Salin Artikel

Dari Klaster Pusat Grosir Sleman, Pasien Positif Covid-19 Muncul di Bantul hingga Gunungkidul

Ada tiga pasien dari Kecamatan Semanu. Mereka adalah laki-laki berusia 7 tahun dan 56 tahun serta perempuan berusia 29 tahun.

Selain tiga pasien tersebut, ada satu pasien dari Kecamatan Panggang yang juga terkonfirmasi positif Covid-19  dari klaster pusat grosir Sleman.

Pasien dari Kecamatan Panggang adalah istri dari pegawai pusat grosir Sleman. Sedangkan sang suami hasil rapid test negatif.

Sehari-hari, pasien perempuan tersebut berjualan makanan kecil di rumahnya. Puluhan anak yang sempat berbelanja di warungnya pun harus menjalani rapid test.

Mereka yang menjalani rapid test juga wajib melakukan isolasi mandiri selama 14 hari.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul Dewi Irawaty mengatakan ada dua orang karyawan pusat grosir di Sleman yang berasal dari Kecamatan Panggang dan Kecamatan Semanu.

Keduanya reaktif rapid test dan sedang dilakukan uji swab. Meski hasil swab belum keluar, tim medis melakukan penelusuran kontak erat dengan dua karyawan tersebut.

Dari hasil tracing dua karyawan itu ada lima warga yang dinyatakan reaktif rapid test.

"Satu orang berasal dari Panggang dan empat lainnya dari Semanu. Jadi, total dari klaster indogrosir ada tujuh orang yang reaktif," kata Dewi.

Bupati Gunungkidul Badingah mengatakan pihaknya saat ini sedang membahas masalah tempat untuk para warga yang reaktif dari pemeriksaan rapid test tersebut.

"Saat ini sedang diupayakan solusinya, mudah-mudahan ada tempat yang bisa,"kata Badingah.

Empat pasien tersebut dari klaster pusat grosir di Sleman.

Mereka adalah pasien laki-laki 25 tahun asal kecamatan Pleret, laki-laki 32 tahun asal Kecamatan Kasihan, laki-laki 25 tahun asal Kecamatan Pajangan, dan perempuan 25 tahun asal kecamatan Srandakan.

Saat ini mereka dirawat di Rumah Sakit Lapangan Khusus Covid-19 Bambanglipuro.

Dengan tambahan empat pasien, total pasien positif dari klaster grosir Sleman yang ada di Bantul sebanyak tujuh orang.

"Mereka yang melakukan kontak erat dengan pasien positif diharapkan bisa melakukan isolasi mandiri," kata Oki panggilan akrab Sri Wahyu.

Sementara itu di Kulonprogo, ada satu pasien positif Covid-19.

Ia adalah salah satu dari tiga pegawai pusat grosir yang tinggal di Kulonprogo.

Pasien adalah seorang pria berusia 33 tahun asal Kapanewon Nanggulan. Dia sudah menjalani isolasi di RSUD Wates sejak 7 Mei 2020.

Sementara itu hasil rapid test dua pekerja pusat grosir yang juga tinggal di Kulonprogo menunjukkan hasil reaktif.

Namun hasil pemeriksaan swab tenggorokan keduanya menunjukkan negatif virus corona. Mereka pun dipulangkan kembali ke rumahnya.

Sementara itu Juru Bicara Pemda DIY untuk penanganan Covid-19, Berty Murtiningsih mengatakan hingga Minggu (10/5/2020) ada tujuh pegawai salah satu pusat grosir di Kabupaten Sleman positif Covid-19.

Berty menjelaskan, awalnya ada satu pegawai yang terkonfirmasi positif. Pasien itu tercatat sebagai kasus 79 di DIY.

Petugas kemudian melakukan tracing dan rapid test pada seluruh pegawai.

"Bantul maupun Sleman adalah karyawan hasil tracing. Belum semua (hasil laboraturium keluar)," ujar dia.

Dari tujuh pegawai, pegawai pertama yang sebelumnya ketahuan positif Covid-19 telah dinyatakan sembuh.

Pemeriksaan dilakukan setelah seorang pegawai pusat grosir itu dinyatakan positif corona.

Rapid test massal berlangsung di Gedung Olahraga (GOR) Pangukan, Sleman, pada Selasa (12/5/2020) mulai 09.00 WIB hingga 14.00 WIB.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Joko Hastaryo mengatakan, jumlah pengunjung pusat grosir yang mendaftar ada lebih dari 1.340 orang.

Namun, tidak semuanya diikutkan dalam rapid test massal.

Hanya warga yang pergi ke pusat grosir itu pada 19 April 2020 hingga 4 Mei 2020 bisa ikut rapid test massal ini.

"Ada sekitar 300-an yang tidak lolos," jelas dia.

Nantinya, setiap pengunjung pusat grosir itu akan menjalani rapid test sebanyak dua kali.

Jika hasil pertama menunjukkan hasil non-reaktif, maka akan kembali diperiksa sampel darahnya.

Namun, orang yang saat diperiksa menunjukkan hasil reaktif, maka akan dilanjutkan dengan pemeriksaan swab.

"Kalau hasilnya reaktif langsung swab," tegasnya.

Catatan redaksi soal rapid test

Rapid test merupakan teknik pengetesan keberadaan antibodi terhadap serangan kuman di dalam tubuh. Hasil rapid test tak boleh dan tak bisa digunakan secara mandiri untuk mengonfirmasi keberadaan atau ketiadaan infeksi virus corona SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 di dalam tubuh.

Untuk mengonfirmasi keberadaan virus corona secara akurat dalam tubuh seseorang harus dilakukan test swab dengan meteode PCR (polymerase chain reaction). Baca selanjutnya di sini.

Hasil tes dari rapid test adalah reaktif (ada reaksi terhadap keberadaan antibodi) atau non-reaktif (tidak ada reaksi terhadap keberadaan antibodi).

Jika Anda sempat membaca hasil rapid test adalah positif atau negatif, harus dimaknai sebagai positif atau negatif terhadap keberadaan antibodi dalam tubuh, bukan positif atau negatif terhadap keberadaan virus corona penyebab Covid-19.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Markus Yuwono, Dani Julius Zebua, Wijaya Kusuma | Editor: Khairina, Dony Aprian, Teuku Muhammad Valdy Arief, David Oliver Purba)

https://regional.kompas.com/read/2020/05/14/07080061/dari-klaster-pusat-grosir-sleman-pasien-positif-covid-19-muncul-di-bantul

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke