak dan es buah mendominasi ragam dagangan.

Pengunjung pasar mulai terlihat berdatangan sekitar pukul 14.30 WIB dan mencapai puncaknya hingga beberapa menit sebelum adzan maghrib.

Beberapa pengunjung menyambut antusias kembali dibukanya pasar takjil meski diselenggarakan di tengah pandemi Covid-19.

Meskipun, rata-rata pengunjung juga menyadari pentingnya mencegah penularan Covid-19.

Indi, perempuan muda asal Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar, menyambut baik kembali dibukanya pasar takjil Kota Blitar.

"Menurut saya ya ini yang diinginkan masyarakat. Kalau bulan puasa ya kita perlu tempat cari takjil sambil nunggu waktu buka puasa kalau yang berpuasa," ujarnya di lokasi.

Pengunjung lainnya, Verda, mengatakan, pembukaan pasar takjil membuat dirinya merasakan kembali suasana Ramadhan.

Seperti halnya Indi, Verda percaya virus corona penyebab Covid-19 nyata dan harus dihindari.

"Yang penting wajib pakai masker, jaga jarak," ujarnya sembari mengatakan bahwa dirinya sedang mencari es buah untuk teman berbuka puasa di rumah.


Jumlah pedagang melebihi kuota

Pemkot Blitar mengizinkan diselenggarakan pasar takjil pada bulan puasa tahun ini. Tahun lalu, di awal pandemi, Pemkot Blitar tidak memberikan izin diselenggarakan kegiatan pasar tahunan itu.

Pemberian izin pasar takjil itu merupakan salah satu poin dalam Surat Edaran Wali Kota Blitar yang mengatur kegiatan masyarakat selama bulan puasa 2021.

Wali Kota Santoso menyatakan, pemberian izin pasar takjil diberikan dengan alasan kegiatan tersebut dapat membantu kelancaran roda ekonomi masyarakat.

Namun, sejumlah ketentuan yang berkaitan dengan protokol kesehatan diberlakukan, antara lain, ketersediaan tempat cuci tangan dan pengaturan jarak antar pedagang minimal dua meter.

Selain itu, pedagang juga harus mendaftarkan diri ke Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) dengan tujuan membatasi jumlah pedagang.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Arianto mengatakan, menargetkan 60 pedagang saja yang mendapatkan izin berdagang di pasar takjil.

Namun, Arianto mengoreksi target itu lantaran tingginya jumlah pedagang yang mendaftar.

"Akhirnya, jumlah pedagang yang kita beri izin 85 orang. Ternyata pendaftarnya banyak sekali. Dengan jumlah itu, jarak masih tetap bisa dijaga," ujarnya.


Untuk memastikan dipatuhinya protokol kesehatan, aparat keamanan gabungan dikerahkan untuk melakukan pengawasan.

"Kalau terjadi kerumunan, akan langsung diingatkan," ujar Arianto.

Menurutnya, di situasi normal pasar takjil setidaknya menampung 150 pedagang.

Sementara itu, beberapa pedagang juga menyatakan apresiasi atas kebbijakan membuka kembali pasar takjil Kota Blitar.

Penjual es kelapa muda bernama Jaenuri mengatakan, pembukaan pasar takjil akan memberi peluang mendapatkan penghasilan lebih baik di tengah situasi sulit ekonomi akibat pandemi.

Menurut Jaenuri, jumlah pengunjung pasar takjil memang tidak sebanyak sebelum masa pandemi. Namun, pembukaan pasar takjil diyakini akan memberinya peluang mendapatkan rezeki.

Jaenuri mengaku, merupakan salah satu pedagang perintis adanya pasar takjil Kota Blitar yang telah mulai berdagang sejak belasan tahun lalu.

Pedagang lain, Avian, yang menjajakan minuman boba, mengaku bersemangat dapat ikut berdagang.

Dia berharap, para pedagang dan pengunjung bisa sama-sama menjaga protokol kesehatan.

https://regional.kompas.com/read/2021/04/15/205847978/hari-pertama-buka-pasar-takjil-di-kota-blitar-ramai-diserbu-warga

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke