Salin Artikel

Angka "Stunting" di Sumedang Naik 3,28 Persen Akibat PSBB

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat pada Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang Nia Sukaeni mengatakan, pada tahun 2020 ini ada 9.044 atau 12,05 persen anak yang tersebar di 26 kecamatan se-Kabupaten Sumedang mengalami stunting.

Angka ini, kata Nia, mengalami kenaikan sebesar 3,28 persen jika dibandingkan dengan angka stunting pada tahun 2019 yaitu sekitar 8,7 persen.

"Kenaikan angka stunting di Kabupaten Sumedang ini disebabkan Pandemi Covid-19. Salah satu penyebabnya akibat penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) beberapa waktu lalu," ujar Nia kepada Kompas.com usai Ekspos Data Stunting Kabupaten Sumedang tahun 2020 di kantor Dinas Kesehatan Sumedang, Senin (30/11/2020) siang.

Nia menuturkan, pelaksanaan PSBB menghambat aktivitas ekonomi warga yang selanjutnya berdampak pada peningkatan angka stunting.

Nia menyebutkan, secara proporsi besaran masalah gizi balita pada seluruh manifestasi di Kabupaten Sumedang berada di bawah ambang batas masalah menurut WHO.

"Akan tetapi, jika dibandingkan dengan Bulan Penimbangan Balita (BPB) tahun 2019, terjadi peningkatan persentase kasus underweight, wasting, dan stunting," tutur Nia.

Nia mengatakan, berdasarkan batas masalah underweight lebih dari 10 persen, terdapat enam kecamatan yang termasuk rawan gizi.

Yaitu, Kecamatan Jatinangor, Cibugel, Jatigede, Ganeas, Jatigede, Ujungjaya, dan Surian.

Sedangkan, kata Nia, berdasarkan batas masalah wasting lebih dari 5 persen, Kecamatan Jatinangor, Ujungjaya, Cisitu, Tomo, Cibugel, dan Surian memiliki jumlah kasus gizi kurang terlalu banyak.

"Dan berdasarkan batas masalah stunting lebih dari 20 persen, Kecamatan Tanjungmedar dan Cibugel memiliki jumlah kasus balita stunting terlalu banyak," sebut Nia.

Nia menyebutkan, dengan data tersebut, Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang akan melakukan langkah-langkah sebagai upaya intervensi stunting pada tahun 2021.

"Kami akan melakukan sejumlah langkah. Mulai dari melakukan perluasan jangkauan implementasi strategi pelayanan gizi pada masa pandemi Covid-19 untuk mencegah unmet need layanan gizi terstandar," tutur Nia.

Selain itu, kata Nia, upaya lainnya untuk mengintervensi kasus stunting di Sumedang yaitu dengan melakukan penguatan manajemen data untuk surveilans gizi melalui implementasi aplikasi e-PPGBM (Pencatatan dan pelaporan berbasis masyarakat dengan teknologi elektronik) di tingkat desa, puskesmas hingga Dinas Kesehatan.

"Pada tahun 2021 nanti juga kami akan meningkatkan konvergensi program-program intervensi stunting lintas sektor di tiap tingkatan pemerintahan, terutama di desa yang menjadi lokus prioritas," kata Nia.

https://regional.kompas.com/read/2020/11/30/17484701/angka-stunting-di-sumedang-naik-328-persen-akibat-psbb

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke