Salin Artikel

Cerita di Balik Pemain Voli SMA Idap Tumor Ganas, Sudah 7 Bulan hingga Keluarga Berharap Tak Diamputasi

KOMPAS.com - Riska Ramadila (17), siswi kelas tiga SMA Negeri 1 Lipat Kain, Kecamatan Kampar Kiri, Kabupaten Kampar, Riau, sudah tujuh bulan tak masuk sekolah akibat penyakit tumor ganas yang dideritanya.

Riska mengidap tumor ganas berawal dari saat dirinya terjatuh saat main voli di sekolahnya pada pertengahan 2019 lalu.

Beberapa bulan kemudian, lututnya membengkak dan semakin membesar.

Penyakit tumor ganas itu diketahui setelah dirinya menjalani pemeriksaan di RSUD Arifin Ahmad, Pekanbaru, dan harus diamputasi.

"Kami belum sanggup melihat anak kami diamputasi. Kami akan berusaha dulu cari obatnya," kata ayah Riska, Erianto.

Sebelum pulang, kata Erianto, dokter di RSUD menyebutkan ada rumah sakit di Jakarta yang bisa mengobati penyakit Riska.

Namun, untuk berangkat ke Jakarta tidak ada biaya. Erianto dan keluarganya mencoba bertanya ke orang-orang soal biaya berobat ke Jakarta.

"Ada yang bilang biayanya Rp 450 juta. Tapi kami tidak ada uang sebanyak itu. Saya cuma kerja motong (menyadap) karet di kampung, hasilnya tak menentu," akunya.

Sejak beberapa hari terakhir viral di media sosial mengenai kondisi Riska mengidap tumor ganas yang membutuhkan pengobatan.

Beberapa foto yang beredar memperlihatkan Riska terbaring di atas kasur. Tumor ganas di lutut kananya sudah sangat besar.

Dalam sejumlah unggahan di media sosial, menulis keterangan bahwa Riska membutuhkan biaya untuk pengobatan.

Setelah viral di media sosial, beberapa pihak juga datang ke rumah Riska untuk membantu, termasuk dari pemerintah juga sudah bersedia membantu pengobatannya.

Bahkan, Kodim 0313/Kampar bersedia membawa Riska berobat ke Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto di Jakarta dan menanggung seluruh biayanya.

Perjumpaan Riska dengan TNI pun berawal dari Babinsa Kelurahan Lipat Kain Pelda Nasaruddin yang melatih dan memberikan wawasan kebangsaan beberapa waktu lalu di SMA 1 Lipat Kain, tempat Riska sekolah. 

Ketika itu, kata Nassruddin, ia mendapat informasi bahwa ada seorang siswa yang mengidap tumor ganas dan tidak memiliki biaya untuk berobat.

Anggota Koramil 05/Kampar Kiri ini pun mendatangi rumah Riska. Saat itu Nasaruddin juga sempat membawa bantuan karena Riska berasal dari keluarga kurang mampu.

"Setelah itu kami bawa ke rumah sakit di Pekanbaru, tapi kata dokter kakinya harus diamputasi. Namun, pihak keluarga belum bersedia diamputasi," katanya, Senin (3/2/2020).

Meski begitu, Nasaruddin tak tinggal diam. Dia terus berupaya mencari solusi untuk biaya pengobatan anak pertama dari tujuh bersaudara itu.

Dia pun kemudian mencoba berkoordinasi dengan Kodim 0313/Kampar. Hasilnya, Komandan Kodim Kampar Letkol Inf Aidil Amin bersedia membantu Riska.

"Pak Dandim juga berkoordinasi dengan Pak Danrem 031/Wira Bima di Pekanbaru. Alhamdulillah, seluruh biaya pengobatan Riska kita tanggulangi," katanya.

Pihak keluarga telah menyetujui membawa Riska berobat ke Jakarta. Beberapa pihak keluarga akan ikut mendampingi, termasuk Nasaruddin sendiri.

"Kita sudah minta persetujuan dari keluarga. Mereka mau kita bantu. Jadi kami akan bantu secara maksimal," katanya.

Karena pihak keluarga menolak kaki Riska diamputasi, TNI akan mencarikan jalan terbaik untuk Riska.

"Yang jelas, kita bawa dulu berobat. Kita juga berharap ada pengobatan tanpa diamputasi," ungkapnya.

Sumber: KOMPAS.com (Kotributor Pekanbaru, Idon Tandjung, Editor: Aprilia ika, Dony Aprian)

https://regional.kompas.com/read/2020/02/05/05161531/cerita-di-balik-pemain-voli-sma-idap-tumor-ganas-sudah-7-bulan-hingga

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke