Salin Artikel

4 Kuliner Yogyakarta yang Hampir Punah, Kethak Blondo hingga Besengek Tempe Benguk

Tak hanya gudeg atau oseng-oseng mercon. Yogyakarta juga menyimpan beragam kuliner lainnya dan beberapa sudah mulai punah.

Sebut saja kethak blondo yang terbuat dari ampas pengolahan minyak kelapa yang dilakukan dengan proses pemanasan santan.

Ada juga besengek tempe benguk dengan bahan utama tempe yang dimasak bersama santan dengan api kecil sehingga tempe lunak dan beraroma bumbu.

Berikut 4  kuliner Yogyakarta yang hampir punah menurut buku Kuliner Yogyakarta Pantas Dikenang Sepanjang Masa yang ditulis Murdijati Gardjito DKK:

Yang unik, hingga saat ini di Pasar Ngasem masih ada penjual apem kue tradisional yang selalu ada di berbagai ritual masyarakay Yogyakarta.

Apem Pasar Ngasem digemari sebagai kudapan sehari-hari. Tak heran jika apem di Pasar Ngasem selalu terjual habi.

Rasanya manis, legit, gurih, dan mengenyangkan. Jika ingin lebih enak lagi, saat pesan apem bisa dengan tambahan telur.

Jika santan dipanaskan, maka akan terpisah antara air yang menguap dan menyisakan minyak kelapa dan bahan padat warna putih yang kecoklatan yang populer disebut kethak atau blondo.

Tanpa dibumbui, blondo memiliki rasa gurih dan sedikit manis serta memiliki aroma yang harus.

Biasanya blondo dibumbui dengan bawang putih, cabai, dan sedikit garam. Blondo pun siap disajikan dengan nasi hangat dan lauk pauk lainnya.

Selain untuk lauk pauk, blondok biasanya sering digunakan untuk campuran 'areh' salah satu komponen dari gudeg.

Kethak blondo juga bisa dibumbui dengan gula yang disebut dengan kethak manis. Biasanya kethak manis dimakan dengan geblek makanan khas Kulonprogo yang terbuat dari ketela pohon.

Makanan ini dibungkus dengan daun pisang. Proses pembuatannya cukup panjang. Awalnya singkong yang telah dikupas dicuci bersih lalu direndam selama 3 hari tiga malam tanpa diganti airnya.

Setelah lunak dan mengeluarkan bau asam karena fermentasi, singkong dicuci bersih dan dicacah atau ditumbuk halus.

Lalu singkong yang sudah halus dibungkus daun pisang dan dikukus hingga matang.

Rasa growol unik yakni tawar dan sedikit asam. Biasanya akn dinikmati dengan besengek tempe benguk atau kethak blondo.

Besengek adalah masakan dengan bersantan dengan bumbu dasar putih yakni bawang putih, bawang merah, ketumbar, kemiri, dan bumbu segarnya daun salam, laos, sereh, dan daun jeruk purut.

Tempe dimasak santan dengan api kecil hingga tempe lunak dan beraroma bumbu yang kuat. Biasanya besengek tempe benguk dimakan dengan geblek.

Geblek adalah makanan yang berbahan ketela atau tapioka yang tawar dan digoreng lebih dahulu sebelum disajikan.

Besengek tempe benguk banyak dibuat oleh masyarakat dari Dusun Nganggrung, Kabupaten Kulon Progo.

Seperti diatur, biasanya hanya ada satu penjual besengek tempe benguk di pasar-pasar tradisional di Yogyakarta. Oada umumnya, merek berjualan 2 hari sekali karena perendaman tempe benguk dilakukan selama dua hari.

https://regional.kompas.com/read/2021/02/21/07080031/4-kuliner-yogyakarta-yang-hampir-punah-kethak-blondo-hingga-besengek-tempe

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke