Salin Artikel

Pria yang Sekap dan Cabuli Siswa SMA Berkali-kali Pernah Jual Diri, Dipukuli karena Pakai Baju Wanita

Mustofa menyekap STN selama tiga hari dan mencabulinya berkali-kali, serta diberikan ancaman.

Kepada SURYA.co.id, Mustofa mengaku pernah menjadi korban pencabulan.

Pelecehan seksual itu pernah dialaminya saat masih kecil.

"Saya tidak dendam meski saya pernah dicabuli seorang laki-laki, cuma memang gimana ya, saya tidak suka sama perempuan, saya lebih suka laki-laki," kata Mustofa di Mapolres Pasuruan, Selasa (17/3/2020).

Diceritakan, saat itu dirinya masih duduk di bangku kelas 4 SD. Ia mengaji di rumah seorang ustaz yang dipercaya orangtuanya.

"Saya dicabuli di sana, ya itu saya trauma. Saya takut bercerita ke orangtua, saya redam sendiri saja. Sekarang mungkin dia (pelaku) sudah menikah dan punya anak," tambah dia.

Sejak saat itulah, rasa menyukai dan mencintai perempuan perlahan sirna.

Ia mengaku mulai menyukai laki-laki dan memulai memakai baju perempuan.

"Saya pernah dihajar sama orangtua saya karena suka dan sering memakai baju perempuan. Saya dimarahi habis-habisan sama bapak saya. Saat kecil, saya tidak bisa berontak dan patuh terhadap orangtua," jelasnya.

Saat lulus SMA, Mustofa memberanikan diri untuk berontak.

Ia lepas dari orangtua, kabur, dan hidup di Jakarta. Di sanalah ia merasa kehidupan yang sesungguhnya dimulai.

"Di Jakarta saya setiap hari pakai baju perempuan. Di Jakarta pula, saya mulai melacurkan diri saya. Saya menjajakan diri saya di sebuah tempat prostitusi. Saya sedikit lupa karena sudah lama tahun 1987 dulu," jelas dia.

Sepulang dari Jakarta, ia mengaku dirinya sudah mulai berubah. Ia merasa dirinya bukan seorang laki-laki tapi perempuan.

Ia lantas menjalani kehidupannya seperti layaknya wanita.

Bahkan, ia pun memilih untuk tidak menikah. Sebab, ia tidak memiliki rasa cinta terhadap perempuan.

"Saya lebih suka laki-laki, saya juga sering minta taubat dan sudah berdoa, tapi tetap masih suka laki-laki," ucap Mustofa.

Sebelumnya diberitakan, Satreskrim Polres Pasuruan menangkap Mustofa alias Musdalifa (47) tersangka penyekapan dan pencabulan siswa SMA berinisial STN.

Polisi menyita satu set kartu remi dan satu set kartu lentrek atau kartu yang digunakan untuk menghipnotis korban.

Dari keterangan saksi dan korban, kejadian itu berawal pada 23 Februari, STN dan temannya berinisal FHM sedang berada di Alun-alun Bangil, Pasuruan.

Meskipun tidak kenal, tiba-tiba tersangka bergabung dengan korban. Lalu tersangka menepuk punggung korban.

Setelah itu tersangka mengajak korban dan FHM ke rumahnya di Grati.

Karena merasa tidak kenal, FHM menolak ajakan tersangka. Sedangkan korban tidak menolak.

Tersangka menyekap korban di rumahnya sampai 26 Februari 2020.

Selama disekap itulah tersangka mencabuli korban.

Setelah tiga hari disekap, korban diperbolehkan pulang ke rumahnya. Tersangka mengancam korban untuk tidak menceritakannya ke siapa-siapa.

Penyekapan dan pencabulan yang terjadi membuat korban trauma hingga akhirnya korban melapor ke orangtuanya.

Orangtua yang tak terima melaporkan pelaku ke polisi.

Kepada polisi, tersangka membantah memaksa korban melakukan hubungan tersebut.

Ia mengatakan, di rumahnya, korban diperlakukan istimewa.

Hari kedua menginap, korban diajak ke Malang untuk makan-makan, lalu hari ketiga korban diajak berbelanja dan akhirnya dibiarkan pulang.

Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul: Pengakuan Mengejutkan dari Pria Tersangka Predator Pedofilia di Pasuruan: Trauma dan Suka Pria

https://regional.kompas.com/read/2020/03/18/13114201/pria-yang-sekap-dan-cabuli-siswa-sma-berkali-kali-pernah-jual-diri-dipukuli

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke