Salin Artikel

Ingat, Ibu Kota Kepri Tanjungpinang, Bukan Batam

Bait-bait Gurindam Dua Belas diabadikan di sepanjang dinding bangunan makam Raja Ali Haji di Pulau Penyengat, Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau.

Raja Ali Haji adalah tokoh penting di dunia Melayu yang melahirkan banyak karya sastra yang menjadi rujukan dalam tradisi penulisan klasik maupun modern.

Raja Ali Haji juga dijuluki sebagai Bapak Bahasa Indonesia.

Selain itu, Raja Ali Haji juga membuat sebuah pedoman yang menjadi standar bahasa Melayu yang merupakan cikal bakal Bahasa Indonesia.

Berkat jasanya, Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono memberikan gelar Pahlawan Nasional kepadanya pada 10 November 2004.

Selain dimakamkan di Pulau Penyengat, Raja Ali Haji juga lahir dan besar di pulau yang menjadi pusat pemerintahan Kesultanan Johor Riau abad ke-18.

Pulau Penyengat masuk wilayah Kota Tanjungpinang yang menjadi ibu kota Provinsi Kepulauan Riau.

Untuk menyeberang membutuhkan waktu sekitar 10 menit menggunakan kapal pompong dan berjarak 2 kilometer dari pelabuhan di Tanjung Pinang.

Selama ini Kota Batam lebih dikenal dibandingkan Kota Tanjung Pinang. Batam lebih dikenal karena menjadi salah satu kota industri dan kota terbesar di Provinsi Kepri.

Padahal sebelum menjadi Ibu kota Provinsi Kepri, Kota Tanjungpinang juga pernah menjadi pusat pemerintahan sementara Provinsi Riau sebelum pindah ke Pekanbaru,

Kepulauan Riau merupakan provinsi baru hasil pemekaran dari Provinsi Riau.

Provinsi Kepri terbentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 25 tahun 2002 yang mencakup Kota Tanjungpinang, Kota Batam, Kabupaten Bintan, Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna, Kabupaten Kepulauan Anambas, dan Kabupaten Lingga.

Bertepatan dengan peresmian tersebut, Menteri Dalam Negeri Hari Sabarno atas nama Presiden Megawati melantik Pejabat Gubernur Kepri Ismeth Abdullah yang bertugas sampai terpilihnya gubernur definitif. Dengan pelantikan tersebut Ismeth merangkap jabatan sebagai Ketua Otorita Batam.

Tanjungpinang dipilih sebagai ibu kota Provinsi Kepulauan Riau karena memiliki nilai historis yang kuat yaitu sebagai pusat pemerintahan Kesultanan Riau Lingga yang terpusat di Pulau penyengat.

Selain itu, Tanjungpinang pernah menjadi ibukota Provinsi Riau (meliputi Riau daratan dan kepulauan) sebelum kemudian dipindahkan secara resmi ke Kota Pekanbaru antara tahun 1958-1960.

Kota Tanjungpinang memiliki pelabuhan besar yang bernama Sri Bintang Pura yang terhubung dengan pulau-pulau lainnya seperti Pulau Batam, Kepulauan Karimun, Anambas, Natuna, serta beberapa kota lainnya yang ada di Riau.

Di pelabuhan tersebut tersedia kapal-kapal jenis feri dan speedboat.

Selain itu Pelabuhan Sri Bintan Pura juga menjadi akses internasional ke Malaysia dan Singapura.

Selain makan Raja Ali Haji, di Pulau Penyengat juga terdapat situs-situs sejarah seperti Masjid Raya Sultan Riau, Kompleks Pemakaman Keluarga Kesultanan Johor-Riau, kompleks Istana Kantor, Balai Adat, dan benteng di Bukit Kursi serta Monumen perjuangan pahlawan nasional Raja Haji Fisabilillah di Pantai Tepi Laut Tanjung Pinang.

Kota Tanjungpinang menajadi perbincangan setelah Gubernur Kepri Nurdin Basirunterjaring OTT oleh KPK pada Rabu (10/6/2019) malam.

https://regional.kompas.com/read/2019/07/11/12464291/ingat-ibu-kota-kepri-tanjungpinang-bukan-batam

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke