Salin Artikel

Rajungan Langka di Musim Panen, Nelayan Pasir Putih Menjerit

KARAWANG, KOMPAS.com - Majudin (36), nelayan Pasir Putih, Desa Sukajaya, Kecamatan Cilamaya Kulon, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, mengeluhkan sejumlah rajungan langka saat memasuki musim panen.

Hal ini diduga dampak dari pencemaran oil spill dari sumur YYA-1 milik Pertamina Hulu Energi (PHE) Offhsore North West Java (ONWJ).

"Saya melaut cuma dapat dua, tiga rajungan," kata Majudin di sela demo di Kantor Pemkab Karawang, Senin (20/1/2020).

Majudin mengaku, biasanya pada Desember hingga Maret tangkapan rajungan justru melimpah.

Dalam sekali melaut, kata dia, bisa mendapat 30 hingga 50 kilogram.

"Saya biasanya menjualnya dengan harga Rp 40.000 per kilogram," ujarnya.

Dia menjelaskan, hasil tangkapan yang turun drastis membuat dirinya dan ratusan nelayan rajungan di Pasir Putih terpukul.

Bahkan, untuk mengganti biaya sekali melaut dirinya harus mengeluarkan uang sekitar Rp 100.000 untuk patungan membeli solar.

"Kita makan seadanya, yang ada kami makan," katanya.

Tak jarang, kata Majudin, nelayan masih menjumpai minyak saat melaut yang mengendap di dasar laut.

"Kadang kena jarang," katanya.

Hal yang sama diungkapkan Samruin. Samruin menyebut nelayan Pasir Putih berbeda dengan nelayan di wilayah Karawang lain.

"Kami menangkap rajungan yang justru naik saat ombak besar dan angin kencang. Kami (nelayan Pasir Putih) senang meski ombak besar," katanya.

Kadis (42), nelayan rajungan lainnya, bahkan sampai menjual perahu untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.


"Saya punya dua perahu, satu saya jual dengan harga Rp 8 juta. Padahal saya beli Rp 30 juta," kata Kadis.

Terlebih, dia mengaku tak mendapat uang kompensasi seperti nelayan lainnya.

"Katanya dipending," ujar Kadis.

Sekretaris Desa Sukajaya Ahmad Syaikhu mengatakan, sebanyak 500 nelayan di Pasir Putih masih terdampak tumpahan minyak Pertamina.

"Namun jaring untuk rajungan dengan udang itu berbeda," katanya.

Sebagai solusi, kata dia, untuk sementara pihaknya mengajukan bantuan satu set jaring kepada pemerintah.

Para nelayan juga menuntut ganti rugi yang sepadan dari Pertamina.

Sekretaris Daerah Karawang Acep Jamhuri mengatakan, akan membahas keluhan nelayan Pasir Putih kepada PHE dan pihak terkait lainnya.

"Besok kita sampaikan saat rapat dengan Pertamina. Kita akan tanyakan juga mengenai kajian kepada IPB. Apakah ada kajian khusus dampak terhadap rajungan," kata Acep saat menemui para nelayan.

Untuk membantu para nelayan, Pemkab Karawang akan memberikan bantuan beras. Hanya saja, ia belum bisa memastikan jumlah besarannya.

"Kita lihat nanti," katanya.

https://regional.kompas.com/read/2020/01/20/15551351/rajungan-langka-di-musim-panen-nelayan-pasir-putih-menjerit

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke