Salin Artikel

Di Balik Cerita Guru Mengajar Pakai Helm di Kelas, 16 Tahun Gedung Sekolah Belum Pernah Direnovasi

Foto tersebut diunggah pertama kali Twitter oleh akun @smpn3bayat pada Minggu (10/11/2019).

Selain guru yang mengajar menggunakan helm, foto tersebut juga memperlihatkan atap plafon ruang kelas kelas yang rusak.

Namun foto tersebut telah dihapus. Pada Selasa (12/11/2019) siang, akun @smpn3bayat memberikan klarifikasi terkait unggahan tersebut.

"Atas berita dan postingan tentang Plafon rusak di SMPN 3 Bayat, Klaten, kami dengan kesadaran dan tanpa paksaan mohon maaf kepada semua pihak dan semua Netizen. Plafon yg rusak hanya sebagian, tidak semua Plafon rusak. Terima kasih"

 

Menurutnya, guru yang ada di dalam foto tersebut adalah guru Seni dan Budaya.

"Sudah saya klarifikasi. Itu guru Seni dan Budaya," kata Chaterina saat ditemui Kompas.com di sekolah setempat, Senin (11/11/2019).

Ia menjelaskan atap plafon nyaris runtuh yang terlihat di foto tersebut tidak mengganggu kegiatan belajar dan mengajar siswa di kelas.

Pihak sekolah sengaja melepas semua atap plafon di ruangan tersebut karena ada yang rusak.

"Memang benar ada beberapa titik kerusakan itu. Sebetulnya, atap plafon itu masih nyantol (terpancang paku). Daripada nanti mengganggu KBM, kami lepas semua atap plafon ruangan itu," terang dia.

Menurut Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana SMPN 3 Bayat, Romi Fitriyanto, gerak tanah membuat plafon ruang kelas 7C tersebut terlepas dari paku.

"Ini karena kemarau panjang. Tanah bangunan bekas persawahan sehingga struktur tanahnya gerak (labil)," tutur dia.

Agar tidak membahayakan keselamatan siswa, maka pihak sekolah melepas semua plafon.

Romi mengatakan hanya ruang kelas 7C yang rusak cukup parah, sementara ruangan lain tidak ada.

SMPN 3 Bayat berdiri sejak tahun 2003. Namun hingga saat, gedung yang berusia 16 tahun itu masih belum pernah direnovasi. Termasuk atap plafon ruangan kelas yang nyaris runtuh.

Kepala Sekolah SMPN 3 Bayat Chaterina Supartini mengatakan pihak sekolah sudah mengajukan bantuan perbaikan untuk ruangan tersebut.

Rencananya renovasi akan dilakukan dengan menggunakan anggaran tahun 2020.

"Sudah saya ajukan rehab ruang kelas. Tidak hanya atap plafon, tapi juga tegelisasi, tembok yang mungkin bengkak. Karena tanahnya di sini labil," ujar dia.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Labib Zamani | Editor: Khairina)

https://regional.kompas.com/read/2019/11/13/06460031/di-balik-cerita-guru-mengajar-pakai-helm-di-kelas-16-tahun-gedung-sekolah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke