Salin Artikel

Pemandangan Tak Sedap Sungai Cikeruh Saat Mengering: Tumpukan Sampah Mengendap

Tumpukan sampah mengendap di depan pintu air Sungai Cikeruh yang mengering. Petugas menduga sampah tersebut dibawa air saat hujan beberapa hari lalu.

Komandan Sub 02 Cileunyi Satgas Citarum Harum, Sersan Mayor Bernando, mendapatkan laporan tumpukan sampah itu dari warga sekitar.

Tim langsung ke lokasi untuk mengecek dan membersihkan sampah dilokasi. Sekitar 16 anggota Satgas Citarum Harum dan Gober diterjunkan ke lokasi.

Berdasarkan pantauan di lapangan, anggota yang mengenakan baju hitam bertuliskan "Citarum Harum" ini langsung turun ke sungai kering tersebut untuk memunguti sampah yang mengendap, lalu membakarnya.

"Atas dasar laporan dari warga dan atasan setempat, kita tindak lanjuti di sektor Cikeruh Sub 2 Cileunyi," kata Bernardo di lokasi.

Bernardo belum mengetahui tumpukan sampah ini berasal dari mana. Namun, jika dirunut, aliran Sungai Cikeruh ini mengalir dari Sumedang. 

Kemudian masuk Wilayah Rancaekek, dan melewati beberapa kampung, seperti Kamoung Bojong Pulus, Gunung Jati, Buah Dua, hingga pintu air tempat mengendapnya tumpukan sampah ini.

"Ini aliran airnya ke Sungai Citarum," katanya.

"Kalau ini kita bingung, sebelumnya sempat ditindak BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai) yang standby," ucapnya.

"Mungkin di sini kemarin hujan, kita juga tahu pas turun hujan kemarin," imbuhnya.

Dia mengatakan bahwa tumpukan sampah ini didominasi oleh sampah plastik hingga styrofoam.

"Paling banyak styrofoam," ujarnya.

Mengetahui hal itu, pihaknya langsung berkoordinasi dengan aparatur pemerintah desa setempat untuk menindaklanjuti tumpukan sampah itu.

Sementara ini, pembersihan dilakukan secara manual menggunakan alat seadanya, seperti cangkul dan garpu tanah.

"Kita manual, gotong royong. Apabila BBWS membantu, kita gunakan alat yang ada di proyek yang sedang berjalan," katanya.

Pasalnya, apabila pembersihan dilakukan secara manual maka akan membutuhkan waktu lama. Sementara cuaca hujan tidak bisa diprediksi.

Dikhawatirkan ketika turun hujan, air kembali muncul dan menghanyutkan sampah-sampah itu hingga Sungai Citarum.

"Pemanfaatan sungai ini dibutuhkan warga, khususnya pertanian irigasi dan mandi. Namun, kini hanya untuk pertanian saja," katanya.

Hal tersebut terjadi lantaran masyarakat belum sadar akan lingkungannya.

"Volume sampahnya tinggi, dan selalu ada setiap tahunnya," katanya.

Mungkin, lanjutnya, sampah di sungai ini tidak bisa bersih begitu saja, tetapi setidaknya bisa mengurangi dengan menumbuhkan kesadaran kepada masyarakat untuk menjaga lingkungannya.

https://regional.kompas.com/read/2019/11/29/06402071/pemandangan-tak-sedap-sungai-cikeruh-saat-mengering-tumpukan-sampah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke