0
KILAS DAERAH

Kilas Daerah Banyuwangi
Salin Artikel

Banyuwangi International BMX 2019 Menyita Perhatian Dunia, Ini Penyebabnya

Itu karena pada tahun ini Banyuwangi dipercaya persatuan balap sepeda dunia, yakni Union Cycliste International (UCI), menjadi tuan rumah balap BMX klasifikasi Hors Class (HC).

Sebagai informasi, klasifikasi HC merupakan kesempatan bagi para pebalap BMX untuk mendapatkan poin guna lolos ke ajang Olimpiade.

Adapun Kkasifikasi HC hanya digelar enam kali per tahun di setiap benua. Maka tak heran, pada gelaran tahun ini Banyuwangi diserbu ratusan pebalap dari 19 negara untuk berpartisipasi.

19 negara yang dimaksud di antaranya Brazil, Inggris, Denmark, Italia, Ekuador, Selandia Baru, Australia, Tiongkok, Latvia, Jepang, Jerman, Ceko, Hongkong, Kanada, dan Chile.

Sesuai keterangan rilis yang Kompas.com terima Sabtu (26/10/2019), tercatat 253 pebalap profesional, baik pria maupun wanita, saling sikut demi meraih prestasi di Banyuwangi.

Mereka bukan pebalap biasa, bahkan di antaranya kelas dunia berkompetisi di Banyuwangi.

Sebut saja Renato Rezende (Brazil) peraih Medali Emas South American Games 2014 dan Jimmi Therkelsen (Denmark) peraih juara BMX Race Ljubljana 2019.

Sementara itu, untuk kategori Elite Women, terdapat Caroline Buchanan (Australia) peraih lima kali menjadi juara dunia BMX dan MTB.

Lalu ada juga Sarah Walker (Selandia Baru) peraih Medali Perak Olympic Games 2012 dan Amanda Carr (Thailand) peraih gelar juara Asian Games.

Khusus Indonesia, harapan masyarakat digantungkan kepada dua atlet berbakat tanah air yakni Tony Syafrudin dan I Gusti Bagus Saputra.

Sejak 2016

Perlu diketahui, kompetisi internasional BMX rutin digelar di Banyuwangi sejak 2016.

Tahun ini, Banyuwangi International BMX 2019 melombakan 27 kelas, antara lain challenge boys, challenge girls, challenge men, junior men and women, elite men and women, serta master (usia di atas 30 tahun).

Ketua PB Ikatan Sepeda Sport Indonesia (ISSI), Raja Sapta Oktohari, mengatakan Banyuwangi terpilih sebagai tuan rumah klasifikasi HC karena memiliki sirkuit berstandar dunia.

"Mereka (pebalap) hadir demi lolos ke Olimpiade 2020 di Tokyo, Jepang. Banyuwangi ada dua kategori sekaligus, C1 dan HC. Untuk kategori HC, poin maksimal yang diperoleh pembalap adalah 90. Sementara untuk C1, poin maksimal adalah 60," ucap Raja.

Sementara itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengapresiasi bantuan PB ISSI yang selama ini telah mendorong Banyuwangi memiliki sirkuit kelas internasional.

Komitmen Banyuwangi menghadirkan BMX, imbuh dia, merupakan bagian dari mengembangkan sport tourism.

"Tidak hanya BMX, di sepeda kami juga menggelar International Tour de Banyuwangi Ijen. Kita juga mengembangkan wisata olahraga yang lain seperti surfing, trail run, dan lainnya," kata Anas.

Dengan pengembangan sport tourism, ia berharap Kabupaten Banyuwangi dapat meningkatkan pasar wisata minat khusus atau special interest tourism.

https://regional.kompas.com/read/2019/10/26/21332171/banyuwangi-international-bmx-2019-menyita-perhatian-dunia-ini-penyebabnya

Bagikan artikel ini melalui
Oke