Salin Artikel

Tips Tembus Kerja di Lembaga Internasional, CV Harus Luar Biasa hingga Jangan Tanya Gaji Saat Wawancara

Hal itu terpapar saat webinar Diaspora Seminar: Kiat untuk Bisa Bekerja di Lembaga Internasional yang diadakan Diaspora Network Indonesia (IDN) Global pada Kamis (25/03/2021).

Para narasumber webinar menggarisbawahi bagaimana peran CV dan surat lamaran, hingga tips wawancara kerja agar bisa tembus bekerja di lembaga internasional.

Salah satu nara sumber, Said Zaidansyah, Deputi Country Director Asian Development Bank (ADB) Indonesia mengatakan, rata-rata lembaga internasional tidak untuk pelamar "fresh graduate", melainkan S1 dan S2 dengan pengalaman tertentu.

Menurut dia, latar belakang kampus pelamar tidak berpengaruh. Pelamar tidak harus jebolan kampus luar negeri yang bergengsi, bisa juga lulusan kampus dalam negeri, asal memiliki reputasi yang baik.

Yuk simak tips lainnya.

Buatlah surat lamaran yang baik

Yurdi Yasmi, Director for Southeast Asia International Rice Research Institute (IRRI), diaspora yang berkedudukan di Phnom Penh, Kamboja mengatakan jika ingin bekerja di lembaga internasional, pelamar harus menyodorkan surat lamaran yang luar biasa. Apa saja syaratnya?

1. biodata harus disesuaikan sedemikian rupa sehingga merespons kebutuhan posisi yang dilamar tersebut. Isi surat lamaran bercerita bila kita ini punya pengalaman yang tepat untuk posisi tersebut.

2. jangan hanya meringkas apa yang sudah kita lakukan, misal jangan hanya isi tahun ini bekerja di sini atau di sana, tapi tunjukkan apa pencapaian kita, misal sudah bekerja di lembaga apa selama berapa tahun dan sebagainya.

3. kita harus tunjukkan bahwa kita tahu betul lembaga itu, misal saya pernah diundang atau bekerja sama dengan seseorang di lembaga itu, dan sebagainya.

4. harus "zero mistake" tulisannya, sampai titik komanya pun, sebelum dikirim. Jika masih ada kesalahan, menandakan Anda orang yang tidak teliti, tidak cocok berada di lembaga tersebut.

"Kita bisa minta orang lain yang berpengalaman untuk cek CV kita. jangan malu untuk bertanya untuk itu. Kita juga harus lihat dalam deskripsi pekerjaan yang mereka tampilkan, apakah pekerjaan itu misal minimal 75 persen sesuai dengan kita atau tidak. Jika hanya 50 persen kita kira-kira cocok atau memenuhi syarat, tidak usah melamar," ujar Yurdi.

Maya Juwita, Excecutive Director, Indonesia Business, Coalition for Women Empowerment (IBWCE) mengatakan, biasanya lembaga internasional saat posting lowongan pekerjaan itu memiliki "job title" yang panjang.

Nah, dalam "job title" yang panjang itu menjadi kesempatan bagi pelamar untuk membacanya secara detil karena di situ dijelaskan pelamar seperti apa yang dibutuhkan, stakeholder-nya siapa saja dan lain-lain.

"Jika nanti dipanggil interview, itu bisa jadi persiapan juga. CV dan surat lamaran kerja yang dibuat harus di-customize berdasarkan kriteria yang dibutuhkan lembaga tersebut, seperti dalam job title," ujar Maya.

Tips menghadapi wawancara kerja di lembaga internasional

1. persiapkan diri dengan baik dan latihan, misal ngomong sendiri di handphone. Persiapan ini karena ada sejumlah pertanyaan yang bisa kita persiapkan jawabannya

2. kenali siapa saja yang akan interview sampai hasil karya mereka, refleksikan dalam proses interview

3. jawab pertanyaan dengan singkat dan jelas, jangan bertele-tele, satu pertanyaan 1 menit saja jawabnya. Saat diwawancara jangan pernah bilang tidak tahu. Bisa diganti dengan jawaban lain yang baik misal: menurut hemat saya..., menurut pandangan saya..., dll.

