Salin Artikel

Teror Harimau Hantui Warga Sumsel, Apa Penyebabnya?

Bahkan, satu korban terkaman harimau meninggal, sementara satu orang lagi menjalani perawatan di rumah sakit.

Kedua korban tersebut adalah wisatawan dan petani kopi di Gunung Dempo, Kota Pagaralam.

Yakni, Irfan (19) wisatawan gunung Dempo, kota Pagaralam. Dia masih menjalani perawatan di rumah sakit pada Sabtu (16/11/2019). 

Korban lainnya yakni Kuswanto (57) petani kopi di Lahat. Dia tewas usai diterkam harimau ketika sedang menebang pohon di kebun, pada Minggu (17/11/2019).

Tak hanya itu, hewan ternak milik juga mati diserang oleh harimau di Desa Pulau Panas, Kecamatan Tanjung Sakti Pumi, Kabupaten Lahat, Minggu (17/11) malam.

BKSDA pasang kamera trap 

Tim dari BKSDA Sumatera Selatan telah diturunkan untuk menyelidiki kasus munculnya harimau sumatera, satwa liar yang dilindungi tersebut.

Kepala BKSDA Sumsel Genman Suhefti Hasibuan mengatakan, mereka saat ini memasang kamera trap untuk memantau di beberapa titik wilayah munculnya harimau sumatera. 

Setelah pemasangan kamera trap, tim akan mengkaji penyebab konflik antara manusia dan harimau di lokasi tersebut.

"Masyarakat diimbau segera melaporkan kepada petugas BKSDA Sumsel apabila terdapat perjumpaan dengan harimau baik jejak maupun aktivitas," kata Genman.

Habitat diduga terganggu akibat kemarau

Fenomena penyerangan satwa liar bernama latin Panthera Tigris Sumatrae ini belum diketahui penyebabnya.

Namun, beberapa faktor bisa saja menjadi pemicu satwa dilindungi ini turun dari gunung. Seperti habitat yang terganggu, atau faktor alam yakni kekeringan.

Seperti diketahui, Sumatera Selatan mengalami kemarau panjang pada tahun ini. Hal itu membuat beberapa sumber air menjadi kering.

"Mungkin dia mencari air, dan keluar dari habitat, istilahnya disorientasi. Katakanlah kesasar, manusia saja bisa tersasar,"ujarnya.

Menurut Genman, jarak antara pemukiman warga dan hutan lindung pun hanya sekitar 7 kilometer. 

Selain itu, tim juga belum bisa masuk ke hutan terlalu dalam karena faktor keselamatan.

"Kemungkinan rumahnya terganggu, seperti ada perusakan hutan atau illegal logging, sehingga mereka keluar. Kemungkinan itu juga bisa terjadi," jelasnya.

Harimau bercorak putih

Harimau yang menyerang Irfan (19) wisatawan gunung Dempo dan  Kuswanto (57) petani kopi di Kabupaten Lahat diduga merupakan harimau yang sama.

Dugaan itu muncul berdasarkan beberapa keterangan saksi mata yang merupakan warga sekitar.

Kepala BKSDA Sumsel Genman Suhefti Hasibuan mengatakan, berdasarkan keterangan para warga, di kawasan taman wisata Gunung Dempo, ciri-ciri harimau yang menyerang manusia itu memiliki corak bewarna putih. 

Hal yang sama juga disebutkan oleh warga di Desa Pulau Panas, Kecamatan Tanjung Sakti setelah Kuswanto (57) tewas diterkam harimau.

"Karena masyarakat bilang yang datang itu adalah harimau putih. Jarak antara TKP pertama dan kedua juga hanya 13 kilometer jarak datar dan kejadiannya di waktu yang sama. Bisa saja ini adalah harimau yang sama," kata Genman, Senin (18/11/2019).

Aktivitas di Taman Wisata Gunung Dempo dihentikan

Kapolres Pagaralam AKBP Dolly Gumara mengimbau agar aktivitas di taman wisata Gunung Dempo dihentikan sementara waktu, sampai kondisinya kembali steril dari keberadaan hewan buas.

Imbauan itu dikeluarkan, agar tak adanya lagi korban penyerangan satwa liar kepada manusia.

Seperti diketahui, Irfan warga asal kota Sekayu, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), diserang harimau ketika sedang camping bersama temannya.

Serangan itu membuat luka para terhadap Irfan dan harus menjalani perawatan di rumah sakit.

"Kita minta taman wisata Gunung Dempo tutup sementara sampai kondisinya aman," imbuh Dolly.

Hal yang sama dilakukan oleh BKSDA Sumsel, ia juga meminta warga yang ada di Desa Pulau Panas, Kecamatan Tanjung Sakti, Kabupaten Lahat menjauhi lokasi munculnya harimau.

Hal ini dikatakan, pascainsiden harimau serang Kuswanto, petani kopi, ketika sedang menebang pohon di kebun.

"Lebih baik hentikan sementara waktu, kita tidak ingin kejadian ini terulang lagi. Warga sudah diimbau, jangan ke sana dulu," katanya.

https://regional.kompas.com/read/2019/11/19/06415841/teror-harimau-hantui-warga-sumsel-apa-penyebabnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke