Salin Artikel

Derita Siswi SMA Pemain Voli, Idap Tumor Ganas Sebesar Bola di Kaki

Siswi kelas 3 SMA Negeri 1 Lipat Kain, Kecamatan Kampar Kiri, Kabupaten Kampar, Riau ini sudah beberapa bulan tak masuk sekolah akibat penyakitnya. 

Anak sulung dari pasangan Erianto (45) dan Muzarniati (43) ini, sudah beberapa bulan mengidap tumor ganas. Selama itu pula Riska tidak bisa masuk sekolah.

Riska saat ini untuk sementara tinggal di rumah pamannya di Jalan Garuda, Desa Kubang Jaya, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar, dalam masa berobat ke Pekanbaru.

Karena jarak dari kampungnya ke Pekanbaru cukup jauh dan membutuhkan biaya. Jadi sudah tiga malam Riska dan orangtuanya menginap di rumah pamannya.

7 bulan sakit, tak bisa banyak beraktivitas

Saat ditemui Kompas.com, Minggu (2/2/2020) siang, Riska tampak berbaring di atas kasur. Tumor ganas di lutut sebelah kanan hampir sama besar dengan bola kaki. 

Sesekali ia tampak duduk sambil menatap bengkak di kakinya. Berselang sekitar lima menit, Riska tidur kembali.

Kedua orangtuanya saat itu duduk di samping Riska. Anak paling tua dari tujuh bersaudara itu tampak diurut kakinya oleh tantenya.

Dua buah tongkat terlihat pula di ujung kasur Riska. Tongkat tersebut digunakan untuk berjalan ke kamar mandi.

Tapi, gadis berusia 17 tahun ini lebih banyak beraktivitas di atas kasur, seperti duduk dan tidur. Karena, semakin hari tumor semakin besar di lututnya.

Ayah kandung Riska, Erianto mengatakan, sudah tujuh bulan putri kesayangannya menderita tumor ganas tersebut.


Awalnya, jatuh saat main voli...

Dia menceritakan, awalnya Riska terjatuh saat main voli di sekolah dan kakinya terbentur di lantai lapangan.

"Tapi dia masih bisa lanjut main voli. Jalan di sekolah masih lancar," sebut Erianto saat berbincang dengan Kompas.com, Minggu.

Karena merasakan ngilu, Riska dibawa ke tukang urut. Tetapi menurut tukang urut kaki Riska tidak terkilir, namun hanya biasa saja.

Beberapa bulan setelah itu, kata Erianto, lutut Riska mulai membengkak. Sehingga Riska berjalan menggunakan tongkat.

"Waktu itu dia jatuh lagi karena tongkatnya terpeleset dan kakinya terlipat. Jadi setelah itu bengkak kakinya semakin besar," ujarnya.

Divonis idap tumor ganas

Dia mengatakan, saat itu belum diketahui bengkak di kaki Riska adalah tumor ganas.  Tapi semakin hari semakin membesar.

Erianto dan keluarganya membawa Riska berobat ke rumah sakit Prima di Pekanbaru dengan menggunakan BPJS. 

Dari hasil pemeriksaan medis, menyatakan  Riska mengidap tumor ganas.

"Di rumah sakit prima tidak ada obatnya, jadi dirujuk ke RSUD Arifin Ahmad Pekanbaru," kata Erianto. 


Kaki Riska harus diamputasi, biayanya ratusan juta

Erianto mengatakan, hasil dari pemeriksaan di RSUD Arifin Ahmad, tumor di kaki Riska harus diamputasi.

Karena biaya yang mencapai ratusan juta, Erianto tidak punya uang sebanyak itu. Sehingga, dia memutuskan untuk pulang.

Sebelum pulang, dokter di RSUD menyebutkan ada rumah sakit di Jakarta yang bisa mengobati penyakit Riska. Namun, untuk berangkat ke Jakarta tidak ada biaya.

Erianto dan keluarganya mencoba bertanya ke orang-orang soal biaya berobat ke Jakarta.

"Ada yang bilang biayanya Rp 450 juta. Tapi kami tidak ada uang sebanyak itu. Saya cuma kerja motong (menyadap) karet di kampung, hasilnya tak menentu," akunya.

Cari pengobatan alternatif

Riska dan keluarganya tidak mau diamputasi. Mereka masih terus berupaya mencari obat alternatif.

Karena sangat disayangkan, gadis beliau itu akan kehilangan sebagian kakinya.

"Kami belum sanggup melihat anak kami diamputasi. Kami akan berusaha dulu caru obatnya," kata Erianto sambil berharap ada obat yang dan menyembuhkan penyakit tersebut.

Kemudian, Riska dibawa lagi ke Rumah Sakit Awal Bros Panam di Pekanbaru.

Pihak rumah sakit menyarankan untuk kemoterapi terlebih dahulu dengan biaya Rp 100 juta. Akan tetapi, Erianto juga tidak memiliki biaya sebanyak itu.


Viral di media sosial

Sejak beberapa hari terakhir, viral di media sosial mengenai kondisi Riska mengidap tumor ganas yang membutuhkan pengobatan.

Beberapa foto yang beredar memperlihatkan Riska terbaring di atas kasur. Tumor ganas di lutut kananya sudah sangat besar.

Dalam sejumlah unggahan di media sosial, menulis keterangan bahwa Riska membutuhkan biaya untuk pengobatan.

Setelah viral di media sosial, banyak pihak yang ingin membantu. Masyarakat prihatin dengan generasi penerus bangsa tersebut.

Apalagi, Riska dikenal sebagai pemain voli handal di sekolahnya.

Orangtua Riska mengaku kaget anaknya viral di media sosial.

"Saya kaget juga karena udah ramai kayak gini," akui ayah Riska, Erianto.

Menurut dia, kondisi Riska viral setelah fotonya diunggah di media sosial oleh teman sekolahnya. Kemudian, foto itu beredar luas.

Bantuan mulai mengalir...

Beberapa kalangan mulai datang membantu.

Termasuk dari Pemerintah Provinsi Riau siap membantu biaya dengan memasukkan nama Riska sebagai peserta Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS).

Bahkan, pihak RSUD Arifin Ahmad Pekanbaru sudah siap untuk melakukan amputasi. Hanya saja, pihak keluarga belum menyetujuinya.

"Alhamdulillah, banyak yang bantu. Tapi kalau amputasi kami belum bisa memutuskan. Kami coba cari jalan lain dulu," tutup Erianto.

https://regional.kompas.com/read/2020/02/04/05550091/derita-siswi-sma-pemain-voli-idap-tumor-ganas-sebesar-bola-di-kaki

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke