Salin Artikel

Ngejot, Tradisi Berbagi Saat Galungan dan Natal di Bali

Salah satunya adalah Ngejotan. Sering juga disebut Ngejot. Tradisi ini adalah kebiasaan berbagi yang dilakukan warga saat Hari Raya Galungan.

Di mana warga yang sedang merayakan Galungan berbagi makanan kepada warga lain.

Selain saat Galungan, ternyata tradisi ini juga dilakukan oleh beberapa warga nasrani.

Seperti yang dilakukan oleh keluarga Katolik Ni Made Juniati, yang tinggal di Jalan Danau Beratan, Sanur, Denpasar.

Sebagai pemeluk Katolik, Yuliana Ni Wayan Juniati (65) bersama suaminya, Marselinus Woda, berbagi kebahagiaan Natal dengan tetangga dan keluarga.

"Kami sudah melakukan ini (ngejot) 30 tahun," kata Juniati, Minggu (22/12/2019).

Ngejotan Natal biasanya dilakukan dua atau tiga hari sebelum hari Natal.

Kesibukan sebelum Ngejot sudah berlangsung sehari sebelumnya. Diawali dengan membeli beragam bumbu, daging, sambal, ikan dan jajanan.

Kemudian pada Minggu pagi diolah menjadi berbagai bentuk masakan.

Ada menu babi kecap, telur, nasi, lauk serta berbagai jajanan.

Setelah semua matang, menu tadi dibagi-bagi sesuai jumlah tetangga dan kerabat yang akan mendapat jotan.

Dimulai dari tetangga terdekat. Setelah dibagi-bagi, beragam olahan makanan tadi diletakkan di nampan khusus lalu diantar satu per satu.

"Saat Natal begini kami yang ngejot, pas waktu galungan kami yang giliran mendapat macam-macam makanan dari tetangga," ucap Juniati.

Menurutnya, ngejot adalah bentuk berbagi syukur dan bahagia jelang hari Raya Natal.

Sebagaimana saudara-saudara umat Hindu Bali juga berbagi kebahagiaan saat Galungan.

Ngejot juga bisa menjaga tali silaturahmi dengan tetangga dan kerabat.

"Dengan ini kan kita jadi akrab dengan tetangga, begitu juga dengan keluarga. Saat merayakan Natal, kami berbagi kebahagiaan, begitu juga sebaliknya saat Galungan," ujarnya.

Dia berharap tradisi ngejot ini bisa diteruskan anak cucunya nanti.

Sementara itu, salah satu warga Hindu Bali yang menerima jotan Ketut Sriyani mengatakan, tradisi Ngejot jelang hari raya adalah kebiasaan yang baik untuk menjaga rasa kekeluargaan.

Dia berharap tradisi yang berlangsung puluhan tahun ini terus terjaga sampai ke anak cucu.

Selain menjaga rasa kekeluargaan, tradisi ini sekaligus menjadi pesan tentang kerukunan antar-umat beragama di Bali.

"Mudah-mudahan nanti diteruskan anak cucu, sejak nenek saya udah ada tradisi ini. Harapannya bisa berlanjut setiap hari raya sehingga kerukunan juga terus terjaga," ucap Sriyani.

https://regional.kompas.com/read/2019/12/22/14104141/ngejot-tradisi-berbagi-saat-galungan-dan-natal-di-bali

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke