33 Jenazah Korban Banjir Bandang di Jayapura Diidentifikasi, Berikut Nama-namanya

Dari 87 jenazah tersebut, 33 di antaranya sudah diketahui identitasnya oleh tim DVI dan Rumah Sakit Bhayangkara Polda Papua. Sebanyak 31 jenazah yang telah diidentifikasi di antaranya sudah diserahkan kepada pihak keluarga.

Hal itu disampaikan Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Ahmad Mustofa Kamal, Selasa.

Adapun nama-namanya 31 jenazag itu antara lain Tiara, Nur Asifah, Jean Felle, Edi Giori Gilbert Fernadus, Gunawan Weya, William Steven Erary, Wilem Tapilatu, Elsita F. Setiarini, Elisa Benyamin Fernandus, Yunanik, Aglan Monim, Loowik Tukayp, Kaidina Wanimbo, Martina Maria Monim, Bayi Ny. Mira Wenda, Evelin Elin Korwa dan Kristian Erary.

Kemudian Viktoria Erary, Denselina, Nortee Monim, Ikel Wenda, Poniman Tabuni, Mince Payokwa, Witen Li alias Withen Efendi, Santi Van Gobel, Supardi Hasan, DewiyanaLidiawati Yom, Titus Malo, Willem Suebu, Sariana, dan Septian Bida Kedeng.

Lalu dua orang yang belum diserahkan ke pihak keluarga, yakni Enagap Kogoya serta Ubena Murib.

“Dari 69 kantong jenazah yang di evakuasi ke RS Bhayangkara, sudah ada 33 jenazah teridentifikasi, dan sisanya masih dalam proses identifikasi oleh tim medis,” kata Kamal, Selasa sore.

Kamal menambahkan, jumlah korban yang belum ditemukan sebanyak 206 orang, terdiri dari 75 orang dilaporkan di Pos Induk Sentani dan 131 orang di Bid Dokkes Polda Papua.

“Yang dilaporkan masyarakat keluarganya yang hilang terdiri dari Kampung Milinik 34 orang, BTN Gajah Mada 20 orang, Komplek Perumahan Inauli 7 orang, Kamp. Bambar 4 orang, BTN Bintang Timur 2 orang, Sosial 4 orang, Komba 1 orang, Taruna Sosial 3 orang dan 131 laporan di Bid Dokkes Polda Papua,” ungkap Kamal.

Kamal menegaskan, tim saat ini selain mencari korban jiwa juga melakukan pembersihan di beberapa titik yang terdampak banjir bandang, yakni Jalan Sosial, Kemiri dan Doyo Baru.

“Perumahan yang terendam banjir, yaitu Perumahan Doyo Baru dan sekitarnya, kompleks 751, Balaitrans dan Kompleks Auri dan Distrik Ravenirara,” ujarnya.