4. jangan sekali kali tanyakan salary/gaji, Anda harus selidiki dulu berapa kira-kira gaji untuk posisi tersebut di aneka lembaga internasional. Kalau Anda menanyakan gaji, berarti Anda tidak mengenal dengan baik lembaga tersebut

5. ajukan pertanyaan yang baik, jika diberi kesempatan untuk bertanya

6. ucapkan terima kasih saat mengakhiri wawancara, serta kirim email ucapan terima kasih 2-3 hari kemudian.

Jika dalam wawancara ditanya soal berapa gaji yang diminta, Yurdi mengatakan ada tipsnya. Menurut dia, kita harus tahu dulu untuk posisi yang dilamar itu sudah ada standar gajinya.

"Kalau ditanya berapa gaji yang diminta, jangan keluar range-nya, misal kisaran gaji Rp 1-2 juta, jangan minta Rp 4 juta. Kita bisa bilang dari yang saya pelajari range di sini Rp 1-2 juta, saya sudah punya pengalaman selama sekian bulan di lembaga x, oleh karena itu saya boleh minta Rp 1,5 juta?" papar Yurdi.


Apa yang dilihat HR dan pewawancara saat proses wawancara kerja?

1. English proficiency

Menurut Maya Juwita, kemampuan gunakan bahasa Inggris baik verbal dan tertulis sangat penting. Selain CV dan surat lamaran harus menggunakan bahasa Inggris dan tidak ada kesalahan apapun hingga titik koma, maka saat wawancara pun pelamar harus menjawab dengan tata bahasa yang baik.

"Kalau Inggris-nya beraksen tidak apa-apa karena semua orang di dunia tak ada yang sempurna, bahkan kita bisa tahu dia dari negara mana. Yang dimaksud proficiency itu dari tata bahasa, pemakaian bahasa yang baik," katanya.

"Ada anggapan orang Indonesia akan dimaafkan jika bahasa Inggris kurang karena bukan native, itu anggapan yang salah, sebab Inggris bahasa standar di semua lembaga internasional."

2. Diversity dan inclusion saat bekerja bersama

Diversity atau keragaman itu harus dimengerti misal umur sampai status pernikahan. Inclusion itu pengalaman kerja.

"Kita punya keunggulan karena Indonesia beragam seharusnya pengertian kita akan keragaman lebih baik," lanjut Maya.

3. Update perkembangan dunia, apalagi isu yang dikerjakan lembaga itu. Pertanyaan mengenai perkembangan dunia sebenarnya HR hanya ingin tahu potensi orang ini.

4. Digital fluency

Menurut Lembaga Accenture tentang digital fluency model, digital fluency Indonesia terendah kedua dari sekitar 30 negara. Padahal sekarang zamannya Zoom, kerja semuanya ada di cloud, dan sebagainya.

"Kalau enggak ada digital fluency, itu gawat," kata Maya.

5. Jika kandidat sama kuat, siapa yang akan dipilih? HR pewawancara akan memberikan case study. Dari situ terlihat pelamar apakah bisa berubah, apakah akan mengajukan solusi bukan hanya mengeluh, serta bagaimana ia menyampaikan pendapatnya secara strategis, cepat, tepat dan tidak muter-muter.

Menurut Maya, biasanya kalau menjawab pertanyaan dari bahasa Indonesia di-inggriskan, akan bertele-tele jadinya. Hal itu jangan dilakukan dalam wawancara kerja lembaga internasional.

https://regional.kompas.com/read/2021/03/26/092500378/tips-tembus-kerja-di-lembaga-internasional-cv-harus-luar-biasa-hingga

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke