Salin Artikel

Warga Duga Banjir Bandung Barat Imbas dari Proyek Kereta Cepat

Meski kini banjir sudah surut, sebanyak 86 kepala keluarga yang terdiri dari 237 jiwa masih terlihat sibuk membersihkan rumahnya dari lumpur.

Mereka juga mengeluarkan barang-barang yang rusak terendam air.

Berdasarkan keterangan warga, banjir disebabkan oleh air yang meluap dari sungai Ciburandul.

Luapan tersebut terjadi karena saluran air sungai yang berada di samping underpass Padalarang dibelokan untuk kepentingan akses kendaraan proyek Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung.

Kompas.com coba melihat lokasi pusat luapan air tersebut. Saluran air yang biasanya lurus melewati gorong-gorong memang dibelokkan.

Sementara dari arah berlainan, air sungai juga ikut masuk ke titik tersebut.

Di atas aliran baru, dipasang jembatan besi agar kendaraan berat bisa melewatnya. Sementara gorong-gorong lama sudah tertutup pasir dan tanah sehingga tidak lagi bisa dilewati air.

"Bagaimana tidak mau meluap, saluran air yang seharusnya diperbesar malah dipersempit, dipengkolkan. Kaki seharusnya jadi penerima manfaat, tapi malah jadi penerima musibah," keluh Rusdiwan Umar (57), warga Kampung Lebaksari, RT 01 RW 02, Desa Mekarsari, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat, saat ditemui di lokasi, Kamis (2/1/2019).

Rusdiwan mengatakan, baru tahun ini banjir hebat melanda rumahnya. Sebelum ada proyek Kereta Api Cepat, banjir paling tinggi hanya sampai mata kaki.

"Baru tahun ini paling besar. Banyak warga yang menjerit. Sampai sekarang kami dua hari dua malam enggak bisa bersih. Ini murni akibat kelalaian manusia," tuturnya.

Rusdiwan berharap, PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) segera bertanggung jawab dan mengganti seluruh kerugian warga yang rumahnya rusak diterjang banjir

"Warga ingin ganti rugi. Ini murni kelalaian manusia. Mereka menutup saluran air tanpa ada izin dari warga. Di rapat desa KCIC pernah menjanjikan akan mengganti jika ada banjir," pungkasnya.


Warga lainnya, Ratna Mulyati (48), mengaku sempat terjebak di rumahnya yang tidak jauh dari pusat luapan air saat kejadian berlangsung.

Akibatnya, Ratna mengalami luka-luka di badannya akibat terjatuh dari atap rumah saat coba menyelamatkan diri.

"Air naiknya cepat sekali. 10 menit sudah hampir 2 meter. 2007 dan 2013 juga pernah banjir, tapi ini paling parah," bebernya.

Nenah (57), warga lain yang terdampak banjir mengatakan, seisi rumahnya hancur akibat diterjang banjir.

Ditanya soal kerugian, dia menjawab total bisa sampai puluhan juta.

"Airnya cepat sekali masuk, semuanya rusak, lemari, kasur, barang-barang elektronik seperti  kulkas, tv rusak semua," akunya.

Sementara itu, Direktur Utama Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Chandra Dwiputra yang sempat datang meninjau lokasi penyebab banjir di Kampung Lebaksari, Desa Mekarsari, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat menolak berkomentar saat ditanya wartawan.

"Enggak usah lah, nanti saja," pungkasnya.

https://regional.kompas.com/read/2020/01/02/16123721/warga-duga-banjir-bandung-barat-imbas-dari-proyek-kereta-cepat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke