Salin Artikel

Diduga Struktur Candi, Susunan Batu Memanjang Ditemukan di Kolam Ikan di Sleman

Batu-batu berbentuk persegi panjang ini berserakan di area kolam ikan milik warga.

Tukiran (58), warga Dusun Duwet, Desa Wukirsari, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman menceritakan, awalnya ia menggali tanah untuk membuat kolam ikan. Saat menggali itu dirinya menemukan beberapa batu berbentuk persegi panjang.

"Awalnya sekitar tahun 2011 lalu, menggali menemukan beberapa batu, terus diangkat ke atas. Tapi ya pikiran saya hanya batu biasa, terus hanya digeletakkan saja," ujar Tukiran warga Dusun Duwet, Desa Wukirsari, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman saat ditemui Kompas.com, Rabu (3/4/2019).

Tukiran menyampaikan, beberapa waktu lalu petugas dari BPCB DIY sempat datang ke lokasi untuk mengecek. Petugas BPCB Yogyakarta datang setelah mendapatkan informasi dari personil Babinsa.

"Pertama datang ke dusun sebelah yang ada Jaladwara itu, terus mengecek ke sini. Ya dilihat, difoto-foto batunya itu sama petugas," ungkapnya.

Menurut Tukiran, dua hari lalu dirinya kembali menggali tanah untuk memperdalam kolam ikanya. Saat menggali itu, ia kembali menemukan beberapa batu.

Mendapati batu serupa, Tukiran lantas memutuskan untuk menguras air dalam kolam. Alhasil terlihat adanya susunan batu yang memanjang.

"Dulu, ada warga yang menemukan seperti arca, bentuknya orang bersila. Ya hanya diletakkan di pekarangan, tapi terus hilang," urainya.

Tukiran menuturkan, lokasi yang sekarang menjadi kolam ikan, dahulu adalah area persawahan. Namun, dirinya tidak pernah mendengar cerita tentang adanya candi di lokasi tersebut.

Lokasi batu-batu ini memang tidak jauh dari ditemukannya benda purbakala berupa dua jaladwara di Dusun Salam.

Dua Jaladwara saat ini telah diamankan oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) DIY di penampungan benda cagar budaya, Turi, Sleman.

Batu-batu berbentuk persegi panjang di Dusun Duwet terlihat hanya dibiarkan saja tergeletak di area kolam ikan.

Beberapa batu ada yang berada di tengah kolam dan terendam air. Bahkan ada batu yang kondisinya sudah tidak utuh.

Kepala Unit Penyelamatan, Pengembangan, dan Pemanfaatan BPCB DIY, Muhammad Taufik mengungkapkan jika pihaknya sudah ke lokasi untuk melakukan pengecekan. Dari pengecekan didapati ada sekitar tujuh hingga delapan batu.

"Itu sebenarnya objek lama, tahun 1980 sudah dilakukan pendokumentasian. Nah terus terbuka kembali karena ada warga membuat kolam," urainya.

Taufik menyampaikan, batu-batu tersebut memang kuat dugaan berasal dari struktur candi. Selain batu, pernah diketemukan juga yoni, lingga, dan arca-arca yang menguatkan dugaan adanya candi di wilayah tersebut.

Benda-benda purbakala itu juga sudah diamankan oleh BPCB Yogyakarta.

"Yoni, lingga dan arca-arca itu kan menunjukan bagian dari sebuah candi. Mungkin juga jaladwara (yang ditemukan di Dusun Salam) diambil dari situ," tandasnya.

Namun demikian, Taufik menduga candi ada di wilayah tersebut, kemungkinan ukurannya tidaklah besar. Hal ini dilihat dari ukuran batu yang ditemukan di area kolam warga.

"Batu yang ditemukan itu kan ukurannya kecil, sekitar 20 cm -25 cm. Paling ya sebesar Candi Kalasan, Candi Kedulan, atau Candi Sambisari, tidak sebesar Prambanan," ungkapnya.

Pihaknya pun belum memutuskan melakukan penggalian di lokasi penemuan. Namun ia mengaku telah mendokumentasikan batu yang ditemukan. Selain itu juga mencatat titik koordinat lokasinya.

"Dulu sama teman-teman (petugas BPCB Yogyakarta) memang tidak usah dibuka, pelestarian kan tidak harus digali. Tapi karena sudah terbuka, besok kami akan ke sana lagi," katanya.

Seperti diberitakan sebelumnya, dua buah jaladwara yang berasal dari antara abad 7 - abad 8 diamankan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) DIY .

Dua jaladwara ini awalnya hanya digeletakkan di pekarangan warga RT 02 /RW 33, Dusun Salam, Desa Wukirsari, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman. 

https://regional.kompas.com/read/2019/04/03/21420351/diduga-struktur-candi-susunan-batu-memanjang-ditemukan-di-kolam-ikan-di

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke