Salin Artikel

Ada Jimat Saat Tes CPNS, Ahli: Yang Penting Belajar

KOMPAS.com - Saat pelaksanaan tes seleksi calon pegawai negeri sipil (CPNS) di Universitas Dian Nuswantoro, Semarang, Jawa Tengah, panitia menemukan barang diduga jimat milik peserta.

"Ada dua temuan jimat pada saat body checking berupa koin yang dibalut kertas rapal dan bentuk ketapel dari kayu. Kejadiannya hari Senin dan Selasa lalu. Terus jadi viral," kata Ketua Pelaksana Seleksi CPNS dari Universitas Dian Nuswantoro Semarang, Mohamad Sidiq, saat ditemui Kompas.com di Universitas Dian Nuswantoro Semarang, Kamis (06/02/2020).

Selain di Semarang, kejadian serupa juga terjadi di Surabaya. Panitia seleksi calon pegawai negeri sipil (CPNS) Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) Jawa Timur, juga menemukan beragam jimat.

Jimat tersebut memiliki banyak bantuk dan rupa, bak dari kertas hingga pasir. Dugaanya, jimat tersebut diyakini dapat membantu meloloskan proses seleksi kompetensi dasar (SKD) tersebut.

"Ada beragam, mulai dari jimat jenis rajah, uang dan kertas yang ditulis huruf arab, pasir yang dibungkus kain putih hingga jimat pengasihan," kata Koordinator Lapangan Panitia Daerah Seleksi CPNS Kemenkumham Jatim, Ketut Akbar saat dikonfirmasi, Kamis (6/2/2020).

Barang-barang tersebut akhirnya disita oleh panitia. Sesuai dengan ketentuan yang berlaku, peserta hanya diperkenankan membawa kartu peserta ujian dan kartu tanda penduduk.

Sosiolog Universitas Sebelas Maret (UNS), Drajat Tri Kartono, menjelaskan, hal itu mencerminkan eksistensi budaya lama (jimat/mitos) di tengah masyarakat modern masih terjaga.

Namun, menurut Drajat, eksistensi tersebut juga menimbulkan pertanyaan sendiri, apakah hal itu tanda kegagalan ilmu pengetahuan modern?.

"Jimat itu produk budaya masyarakat yang turun temurun. Terjadi di semua kalangan. Pejabat hingga masyarakat biasa. Ternyata hal itu masih dilakukan di zaman sekarang, khususnya di kalangan generasi muda yang ikut tes CPNS, yang nota bene dari kalangan terpelajar," kata Drajat.

"Mereka (para peserta) sebetulnya sudah tahu, jika tes CPNS sudah menggunakan sistem komputerisasi, yang mungkin dirasa sulit ditembus. Untuk menambal rasa kurang percaya diri itu, mereka menggunakan jimat," tambahnya.

Drajat lalu menegaskan, hal yang penting bagi peserta adalah mempersiapkan tes dengan belajar keras dan tidak menggantungkan nasib dengan jimat. 

Senada dengan Drajat, psikiater dari Rumah Sakit Omni Alam Sutera, Tangerang, Dr Andri,SpKJ, peserta yang membawa jimat adalah untuk meningkatkan kepercayaan diri untuk menyelesaiakan masalah.

"Saat seseorang rasa kepercayaan diri itu tinggi, maka ketika dia (peserta) mengerjakan sesuatu juga akan mengaktifkan sistem saraf pusatnya, memori-memorinya yang sudah ada sebelumnya," katanya.

"Jadi, dalam kasus ini, bukan jimatnya yang membantu, namun orang tersebut sudah belajar sebelumnya," tambah Andri.

Namun, Andri mengakui, hal ini sulit untuk dibuktikan secara ilmiah. Alasannya, jimat itu lebih dominan untuk kepercayaan diri.

Sementara itu, menurut Sidiq, peserta yang diketahui membawa jimat tidak mendapat sanksi diskualifikasi.

"Kami juga tidak menanyakan kegunaannya untuk apa karena untuk menjaga perasaan peserta tersebut," terangnya.

Sidiq menjelaskan, kedua jimat tersebut berupa kertas yang bertuliskan arab gundul serta ketapel yang dibalut kain berwarna merah.

Lalu, kertas yang bertuliskan arab gundul tersebut ditemukan pada peserta tes pada Senin (3/2/2020) untuk sesi 1.

Jimat bertuliskan arab gundul tersebut, imbuhnya ditemukan pada saku celana salah satu peserta.

Seperti diketahui, Udinus Semarang menggelar tes SKD untuk tujuh daerah di Jawa Tengah dari 27 Januari hingga 15 Februari 2020.

Ketujuh daerah tersebut antara lain Kota Semarang, Kota Pekalongan, Kota Tegal, Kabupaten Batang, Kabupaten Tegal, Kabupaten Brebes, dan Kabupaten Wonosobo.

(Penulis: Kontributor Semarang, Riska Farasonalia | Editor: Teuku Muhammad Valdy Arief, Setyo Puji)

https://regional.kompas.com/read/2020/02/08/10000091/ada-jimat-saat-tes-cpns-ahli--yang-penting-belajar

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke