Salin Artikel

Fakta Lengkap Wagub Babel Dikepung Saat Razia Tambang, Tak Libatkan Polres dan Pol PP Setempat hingga 26 Anggota Terluka

KOMPAS.com - Sabtu (2/11/2019), Wakil Gubernur Kepualuan Bangka Belitung Abdul Fatah, beserta Satpol PP Provinsi bekerja sama dengan Pol PP Pemkab Belitung Timur, hendak melakukan penertiban tambang timah ilegal alias liar di Kecamatan Sijuk, Belitung, Kepulauan Bangka Belitung.

Penertiban yang dilakukan rombongan gubernur tersebut tidak melibatkan aparat Polres dan Pol PP Pemkab Belitung.

Akibatnya, saat akan menertibkan tambang ilegal tersebut. Rombongan gubernur diserang sekelompok orang dengan menggunakan kayu dan senjata tajam.

Dalam insiden tersebut, sebanyak 26 anggota Satpol PP terluka, tak hanya itu, tujuh kendaraan rombongan wagub pun dirusak massa.

Kendaraan yang rusak terdiri dari 1 unit truck dinas Satpol PP Beltim, 1 unit truk Dinas Kebersihan Beltim, 1 unit mobil Dinas CRV warna putih yang dikendarai wagub, 1 unit mobil Avanza hitam, 1 unit mobil Suzuki Ertiga abu-abu, 1 unit mobil Suzuki Ertiga Putih, 1 unit Mitsubishi Heilux doble kabin warna hitam.

Berikut ini fakta selengkapnya:

Kabid Humas Polda Kepulauan Bangka Belitung AKBP Maladi mengatakan, kejadian rombongan wakil gubernur dikepung massa saat mendatangi tambang ilegal terjadi sekitar pukul 13.30 WIB.

Saat mendatangi lokasi tambang, petugas Satpol PP Provinsi Babel berjumlah kurang lebih 100 personel yang dipimpin wakil gubernur Abdul, hendak menertibkan tambang timah ilegal di aliran Sungai Sengkelik Desa Sijuk. Namun, penambang kesal dan mulai melakukan tindakan anarkistis.

"Selanjutnya melakukan tindakan penertiban dengan cara membongkar dan juga dibakar, sehingga membuat para penambang emosi dan melakukan perlawanan," katanya saat dikonfirmasi Kompas.com, Sabtu.

Sambungnya, dalam peristiwa tersebut beberapa anggota Satpol PP mengalami luka dan mendapatkan perawatan medis di RSUD Tanjungpandan.

Tak hanya itu, lanjutnya. Massa juga merusak tujuh mobil yang dinaiki rombongan.

Wakil Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Abdul Fatah mengatakan, penertiban yang dilakukannya karena adanya laporan dari masyarakat.

Petugas melakukan tindakan tegas karena aktivitas tambang berada di kawasan Hutan Lindung Pantai (HLP).

"Kami mendatangi lokasi karena ini razia, jadi langsung penertiban," kata Abdul dalam keterangan pers, Sabtu malam.

Abdul mengungkapkan, pihaknya tidak menyangka akan ada aksi massa terkait penertiban itu.

Ia pun sebelumnya sudah merasa yakin dengan kekuatan rombongan yang terdiri dari Pol PP Provinsi dan Pol PP Pemkab Belitung Timur.

Namun, setelah dilakukan penertiban ada serangan balik dari para penambang dan masyarakat yang jumlahnya diperkirakan 50 orang.

Massa membawa balok kayu dan senjata tajam.

Penerbitan tambang timah ilegal yang dilakukan rombongan Wakil Gubernur Kepualuan Bangka Belitung Abdul Fatah, dan rombongan ternyata tak melibatkan Polres dan Pol PP Pemkab Belitung.

Alasa tak melibatkan Polres dan Pol PP setempat dikhawatirkan razia tersebut akan bocor.

Wakil Bupati Belitung Isyak Meirobie mengatakan, penertiban tidak berkoordinasi dengan Pemkab Belitung.

"Seluruhnya dari Pol PP provinsi," kata Isyak kepada Kompas.com, Sabtu.

Sementara itu, Kapolres Belitung AKBP Yudhis Wibisana menyayangkan operasi penertiban yang dilakukan tanpa koordinasi dengan pihak kepolisian setempat.

Bahkan Pol PP Pemkab Belitung juga tidak dilibatkan.

"Kami tidak ada melindungi aktivitas tambang ilegal. Mereka itu (penambang) kucing-kucingan. Sudah sering ditertibkan, muncul lagi. Barang buktinya banyak di Polres," katanya

4. Wagub dievakuasi ke Polsek, sebagian Satpol PP lari ke hutan

Kabag Humas Pemprov Babel Irwanto mengatakan, pasca-kejadian tersebut, Wakil Gubernur Abdul Fatah dalam kondisi aman.

Sambungnya, dari informasi yang dihimpun, Abdul dan sebagian rombongan dievakuasi ke Mapolsek Sijuk, Belitung.

Sementara sebagian rombongan lari ke hutan menyelamatkan diri.

"Wagub masih di Belitung, serta dalam kondisi sehat dan baik-baik saja. Sikon di Belitung info dari ajudan sudah kondusif," ujar Irwanto saat dikonfirmasi, Sabtu.

Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Erzaldi Rosman mengatakan, pasca-kejadian penertiban penambang ilegal di Kecamatan Sijuk, Belitung, Kepulauan Bangka Belitung tersebut, sebanyak 26 anggota Satpol PP terluka.

Enam orang di antaranya menderita luka cukup parah di bagian kepala dan tangan.

"Karena ada dua lokasi, tim dibagi dua. Ketika itu kondisinya kosong dan tiba-tiba ada massa yang menyerang kendaraan dinas yang terparkir cukup jauh," katanya dalam keterangan pers, Minggu (3/11/2019) malam.

Ketika massa menyerang, sambungnya, Wakil Gubernur Abdul Fatah, bersama tim Pol PP sedang berada di tengah hutan bakau yang menjadi lokasi penambangan.

Erzaldi berharap kasus penyerangan terhadap petugas diproses sesuai hukum yang berlaku. Sebab Pol PP merupakan lembaga resmi pemerintah yang dibentuk berdasarkan undang-undang.

"Saya ditanya wartawan apakah damai, ya bagi individu silahkan damai. Tapi bagi lembaga yang diserang harus diproses," ujarnya.

Upaya penertiban kata Erzaldi bagian dari upaya pemerintah daerah untuk menjaga hutan lindung dan kawasan wisata Belitung.

Namun, aktivitas penambangan liar masih terjadi meskipun upaya preventif telah dilakukan berulang kali.

"Ternyata beralih dari tambang ke pariwisata itu tidak mudah," katanya.

 

Sumber: KOMPAS.com (Kontributor Pangkalpinang, Heru Dahnur, Editor: David Oliver Purba dan Sabrina Asril)

https://regional.kompas.com/read/2019/11/04/07230071/fakta-lengkap-wagub-babel-dikepung-saat-razia-tambang-tak-libatkan-polres

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke