Salin Artikel

"Saya dan Anak Batuk, Muntah-muntah karena Asap"

Fitri mengeluhkan batuk, sesak napas dan demam.

"Saya dan anak-anak pada batuk, demam, muntah-muntah, pusing-pusing karena asap," ujar Fitri saat ditemui di posko kesehatan di Kantor DPW Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Riau di Pekanbaru, Senin (16/9/2019) malam.

Dia mengatakan, anaknya yang paling besar berusia sekitar 10 tahun, sudah beberapa hari sakit akibat terpapar asap.

UPDATE: Kompas.com menggalang dana untuk para korban kebakaran hutan dan lahan di Indonesia. Sumbangkan sedikit rezeki Anda untuk membantu mereka yang membutuhkan, terutama untuk pembelian masker dan kebutuhan lain yang diperlukan. Klik di sini untuk donasi via Kitabisa.com.

Penyakit yang diderita yaitu demam, batuk, dan lemas. Sedankan anaka nomor dua sudah dua hari demam dan sesak napas, serta mimisan.

Saat ini kesehatan semua anaknya sudah diperiksa dan sudah diberi obat.

Dia mengaku akan mengungsi setelah mendapat pengobatan medis di posko kesehatan.

"Kami mungkin langsung ngungsi, karena kasihan kan anak-anak masih pada sakit semua," ujar Fitri.

Fitri mengatakan, sejak sepekan terakhir kabut asap pekat menyelimuti di sekitar tempat tinggalnya. 

melihat kondisi itu, Fitri melarang anaknya keluar rumah. 

Dia juga menyuruh semua anaknya untuk menggunakan masker, agar dampat asap tidak semakin buruk terhadap kesehatan anak-anak.

"Anak-anak saya pakaikan masker. Kalau enggak pakai masker bisa makin para sakitnya," ujarnya.

Dokter Dewi Wijaya mengatakan, seluruh pasien yang ia tangani di posko kesehatan, sebagian besar terdampak kabut asap.


Untuk pencegahan, dokter spesialis paru ini menyarankan agar masyarakat mengurangi aktivitas di luar rumah.

Kemudian menggunakan masker, perbanyak minum air putih, makan sayur dan vitamin.

"Saya masuk sejak sore sampai malam, ada sekitar 16 pasien yang masuk didominasi anak-anak. Sebagian besar memang terdampak asap, yakni ISPA. Ada yang sesak napas, batuk, demam," kata Dewi.

"Sebisa mungkin hindari kontak langsung dengan asap, yakni dengan cara kurangi keluar rumah," ujar Dewi.

Hingga kini kabut asap pekat masih menyelimuti wilayah Kota Pekanbaru, Riau. Kabut asap yang semakin pekat, menyebabkan udara tidak sehat hingga berbahaya. 

Dampak kabut asap karhutla sudah banyak dirasakan warga. Bahkan, jumlah pengungsi semakin bertambah.

 

https://regional.kompas.com/read/2019/09/17/11422591/saya-dan-anak-batuk-muntah-muntah-karena-asap

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke