Salin Artikel

191 Warga di Kota Kediri Terjangkit Chikungunya, DBD 100 Orang

Kasus terbanyak terjadi pada Juni yaitu sekitar 128 kasus.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Kediri Fauzan Adima mengatakan, para pasien tersebar di dua kecamatan, yaitu Kecamatan Mojoroto dan Kecamatan Pesantren.

“Paling banyak ditemukan di Kecamatan Mojoroto sebanyak 88 orang,” kata Fauzan yang juga menjabat Direktur RSUD Gambiran dalam keterangan pers, Kamis (25/6/2020).

Pasien Chikungunya di Kecamatan Mojoroto dirawat di Puskesmas Campurejo 23 orang dan Puskesmas Sukorame 65 orang.

Dengan lokasi terjangkit di Kelurahan Campurejo, Kelurahan, Kelurahan Sukorame, Kelurahan Bujel, dan Kelurahan Mojoroto.

Sementara di Kecamatan Pesantren, pasien Chikungunya berasal dari Kelurahan Banaran di mana ada 40 orang yang saat ini menjalani perawatan di Puskesmas Pesantren.

Fauzan mengingatkan warga untuk meningkatkan kewaspadaan dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan.

“Penting untuk tetap menjaga kebersihan lingkungan di masa pandemi ini. Selain kebersihan diri untuk mencegah corona, juga mengantisipasi gigitan nyamuk,” kata Fauzan.

Selain Chikungunya, hal lain yang perlu menjadi perhatian masyarakat adalah penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).

Penderita DBD sejak Januari hingga Mei 2020 berjumlah 100 orang yang tersebar di Kecamatan Mojoroto, Kecamatan Kota, dan Kecamatan Pesantren.

Angka tertinggi kasus DBD terjadi di bulan Maret berjumlah 30 kasus. Sedangkan data bulan Mei jumlah kasusnya mulai turun menjadi 15 kasus.

Fauzan menambahkan, penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti ini memang kerap terjadi di daerah tropis, seperti Indonesia.

Demam Chikungunya dan DBD memiliki banyak kemiripan pada tahap awal, sehingga kerap terjadi salah diagnosis untuk pengobatannya.

Nyamuk Aedes Aegypti memiliki karakteristik dalam menggigit manusia.


Nyamuk ini beraktivitas antara pukul 10.00 – 12.00 WIB. Dalam beberapa kasus nyamuk ini juga menyerang pada pukul 16.00 - 17.00 WIB atau sebelum Maghrib.

Pada serangan pertama, gejala klinis yang muncul akibat gigitan nyamuk adalah demam, sakit kepala, nyeri sendi, dan otot, serta ruam.

Fase berikutnya mulai terdapat perbedaan pada DBD, di mana pasien bisa mengalami perdarahan ringan hingga neutropenia.

Perbedaan lainnya adalah demam chikungunya memiliki masa inkubasi virus sekitar 1 – 12 hari.

Sedangkan gejala dan penyakitnya bisa berlangsung sekitar satu hingga dua pekan.

Untuk penderita DBD masa inkubasinya 3 – 7 hari, dengan durasi penyakit bisa berlangsung dari 4 – 7 pekan, tergantung sistem kekebalan tubuh.

Maka dari itu disarankan untuk mengonsumsi makanan yang bergizi dan berolahraga teratur.

https://regional.kompas.com/read/2020/06/26/10332251/191-warga-di-kota-kediri-terjangkit-chikungunya-dbd-100-orang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke