Salin Artikel

Berkat Pembaca Kompas, Puluhan Keluarga di Magelang Segera Punya Jamban Layak

Program ini hasil kerja sama Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas (DKK), USAID-IUWASH PLUS, dan Kelompok Swadaya Masyarakat Semali Asri di bawah pendampingan Pemerintah Kabupaten Magelang.

Pembangunan jamban layak keluarga merupakan bagian dari Program Kemitraan Bina Lingkungan untuk Pembangunan Sanitasi Aman Keluarga.

Program bernilai Rp 120 juta ini didanai oleh donasi pembaca Kompas yang dikelola Yayasan DKK.

Ketua Yayasan DKK Tomy Trinugroho menjelaskan, program ini dijalankan dengan konsep dana bergulir.

Pada tahap pertama, terdapat 40 keluarga yang menerima bantuan jamban layak berikut septik tanknya dengan nilai masing-masing Rp 3 juta. 

"Setengah dari nilai bantuan yang diterima oleh setiap keluarga berupa dana hibah. Sisanya sebesar Rp 1,5 juta dikembalikan dengan cara dicicil dalam periode tertentu. Dana yang dikembalikan tersebut selanjutnya akan dipakai untuk mendanai pembangunan jamban layak untuk keluarga lainnya," jelas Tomy, dalam keterangan pers yang diterima Kompas.com, Jumat (26/3/2021).

Tomy menambahkan, DKK yang mengelola donasi para pembaca Kompas gembira dapat bekerja sama untuk mewujudkan pembangunan sanitasi, dalam hal ini pembangunan jamban, yang berbasiskan partisipasi masyarakat. 

DKK memandang sanitasi sangat penting karena berkaitan dengan kesehatan masyarakat.


Sanitasi yang memadai akan menjadikan lingkungan lebih baik dan sehat, anak-anak pun terbebas dari penyakit seperti diare.

"Harapan ke depan generasi muda di wilayah dengan sanitasi yang memadai akan mampu tumbuh sempurna, cerdas, dan sehat," tutur Tomy.

Selain di Desa Pucungrejo, Yayasan DKK dan USAID-IUWASH PLUS menjalankan program perbaikan fasilitas sanitasi di dua kelurahan di Kota Malang, yakni Kelurahan Sukun Kota dan Tunjungsekar.

Pembangunan fasilitas sanitasi itu akan dimulai pada 8 April 2021.

Kepala Desa Pucungrejo Mukh Ma’ruf bersyukur karena rogram Kemitraan Bina Lingkungan untuk Pembangunan Sanitasi Aman Keluarga bisa dijalankan di desanya.

Ia mengakui, saat ini masih ada warga Pucungrejo yang masih membuang kotoran ke sungai. 

"Kami terus mengimbau warga, mulai di rapat RT, RW, sampai desa, agar mengubah kebiasaan itu,” ujar Ma’ruf.

Saat ini, lanjut Ma’ruf, masih ada 100 dari sekitar 2.800 keluarga di Desa Pucungrejo yang belum memiliki jamban layak.

Merekalah yang akan menjadi target Program Kemitraan Bina Lingkungan untuk Pembangunan Sanitasi Aman Keluarga. 

“Semoga melalui program yang didanai oleh donasi pembaca Kompas ini, seluruh keluarga di Desa Pucungrejo 100 persen urusan sanitasinya terlayani,” tambah Ma’ruf.


Sementara itu, Behaviour Change Marketing Associate IUWASH PLUS Edy Triyanto mengatakan, Program Kemitraan Bina Lingkungan untuk Pembangunan Sanitasi Aman Keluarga berupaya menciptakan model pembangunan fasilitas sanitasi berbasis masyarakat. 

“Kami berharap model ini bisa memengaruhi masyarakat sekitarnya bahwa sanitasi itu merupakan tanggung jawab masyarakat. Sebelumnya, persoalan sanitasi seolah-olah hanya program pemerintah. Padahal kebutuhan sanitasi masyarakat itu seperti deret ukur, sementara kemampuan pemerintah seperti deret hitung sehingga terbatas,” ujarnya.

Pihaknya, lanjut Edy, memilih Desa Pucungrejo karena elemen masyarakat dan pemerintah desanya sangat suportif untuk mendukung kegiatan perbaikan sanitasi.

Bahkan, pemerintah desa dan masyarakat Pucungrejo sudah memiliki pogram dan berupaya mencari sumber pendanaan sendiri.

https://regional.kompas.com/read/2021/03/26/173440278/berkat-pembaca-kompas-puluhan-keluarga-di-magelang-segera-punya-jamban

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke