Salin Artikel

Pengakuan Lengkap Tersangka Tragedi Susur Sungai Sempor, Tak Survei Lokasi hingga Pergi ke Bank

KOMPAS.com - Salah satu tersangka tragedi susur Sungai Sempor di Sleman, IYA (36), meminta maaf atas kelalaian dirinya telah merenggut nyawa 10 orang.

Hal itu terungkap saat gelar perkara di Mapolres Sleman, Selasa (25/2/2020). Selain IYA, dua tersangka lainnya, R dan DDS, juga dihadirkan dalam kesempatan tersebut.

IYA mengakui tak melakukan survei lokasi sebelum kegiatan susur sungai yang dilakukan 249 siswa SMPN 1 Turi Sleman. 

Akibatnya, saat kegiatan berlangsung, tiba-tiba banjir dari hulu sungai menerjang para siswa. Sebanyak 10 siswa tewas. 

Berikut ini fakta baru tragedi susur Sungai Sempor:

IYA tampak menahan tangis saat mengucapkan permintaan maaf di hadapan polisi dan wartawan.

Guru olahraga SMPN 1 Turi yang juga pembina Pramuka tersebut juga meminta maaf kepada pihak sekolah.

"Pertama, saya mengucapkan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada instansi saya, SMP Negeri 1 Turi, karena atas kelalaian kami terjadi hal seperti ini," ucap IYA dalam jumpa pers di Mapolres Sleman, Selasa (25/2/2020).

Menurut Wakapolres Sleman Kompol M Kasim Akbar Bantilan, ketiga tersangka yaitu IYA, R, dan DDS, diketahui tidak ikut mendampingi 249 siswa SMPN 1 Turi saat susur Sungai Sempor, pada hari Jumat (21/2/2020).

"Ketiga orang ini penentu dan ide, lokasi ada pada mereka, terutama IYA. Tetapi mereka justru tidak ikut turun," ungkap Kasim dalam jumpa pers, Selasa (25/2/2020).

Untuk itu, dalam kegiatan susur sungai tersebut, hanya ada empat pembina yang mendamping para murid.

Empat pembina yang ikut mendampingi saat itu, dua merupakan laki-laki dan dua lagi perempuan.

Menurut Kasim, ketiga tersangka ternyata juga memiliki sertifikasi Kursus Mahir Dasar (KMD) Pramuka.

Kemahiran tersebut, menurut Kasim, seharusnya membuat mereka paham tentang bagaimana keamanan kegiatan kepramukaan.

"Bisa dibayangkan 249 siswa hanya diampu oleh empat orang dewasa yang perannya sebagai pembina dan penggerak di situ," jelas Wakapolres Sleman.

Menurut Kasim, alasan IYA meninggalkan 249 siswa karena ada keperluan di bank.

"Yang bersangkutan pergi karena ada urusan yang dikerjakan. Jadi yang bersangkutan ada keperluan mentransfer uang di bank," urainya.

Seperti diketahui, IYA merupakan salah satu orang yang telah memperoleh sertifikat KMD Pramuka.

Selain itu, IYA juga merupakan salah satu orang yang mempunyai ide dan penentu lokasi.

Dari keterangan salah satu tersangka susur Sungai Sempor, IYA, dirinya tidak melakukan survei lokasi sebelum kegiatan susur sungai digelar. Alasannya sudah memahami kontur Sungai Sempor.

"Dia keterangannya sudah memahami, tapi sebelum itu kan dua hari hujan dan segela macam kan dia tidak ada inisiatif untuk mengecek. Namanya sungai kan kita tidak tahu airnya seperti apa, lima hari terakhir, seminggu terakhir itu seperti apa," ujar Kasat Reskrim Polres Sleman AKP Rudy Prabowo saat ungkap kasus di Mapolres Sleman, Selasa (25/2/2020).

Seperti diketahui, saat menjalani kegiatan susur sungai, 10 siswa SMPN 1 Turi tewas terseret banjir yang tiba-tiba datang dari hulu sungai, Jumat (21/2/2020). 

(Penulis: Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma | Editor: Khairina, David Oliver Purba)

https://regional.kompas.com/read/2020/02/26/08510081/pengakuan-lengkap-tersangka-tragedi-susur-sungai-sempor-tak-survei-lokasi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke