Salin Artikel

BMKG: Riau Itu Bagaikan Cerobong yang Menggerakkan Asap ke Negara Tetangga

Hal itu berdasarkan prediksi dari BMKG dimana hasil prediksi cuaca melalui satelit, arah angin bergerak dari selatan ke utara yang berlangsung dari Juli hingga Agustus 2019. 

"Kemungkinan asap yang berada di kita (Riau) akan bergerak ke negara tetangga kita. Mungkin bisa ke Malaysia ataupun Singapura," sebut Marzuki, saat rapat evaluasi penanggulangan darurat bencana karhutla, di Posko Komando Utama di Lanud Roesmin Nurjadin (Rsn) Pekanbaru, Senin (29/7/2019).

Marzuki mengatakan, meskipun ada kabut asap di sebelah selatan seperti Sumatera Selatan, Lampung dan Jambi, asap akan memasuki wilayah Riau sebelum menyeberang ke negara tetangga.

"Kabut asap ini nantinya akan membelok ke arah timut laut. Jadi wilayah kita (Riau) itu bagaikan cerobong asap yang menggerakkan asap ke negara tetangga kita," kata Marzuki.

Dia menyampaikan, saat ini baru Kalimantan saja yang terpapar. Sedangkan wilayah Riau belum terpapar kabut asap.

Marzuki menjelaskan, puncak kemarau di Riau diprediksi Juli hingga Agustus. Untuk itu perlu diwaspadai kekeringan.

Apalagi, tingkat kekeringan diprediksi lebih kering dibandingkan dengan tahun 2018.

"Sampai bulan Oktober, curah hujan masih sangat rendah di Indonesia. Khusus Riau, September dan Oktober diperkirakan masa peralihan musim kemarau ke hujan. 10 hari terakhir, curah hujan di Riau menurun," kata Marzuki.

Pemadaman karhutla dioptimalkan

Wadansatgas Karhutla Riau Edwar Sanger mengatakan, pihaknya akan optimal memadamkan kebakaran lahan di Riau. 

Dia mengatakan, saat ini kebakaran lahan terdapat di Kabupaten Siak dan Kabupaten Pelalawan.

Di Siak titik api ada di Kecamatan Dayun dan Kecamatan Koto Gasib. Namun, sudah jauh berkurang setelah pemadaman dari darat dan udara dilakukan. Titik api berkurang juga dibantu hujan yang turun.

Luas lahan yang terbakar di Kecamatan Dayun dan Koto Gasib lebih kurang 30 hektare.
Sementara untuk di Pelalawan, kebakaran lahan masih cukup parah. Luas lahan yang terbakar sekitar 100 hektare lebih. Kabut asap masih tebal di lokasi.

"Pemadaman dilakukan tim darat dan dua helikopter water bombing juga dikerahkan ke sana (Langgam). Semoga secepatnya dapat kita atasi," kata Edwar.

Menurut Edwar, kebakaran hutan dan lahan ini disebabkan oleh ulah manusia. Untuk itu, dia meminta masyarakat agar tidak membuka lahan dengan cara dibakar.

https://regional.kompas.com/read/2019/07/29/15074161/bmkg-riau-itu-bagaikan-cerobong-yang-menggerakkan-asap-ke-negara-tetangga

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke